Pendahuluan Kram Otot Kaki
Kram otot kaki merupakan kontraksi otot terus menerus, tidak disengaja, menyakitkan, dan terlokalisasi pada salah satu atau seluruh kelompok serat otot kaki. Secara umum kram otot kaki berlangsung sekitar beberapa detik hingga beberapa menit. Otot kaki yang paling sering terkena adalah otot gastrocnemius atau otot betis.[1]
Penyebab utama kram otot kaki tidak begitu jelas. Tetapi terdapat beberapa faktor risiko yang mencetuskan terjadinya kram otot kaki seperti kehamilan, olahraga, ketidak seimbangan elektrolit, gangguan saraf perifer dan pembuluh darah, dialisis ginjal, dan konsumsi obat-obat tertentu.[2–4]
Kram otot kaki sering terjadi pada usia yang lebih dewasa dan insidennya meningkat seiring bertambahnya usia. Pada usia muda, pasien yang datang dengan keluhan kram otot kaki biasanya berhubungan dengan pasca olahraga dan kehamilan, sedangkan pada usia yang lebih tua kram otot kaki sering berhubungan dengan komplikasi penyakit-penyakit seperti gangguan ginjal dengan dialisis, penyakit motor neuron, ketidak seimbangan elektrolit, dan beberapa masalah saraf lainnya.[2]
Gejala kram otot kaki sangat mudah dikenali, gejala yang dirasakan oleh pasien dengan kram otot kaki adalah nyeri tajam yang dirasakan secara tiba-tiba di area otot kaki, dan merasakan kontraksi seperti adanya gumpalan yang bergerak-gerak di bawah area kulit.
Pada pemeriksaan inspeksi kadang terlihat nyata kontraksi otot pada kram seperti gumpalan otot yang bergerak di bawah kulit. Palpasi merupakan teknik yang paling penting untuk mengevaluasi kram otot kaki. Pada pemeriksaan palpasi pada area yang kram akan terasa ketegangan otot yang sangat kuat, dan kadang pada beberapa kasus bisa merasakan kontraksi atau gerakan otot yang sangat nyata.[3]
Tatalaksana konservatif kram otot kaki yang paling mudah untuk dilakukan adalah meregangkan otot atau melakukan pijatan pada otot terkait. Jika munculnya kram berkaitan dengan patologi penyakit tertentu, pendekatan farmakologis disesuaikan dengan keadaan patologis yang ada seperti penggunaan gabapentin untuk kram otot pada penderita amyotrophic lateral sclerosis (ALS).[5]
Kram otot kaki termasuk penyakit yang tidak berbahaya. Pada individu yang sehat tanpa penyakit penyerta biasanya prognosis kram otot kaki akan lebih baik. Usaha preventif supaya tidak terjadi kram otot kaki merupakan hal yang paling penting dan sangat mungkin untuk dilakukan, seperti menjaga hidrasi tubuh dan selalu melakukan peregangan otot kaki secara teratur.[5]