Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Kram Otot Kaki general_alomedika 2025-04-09T08:49:42+07:00 2025-04-09T08:49:42+07:00
Kram Otot Kaki
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Kram Otot Kaki

Oleh :
dr.Putra Rizki Sp.KO
Share To Social Media:

Etiologi kram otot kaki bisa diakibatkan penyakit-penyakit tertentu seperti pada penyakit saraf dan penyakit metabolisme. Kram juga bisa berhubungan dengan aktivitas fisik dan efek samping obat. Beberapa kejadian kram kadang juga tidak bisa dijelaskan penyebabnya.

Kram Tanpa Penyebab yang Jelas

Kram otot kaki terutama gastrocnemius pada malam hari yang sering terjadi pada usia tua sangat mengganggu karena sering membuat terbangun dimalam hari, dan penyebabnya belum diketahui. Kemungkinan diakibatkan efek sekunder dari hilangnya neuron motorik ringan yang mempersarafi otot-otot tersebut yang terjadi secara lambat dan progresif.

Walaupun penyebabnya belum diketahui, faktor risiko kram di malam hari ini sering dikaitkan dengan kelainan struktural kaki seperti flat feet, berdiri di waktu yang lama, serta salah posisi saat tidur.[3,19]

Kram pada Kelainan Lower Motor Neuron (LMN)

Berbagai penyakit dengan kelainan lower motor neuron (LMN) yang menyebabkan kejadian kram antara lain amyotrophic lateral sclerosis (ALS), pasca poliomielitis, neuropati motorik multifokal, cedera saraf perifer, kompresi akar saraf, dan polineuropati.

Baru-baru ini, studi neuromuscular junction (NMJ) pada hewan maupun manusia dengan ALS menunjukkan perubahan mencolok pada NMJ terutama pada saraf motorik distal. Hal ini menjadi faktor kenapa kram lebih sering muncul pada saraf terminal.[7]

Kram pada Masalah Metabolisme

Kehamilan trimester ketiga dikaitkan dengan kram kaki hingga 30%. Perbedaan antara wanita hamil dengan dan tanpa kram belum dikenali, penyebabnya tidak diketahui, tetapi mungkin sebagai efek sekunder dari perubahan metabolik yang terkait dengan kehamilan.

Namun, kram pada trimester ketiga kehamilan juga bisa karena efek sekunder distorsi NMJ karena produk sampingan dari retensi cairan dan kelemahan sendi yang menyertai tahap akhir kehamilan.[8]

Gangguan endokrin seperti pada penyakit tiroid dan hipoadrenalisme mungkin berhubungan dengan kram. Di antara pasien hipotiroid, 20% – 50% mengeluh nyeri otot atau kram.

Ada tiga fenomena gejala “kram” pada pasien hipotiroid; pertama adalah perlambatan relaksasi otot dan melambatnya refleks; kedua adalah adanya myoedema, yang merupakan kontraksi otot lokal yang disebabkan oleh iritasi mekanis atau distorsi otot; ketiga adalah kram nyata berupa kontraksi otot involunter tiba-tiba yang menyakitkan.[8]

Pada penderita diabetes, timbulnya kram berhubungan dengan adanya neuropati dan hipereksitabilitas saraf perifer. Diabetes tipe 1 memiliki persentase kram yang lebih rendah (sekitar 60%) dibandingkan dengan diabetes tipe 2 (sekitar 80%).

Pada diabetes tipe 2, nefropati merupakan faktor lain yang menyebabkan kram. Kemungkinan penyebab kram lainnya pada penderita diabetes terkait dengan perubahan vaskularisasi perifer yang menimbulkan iskemia dan kram.

Kram Akibat Aktivitas Fisik

Kram sering dikaitkan dengan olahraga, terutama pada individu yang memulai program olahraga baru. Kadang kram dapat terjadi saat latihan, tetapi lebih sering terjadi saat istirahat setelah latihan.

Kram juga sering terjadi pada olahraga dengan intensitas tinggi, kejadian kram ini mungkin efek sekunder dari dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau akumulasi metabolit di otot.[2,4]

Kram Akibat Efek Obat

Banyak obat yang menyebabkan miopati, seperti statin (penghambat HMG-CoA yang menurunkan kadar kolesterol), beta agonis adrenergik seperti albuterol dan terbutaline, dan clofibrate, yang sering menyebabkan nyeri otot.

Obat golongan diuretik seperti furosemid dan thiazide juga berhubungan dengan kram, mungkin sebagai akibat dari efek penurunan volume cairan tubuh dan ketidakseimbangan elektrolit.[8]

Faktor Risiko

Risiko yang dapat meningkatkan kejadian kram otot kaki:

  • Kurangnya fleksibilitas dan kekuatan otot
  • Kurang pemanasan dan pendinginan saat berolahraga
  • Pengobatan hormon
  • Bertambahnya usia
  • Dehidrasi
  • Riwayat kram otot di lokasi yang sama[3]

Referensi

2. Maughan RJ, Shirreffs SM. Muscle Cramping During Exercise: Causes, Solutions, and Questions Remaining. Sports Med. 2019;49(Suppl 2):115–24.
3. Swash M, Czesnik D, de Carvalho M. Muscular cramp: causes and management. Eur J Neurol. 2019;26(2):214–21.
4. Jahic D, Begic E. Exercise-Associated Muscle Cramp-Doubts About the Cause. Mater Sociomed. 2018;30(1):67–9.
7. Bordoni B, Sugumar K, Varacall M. Muscle Cramps. StatPearls. 2020;
8. Giuriato G, Pedrinolla A, Schena F, Venturelli M. Muscle cramps: A comparison of the two-leading hypothesis. J Electromyogr Kinesiol Off J Int Soc Electrophysiol Kinesiol. 2018;41:89–95.

Patofisiologi Kram Otot Kaki
Epidemiologi Kram Otot Kaki
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 5 jam yang lalu
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 6 jam yang lalu
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 14 menit yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.