Patofisiologi Amblyopia
Patofisiologi amblyopia sangat berkaitan dengan perkembangan visus yang melalui beberapa tahap, yaitu perkembangan penglihatan monokular dan binokular. Proses perkembangan jaras penglihatan bisa terganggu baik pada jaras di mata sampai otak, sedangkan proses mekanisme neurofisiologi amblyopia belum sangat jelas.[1,2]
Perkembangan Visus
Perkembangan visus monokuler terjadi pada bayi usia 2−3 bulan yang berkaitan dengan perkembangan nukleus genikulatum lateral dan korteks striata. Bersamaan dengan itu, perkembangan visus binokular terjadi dengan terbentuknya hubungan korteks striata jalur aferen kanan dengan kiri pada sel korteks binokular. Kemudian akan menghasilkan penglihatan stereopsis pada usia 3−6 bulan.[1,2]
Visus binokular adalah penyatuan bayangan di retina dari kedua mata, di mana untuk mencapainya maka mata harus memiliki sumbu dan ketajaman penglihatan yang sesuai agar bayangan jatuh di titik retina dan diinterpretasikan oleh sel-sel binokular korteks yang sama. Perkembangan penglihatan binokular terjadi sampai dengan usia 7‒8 tahun.[1,2]
Secara mikroskopis, sel-sel binokular korteks terdiri dari sel parvo dan sel magna. Sel parvo lebih sensitif terhadap penglihatan warna, kontras, frekuensi tinggi, diskriminasi dua titik, stereopsis, dan proyeksi pada lapang pandang sentra dan fovea. Sedangkan sel magno lebih untuk penglihatan arah, gerakan, kecepatan, perbedaan binokular, dan stereopsis kasar.[1,2]
Mekanisme Neurofisiologi amblyopia
Walaupun mekanisme neurofisiologi terjadi amblyopia belum sangat jelas, tetapi penelitian pada binatang didapatkan gangguan fungsi neuron penglihatan yang luas yang dikaitkan dengan pengalaman penglihatan abnormal sejak dini. Kondisi ini menyebabkan sel korteks visual primer kehilangan kemampuan untuk menerima rangsang satu atau kedua mata. Kondisi kelainan dapat terjadi bila ada kelainan di jalur penglihatan kedua mata sampai dengan jaras ke otak bagian korteks.[1,2,5]
Bila ada kelainan maka rangsangan penglihatan juga akan terganggu sehingga terjadi gangguan pada terbentuknya penglihatan fusi binokuler pada kedua mata. Kondisi ini menyebabkan penderita amblyopia tidak dapat mencapai tajam penglihatan yang normal saat pemeriksaan visus, walaupun telah dilakukan koreksi optimal.[1,2,5]
Berdasarkan patofisiologi yang terjadi, amblyopia bersifat progresif sehingga pada onset yang semakin awal dari gangguan penglihatan dan derajat keparahan yang lebih berat, akan berhubungan dengan perubahan anatomi pada jalur penglihatan yang semakin luas gangguan yang terjadi.[1,2,5]