Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Kram Otot Kaki general_alomedika 2025-04-09T08:53:09+07:00 2025-04-09T08:53:09+07:00
Kram Otot Kaki
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Kram Otot Kaki

Oleh :
dr.Putra Rizki Sp.KO
Share To Social Media:

Penatalaksanaan kram otot kaki secara konservatif cukup mudah, dengan meregangkan otot terkait dan memberikan pijatan biasanya akan menghentikan kram secara spontan. Tetapi jika kram diakibatkan patologi penyakit tertentu, seperti amyotrophic lateral sclerosis (ALS), mungkin pendekatan farmakologi seperti penggunaan gabapentin juga dibutuhkan.

Terapi Non Farmakologi

Terapi non farmakologi, seperti stretching exercise, splint, pemijatan, aplikasi panas, dan latihan penguatan otot biasanya merupakan lini pertama untuk pengobatan kram otot kaki.

Stretching Exercise

Penanganan kram akut yang paling utama adalah dengan meregangkan otot atau melakukan stretching pada area tersebut, metode ini sangat efektif menghentikan kram.

Bahkan metode stretching atau peregangan otot ini juga menjadi strategi untuk pencegahan kram, karena pada studi eksperimental kram tidak terjadi pada otot yang memanjang walaupun sudah diinduksi untuk kram. Stretching otot gastrocnemius bisa dilakukan dengan meluruskan tungkai dilantai, dan melakukan tarikan dorsofleksi pada kaki ditahan selama 20 detik.[5,18]

Splint

Pada penderita kram otot kaki nokturnal yang ringan, bisa menggunakan splint khusus untuk otot gastrocnemius, dimana penggunaan splint ini dapat merangsang peregangan otot secara pasif.[5]

Pemijatan

Pemijatan pada area kram juga terbukti efektif membantu menghentikan kram. Pemijatan biasanya dilakukan bersamaan dengan peregangan otot gastrocnemius. Pijat dilakukan dari arah distal ke arah proksimal mengikuti serat otot.[4]

Aplikasi Panas

Aplikasi panas juga bisa membantu meredakan kram otot kaki. Aplikasi panas bisa menggunakan kompres air hangat atau penggunaan krim hangat. Aplikasi panas terbukti memberikan efek relaksasi dan memperbaiki aliran darah otot terkait.[4]

Latihan Penguatan Otot

Latihan penguatan otot kaki juga perlu dilakukan. Sebuah studi menunjukkan korelasi antara otot yang lemah dengan kejadian kram. Latihan penguatan otot kaki bisa dilakukan dengan metode kalistenik seperti calf rise, dimana dilakukan 2-3x seminggu dengan pengulangan 8 kali setiap latihan.[4]

 

Terapi Farmakologi

Terapi farmakologi bukanlah pilihan utama untuk pengobatan kram otot kaki, kecuali gabapentin yang digunakan sebagai terapi pendamping pasien pada amyotrophic lateral sclerosis (ALS).

Kuinin

Dahulu penggunaan obat kuinin digunakan untuk tatalaksana kram, tetapi beberapa penelitian menunjukkan efek samping yang ditemukan pada penggunaan kuinin, seperti tinitus, lebih besar dibandingkan manfaatnya menghentikan kram, sehingga penggunaan obat tersebut telah ditinggalkan untuk penyakit ini.[1]

Vitamin dan Suplementasi

Penggunaan suplemen elektrolit seperti natrium, kalsium dan magnesium juga dikembangkan baik pada penelitian maupun klinis. Tidak ada suplemen tunggal yang dapat digunakan sebagai pengobatan kram otot. Suplemen tersebut hanya digunakan untuk koreksi elektrolit yang tidak seimbang, sebagai upaya pencegahan akibat sekunder dari ketidakseimbangan elektrolit.[12]

Pada beberapa penelitian menunjukkan manfaat vitamin untuk mengurangi keluhan dan frekuensi kejadian kram. Vitamin yang dianjurkan antara lain penggunaan vitamin B kompleks dengan kandungan vitamin B 60 mg tiga kali sehari dan vitamin E 800 IU sebelum tidur.[18]

Gabapentin

Gabapentin digunakan sebagai terapi pendamping kram otot pada pasien amyotrophic lateral sclerosis (ALS). Sebuah studi mengenai ALS menunjukkan penggunaan gabapentin sebagai terapi kram sebesar 7%, dan 67% kram otot teratasi dengan terapi tersebut.[7]

Injeksi Botulinum

Injeksi botulinum diduga bermanfaat untuk kram otot kaki. Satu uji klinis menunjukkan bahwa injeksi toksin botulinum ke gastrocnemius medial dan lateral memiliki manfaat yang lebih baik pada pasien stenosis lumbal dan nocturnal leg cramps dibandingkan penggunaan  gabapentin 600 mg.[18]

Referensi

1. Young G. Leg cramps. BMJ Clin Evid. 2015;2015:1113.
4. Jahic D, Begic E. Exercise-Associated Muscle Cramp-Doubts About the Cause. Mater Sociomed. 2018;30(1):67–9.
5. Hawke F, Sadler SG, Katzberg HD, Pourkazemi F, Chuter V, Burns J. Non-drug therapies for the secondary prevention of lower limb muscle cramps. Cochrane database Syst Rev. 2021;5(5):CD008496.
7. Bordoni B, Sugumar K, Varacall M. Muscle Cramps. StatPearls. 2020;
12. Garrison SR, Korownyk CS, Kolber MR, Allan GM, Musini VM, Sekhon RK, et al. Magnesium for skeletal muscle cramps. Cochrane database Syst Rev. 2020;9(9):CD009402.
18. G Ondo, W., 2021. Clinical features and diagnosis of restless legs syndrome and periodic limb movement disorder in adults. Uptodate. 2021.
19. Winkelman J. Nocturnal leg cramps. Uptodate. 2021.

Diagnosis Kram Otot Kaki
Prognosis Kram Otot Kaki
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 5 jam yang lalu
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 6 jam yang lalu
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 7 menit yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.