Edukasi dan Promosi Kesehatan Nefritis Lupus
Edukasi dan konseling pada pasien dengan nefritis lupus (lupus nephritis/LN) dilakukan dengan menginformasikan bahwa penyakit nefritis lupus merupakan penyakit autoimun. Penyakit ini memerlukan pengobatan jangka panjang, diet dan aktivitas fisik, pemakaian tabir surya serta alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan juga perlu diinformasikan karena berpengaruh pada remisi gejala dan progresifitas nefritis lupus.[21]
Promosi kesehatan nefritis lupus perlu dilakukan di masyarakat umum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan tenaga medis, bahwa lupus eritematosus sistemik (LES) sering menjadi nefritis lupus, dengan risiko 25% mengalami penyakit ginjal tahap akhir setelah 10 tahun, sehingga deteksi dini dan penatalaksanaan yang tepat sangat diperlukan.[25]
Edukasi
Pasien dengan LN perlu diedukasi untuk selalu kontrol ke fasilitas kesehatan untuk pemantauan rutin, umumnya sebulan sekali pada pasien dengan LN aktif. Pada pasien LN yang sudah remisi dapat kontrol selama 3-6 bulan sekali sesuai dengan hasil pemeriksaan. Ketaatan terhadap pengobatan harus ditekankan kepada pasien, karena hal ini merupakan faktor risiko terpenting terjadinya relaps dan prognosis yang buruk.[1,13]
Beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan saat kontrol adalah tekanan darah, urinalisis, rasio protein/kreatinin, serum kreatinin, kadar komplemen C3/C4, dan anti-dsDNA.[1,13]
Pasien yang membutuhkan terapi penggantian ginjal, seperti hemodialisis dan transplantasi ginjal, pasien dan keluarga perlu diberikan dukungan dan edukasi prosedur, serta efek samping terapi. Prognosis pasien juga perlu dijelaskan berdasarkan hasil histopatologi dan klinis.[1,13]
Pasien LES yang belum mengalami nefritis lupus perlu diedukasi untuk komplikasi nefritis lupus dan cara skrining penyakit. Selain itu, pasien juga harus diedukasi mengenai diet rendah garam dan rendah protein, pemakaian tabir surya untuk melindungi diri dari sinar ultraviolet, dan pemakaian alat kontrasepsi pada wanita, karena nefritis lupus dapat memperparah manifestasi klinis pada ginjal. Selain itu, pengobatan yang diberikan kebanyakan bersifat teratogenik.[1,13,21]
Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan mengenai tanda dan gejala nefritis lupus dan LES, seperti ruam malar, ruam diskoid, fotosensitivitas, ulkus mulut, artritis, serositis, dan gangguan renal seperti edema perifer dan periorbital, perlu diberikan pada masyarakat umum untuk tatalaksana dini dan pencegahan progresi penyakit.[21]
Cara skrining LES dan nefritis lupus, dilakukan dengan pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan Anti Nuclear Antibody (ANA) dan Anti ds-DNA, urinalisis, dan serum kreatinin rutin, sesuai indikasi dari gejala klinis yang muncul dapat diberikan pada masyarakat, terutama wanita muda dengan riwayat keluarga lupus. Pemberian informasi pada masyarakat dapat diberikan melalui berbagai media informasi, seperti penyuluhan, poster, maupun brosur.[1]
Merencanakan Kehamilan
Kehamilan pada pasien dengan riwayat LN atau LN aktif saat kehamilan berhubungan dengan komplikasi maternal dan fetal. Untuk mengoptimalisasi outcome fetal dan maternal, maka wanita dengan LN aktif harus didorong untuk menunda kehamilan sampai penyakit menjadi inaktif selama minimal 6 bulan.[35,36]