Prognosis Nefritis Lupus
Prognosis nefritis lupus (lupus nephritis/LN) bergantung pada kelas histopatologi pasien menurut International Society of Nephrology/ Renal Pathology Society (ISN/RPS) 2018. Komplikasi umumnya akan timbul pada pasien dengan gambaran histopatologi yang buruk, seperti kelas IV sampai VI dan apabila penatalaksanaannya tidak dilakukan dengan cepat dan baik.
Komplikasi
Nefritis lupus (lupus nephritis/LN) dapat menyebabkan komplikasi, seperti hipertensi, gagal ginjal kronik, maupun limfoma sel B.
Hipertensi
Hipertensi merupakan salah satu komplikasi yang sering ditemukan pada pasien nefritis lupus, terutama saat sedang aktif. Mekanisme terjadinya hipertensi pada nefritis lupus atau lupus eritematosus sistemik (LES) berhubungan dengan sistem renin-angiotensin, endotelin, stress oksidatif, seks steroid, perubahan metabolik, inflamasi kronik, dan sitokin.[1,4]
Gagal ginjal kronik
Sekitar 10-30% pasien nefritis lupus mengalami gagal ginjal kronik. Pada nefritis lupus jenis proliferatif difus umumnya menyebabkan terbentuknya jaringan parut atau fibrosis pada ginjal. Lesi ini bersifat permanen dan fungsi ginjal akan terus menurun apabila jaringan parut terus terbentuk, yang kemudian dapat berlanjut menjadi gagal ginjal kronik sampai akhirnya penyakit ginjal tahap akhir (PTGA).[1,4]
Limfoma sel B
Nefritis lupus meningkatkan risiko terjadinya limfoma sel B. Hal ini disebabkan karena adanya disfungsi limfosit B, yang merupakan komponen imunitas adaptif, berperan dalam proses patogenesis dan patofisiologi lupus eritematosus sistemik (LES) dan nefritis lupus.[14]
Prognosis
Prognosis nefritis lupus (lupus nephritis/LN) umumnya bergantung pada kelas histopatologi; kecepatan deteksi nefritis lupus, dimana semakin cepat deteksi dan penatalaksanaan dilakukan pada pasien nefritis lupus, maka prognosis akan semakin baik.[1,4,18]
Nefritis lupus kelas I dan II umumnya memiliki prognosis jangka panjang yang lebih baik. Apabila progresi penyakit memburuk maka prognosis juga akan ikut memburuk. Nefritis lupus kelas III memiliki prognosis yang buruk. Namun, prognosis terburuk merupakan pada nefritis lupus kelas IV.[1,4,18]
Faktor Risiko pada Progresi Penyakit
Meskipun dengan terapi yang agresif, beberapa pasien dengan LN fokal atau difus (kelas III-IV) akan tetap mengalami penurunan fungsi ginjal yang progresif dan berakhir pada penyakit ginjal tahap akhir (PTGA). Faktor risiko yang berperan dalam progresi penyakit ini antara lain, kreatinin serum yang meningkat, hipertensi, proteinuria masif, anemia dengan hematokrit di bawah 26% dan ketidakpatuhan pasien terhadap pengobatan.[28,32,33]
Remisi
Pemberian terapi pada penatalaksanaan lupus nefritis dilakukan agar pasien mencapai remisi gejala. Definisi remisi adalah:
- Tidak didapatkannya tanda aktif nefritis lupus pada pemeriksaan urinalisis, yaitu hematuria < 10/lpb, tidak ada sedimen dan proteinuria berkurang atau < 1 g/ 24 jam
- Pada pemeriksaan kreatinin serum, tidak didapatkan peningkatan kreatinin serum yang lebih dari 2x kreatinin sebelumnya
- Pemeriksaan komplemen serum (C3 dan C4) dan anti dsDNA menunjukkan hasil normal
- Aktivitas ekstra renal lupus minimal[21]