Etiologi Nefritis Lupus
Etiologi nefritis lupus (lupus nephritis/LN) yang utama adalah keadaan imunopatologis intrarenal akibat terikatnya autoantigen intrarenal dengan antibodi. Etiologi nefritis lupus meliputi, terbentuknya kompleks imun, dan dipengaruhi oleh faktor genetik, seperti mutasi genetik yang membentuk komplemen, serta faktor imunologis, seperti kelainan autoantibodi. Keadaan ini menyebabkan terjadinya inflamasi dan deposit kompleks imun, terutama di ginjal.
Etiologi
Etiologi nefritis lupus (lupus nephritis/LN) disebabkan oleh kompleks imun, faktor genetik, serta faktor autoantibodi yang menyebabkan terjadinya hipersensitivitas tipe 3, yaitu terbentuknya kompleks imun yang menyebabkan glomerulonefritis.
Kompleks Imun
Penyebab utama nefritis lupus adalah terbentuknya kompleks imun yang berlanjut menjadi reaksi hipersensitivitas tipe 3. Kompleks imun dibentuk dari anti-double-stranded DNA (anti-dsDNA) yang mengikat DNA. Kompleks imun ini kemudian dapat terdeposit pada mesangium, subendotel, dan/atau subepitelial dekat membran basal glomerulus ginjal. Deposit imun kompleks pada glomerulus ini berperan utama dalam proses imunopatogenesis pada nefritis lupus.[1,4]
Faktor Genetik
Selain fenomena autoimun, lupus nefritis juga disebabkan oleh faktor genetik yang berperan dalam terjadinya lupus eritematosus sistemik (LES). Beberapa kelainan genetik yang seringkali menjadi faktor predisposisi nefritis lupus, antara lain gen pembentuk PTPN22-Lymphoid-specific protein tyrosine phosphatase, CRP, FCGR3A, FCGR3B, FCGR2A yang membentuk gen FcγRIIa, FCGR2B, STAT4, CTLA4, defisiensi DR2/1501 dan DR3/0301C1q, TNF, serta MBL2.[1,19]
Selain itu, defisiensi dan mutasi gen yang membentuk C1Q, C1R, dan C1S, serta C2 dan C4 juga diperkirakan berperan dalam terjadinya nefritis lupus. Kelainan genetik ini merupakan kelainan yang dapat diturunkan, sehingga seringkali ditemukan pada keluarga inti (10-12%).[1,4]
Faktor Imunologis
Faktor imunologis pada nefritis lupus berperan pada reaksi inflamasi yang diawali dengan apoptosis sel yang sudah rusak, kemudian apoptosis ini membentuk debris dan melepas material pembentuk sel dan nukleus, seperti DNA dan protein.[1,4]
Normalnya, debris hasil apoptosis ini dibersihkan secara otomatis oleh tubuh, namun pasien LES memiliki memiliki gangguan mekanisme klirens debris seluler, sehingga mencetuskan respon imun dan reautoimun. Selain itu, limfosit B pada pasien LES menjadi teraktivasi secara tidak beraturan yang memperparah autoantibodi.[1,4]
Faktor Risiko
Faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko terjadinya nefritis lupus (lupus nephritis/LN) pada pasien LES, antara lain gender wanita; usia reproduktif (15-49 tahun); ras Afrika, Asia, dan Hispanik, penundaan pemberian terapi LES, dan kepatuhan obat yang rendah.[15]
Adanya peran ras pada terjadinya nefritis lupus disebabkan karena pada ras tertentu, lebih banyak ditemukan kelainan genetik yang telah disebutkan sebelumnya pada bagian etiologi. Contohnya, kelainan gen FCGR2A yang membentuk gen FcγRIIa banyak ditemukan pada ras Afrika.[1,19]