Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Nefritis Lupus general_alomedika 2024-06-11T15:17:42+07:00 2024-06-11T15:17:42+07:00
Nefritis Lupus
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Nefritis Lupus

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Nefritis lupus (lupus nephritis/LN) sering ditemukan pada pasien lupus eritematosus sistemik (LES), sehingga screening untuk nefritis lupus dianjurkan minimal 6 bulan pertama dari ditegakkannya diagnosis LES, karena manifestasi klinis yang sangat beragam, dari asimtomatis sampai terjadi gagal ginjal akut. Gold standard diagnosis nefritis lupus adalah berdasarkan pemeriksaan histologi dari biopsi ginjal.[1,2,20]

Anamnesis

Spektrum gejala klinis nefritis lupus umumnya sangat beragam dari asimptomatik sampai memiliki gejala aktif, seperti keluhan urin berbusa dan edema. Keluhan ini biasanya didahului oleh keluhan sistemik LES, seperti lemas, demam, ruam diskoid atau malar, fotosensitivitas, ulkus mulut, dan artritis.

Asimptomatik

Pasien dengan nefritis lupus seringkali datang tanpa keluhan (asimtomatik), seperti pada pada lupus nefritis mesangial atau membranosa. Diagnosis pasien nefritis lupus pada pasien asimptomatik umumnya diketahui dari kelainan pada pemeriksaan laboratorium, seperti urinalisis yang akan dibahas pada bagian pemeriksaan penunjang.[1,4]

Nefritis Lupus Aktif

Pasien dengan nefritis lupus aktif umumnya memiliki gejala seperti edema periorbita dan edema perifer (pada ekstremitas) yang disebabkan oleh hipertensi, proteinuria dan hipoalbuminemia. Keluhan edema perifer umumnya lebih sering ditemukan pada nefritis lupus membranosa atau difusa.[1,21]

Selain itu, gejala lain yang diakibatkan hipertensi, seperti pusing, sakit kepala, gangguan visual, dan gejala gangguan kardiak, seperti sesak nafas, palpitasi, keringat dingin, juga dapat ditemukan. Pasien juga dapat mengeluh adanya urin berbusa, dimana sering terjadi pada keadaan proteinuria.[1,21]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada pasien dengan nefritis lupus aktif umumnya memiliki tanda hipertensi; dekompensasi kardiak, seperti takikardia atau gallop jantung; dan edema perifer. Pasien dengan nefritis lupus membranosa, memiliki gambaran sindrom nefrotik, seperti edema perifer, asites, efusi perikard atau pleura tanpa hipertensi.[1,4]

Pemeriksaan fisik umum juga dibutuhkan pasien nefritis lupus untuk mengevaluasi tanda LES dan komplikasinya. Gejala LES aktif, seperti ulkus oral atau nasal, ruam, synovitis, atau serositis, dapat ditemukan pada tipe nefritis lupus fokal maupun difusa.[1]

Diagnosis Banding

Beberapa penyakit, seperti polyarteritis nodosa dan wegener granulomatosis, memiliki tanda dan gejala yang menyerupai nefritis lupus. Namun, dapat dibedakan dari nefritis lupus dengan ditemukannya riwayat lupus eritematosus sistemik (LES) serta anti-dsDNA pada pemeriksaan laboratorium.

Poliarteritis Nodosa

Poliarteritis nodosa merupakan penyakit vaskulitis sistemik yang dapat menyebabkan gagal ginjal, seperti nefritis lupus. Tanda dan gejala polyarteritis nodosa yang sudah komplikasi menjadi gagal ginjal, umumnya dapat menyerupai nefritis lupus, seperti edema, dekompensasi jantung, hipertensi.[11]

Pada pemeriksaan laboratorium juga dapat ditemukan gangguan fungsi ginjal. Akan tetapi, pada polyarteritis nodosa umumnya pasien tidak memiliki riwayat lupus eritematosus sistemik (LES). Selain itu pada pemeriksaan laboratorium seperti C3, dan C4 normal, dan anti-dsDNA umumnya negatif.[11]

Wegener Granulomatosis

Wegener granulomatosis merupakan vaskulitis pembuluh darah kecil-sedang yang dapat memiliki komplikasi gangguan ginjal. Tanda dan gejala penyakit ini dapat menyerupai nefritis lupus, seperti gejala sistemik non spesifik, hematuria, dan dekompensasi jantung. Akan tetapi, pada wegener granulomatosis umumnya pasien tidak memiliki riwayat LES dan hasil laboratorium C3 dan C4 normal, serta anti-dsDNA yang negatif.[12]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan histopatologi pada biopsi ginjal merupakan pemeriksaan baku emas dalam menegakkan diagnosis nefritis lupus, dimana biopsi ginjal juga dapat menentukan klasifikasi nefritis lupus.

Biopsi Ginjal

Biopsi ginjal merupakan pemeriksaan baku emas untuk mengkonfirmasi diagnosis nefritis lupus dan subtipenya berdasarkan pola histologi. Pasien nefritis lupus sangat disarankan untuk biopsi ginjal apabila tidak terdapat kontraindikasi, seperti trombositopenia berat, reaksi penolakan terhadap komponen darah, dan koagulopati yang tidak dapat dikoreksi.[1,2,4]

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium pada nefritis lupus meliputi penanda inflamasi, seperti laju endap darah (LED) dan C-reactive protein (CRP); tes antibodi anti dsDNA dan komplemen (C3, C4, CH50). Selain itu, untuk mengevaluasi fungsi ginjal, maka dilakukan pemeriksaan urin 24 jam, tes Blood urea nitrogen (BUN) dan kreatinin, laju filtrasi glomerulus (LFG), urinalisis dan rasio urin protein/ kreatinin (UPCR). Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi sejauh mana kerusakan ginjal yang disebabkan oleh proses inflamasi pada nefritis lupus.

Pemeriksaan Penanda Inflamasi:

Pemeriksaan penanda inflamasi dilakukan untuk mengevaluasi aktivitas lupus nefritis. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan biomarker, laju endap darah, dan C-reactive protein (CRP). Beberapa biomarker yang dapat digunakan untuk evaluasi lupus nefritis antara lain, komplemen (C3, C4, CH50) dan antibodi anti dsDNA.[1,2,4,19]

Pasien dengan nefritis lupus aktif umumnya memiliki hasil kadar LED yang meningkat. Akan tetapi, kadar CRP tidak selalu meningkat pada pasien lupus nefritis aktif, karena autoantibodi terhadap CRP dan defisiensi gen yang memproduksi CRP. Selain itu, IL-6 yang menjadi pemicu produksi CRP oleh hepatosit menurun pada pasien lupus eritematosus sistemik (LES), sehingga CRP tidak meningkat.[1,2,20,22,23]

Komplemen (C3, C4, CH50) pada lupus nefritis aktif umumnya menurun terutama pada nefritis lupus fokal dan difusa. Di Indonesia, pemeriksaan komplemen yang dianjurkan adalah C3 dan C4, pemeriksaan CH50 mengukur semua protein komplemen, namun pemeriksaan ini lebih rumit dilakukan.[1,2,19,21]

Pasien nefritis lupus aktif umumnya memiliki kadar anti dsDNA yang meningkat.[1,2,19]

Pemeriksaan Urin 24 jam:

Pemeriksaan urin 24 jam merupakan standar baku untuk mendeteksi proteinuria pada penyakit yang melibatkan glomerulus. Proteinuria >3,5 gram per hari sudah menunjukkan nefrotik. Selain itu, pemeriksaan urin 24 jam juga dapat digunakan untuk pemeriksaan klirens kreatinin, walaupun sekarang sudah jarang digunakan karena menggunakan pemeriksaan kreatinin serum. Pada nefritis lupus, umumnya ditemukan klirens kreatinin yang meningkat.[1,2]

Tes Blood Urea Nitrogen (BUN) dan Kreatinin:

Blood urea nitrogen (BUN) adalah tes yang dilakukan untuk menilai kadar urea nitrogen dalam darah. Pasien nefritis lupus umumnya memiliki kadar BUN dan kreatinin yang meningkat karena menurunnya kemampuan klirens urea nitrogen dan kreatinin oleh ginjal.[1,2]

Laju Filtrasi Glomerulus (LFG):

Pemeriksaan laju filtrasi glomerulus (LFG) merupakan pemeriksaan paling baik dalam mengevaluasi fungsi ginjal. Pada pasien nefritis lupus umumnya memiliki tingkat LFG yang menurun karena gangguan fungsi ginjal terutama pada mereka yang mengalami hipertensi, kadar C4 rendah, dan rasio urine protein/kreatinin (UPCR) yang meningkat.[1,2,24]

Urinalisis:

Hasil urinalisis pada pasien nefritis lupus yang sering ditemukan proteinuria dan hematuria mikroskopik. Pemeriksaan sedimen urin dapat membantu memonitor aktivitas penyakit lupus nefritis. Tujuan pemeriksaan sedimen urin adalah untuk mendeteksi perdarahan glomerulus dan inflamasi ginjal.[1,2]

Perdarahan glomerulus ditandai dengan adanya silinder eritrosit dan eritrosit dismorfik atau yang sering disebut akantosit. Inflamasi ginjal ditandai dengan adanya silinder leukosit tanpa adanya bakteriuria atau tanda infeksi saluran kemih.[1,2,4]

Rasio Urin Protein/ Kreatinin (UPCR):

Rasio urin protein/ kreatinin (UPCR) merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mengestimasi ekskresi protein urin harian. Pemeriksaan ini lebih mudah dilakukan dibandingkan pemeriksaan urin 24 jam, akan tetapi tidak selalu akurat.[1,2,26]

Apabila terdapat perubahan UPCR atau kondisi pasien yang memburuk, maka pemeriksaan urin 24 jam tetap harus dilakukan untuk mengkonfirmasi, karena pada keadaan dimana proteinuria pada urin 24 jam meningkat, rasio UPCR belum tentu meningkat. Pada pasien nefritis lupus, hasil UPCR umumnya meningkat.[1,2,26]

Pemeriksaan Pencitraan

Pemeriksaan pencitraan pada nefritis lupus dapat meliputi pemeriksaan ultrasonografi ginjal bilateral, namun umumnya tidak rutin dilakukan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding, seperti hidronefrosis dan penyebab obstruksi lain yang menyebabkan penurunan fungsi ginjal.[1,2]

Klasifikasi

Sistem klasifikasi lupus nefritis (lupus nephritis/LN) telah direvisi pada tahun 2018 oleh International Society of Nephrology/ Renal Pathology Society (ISN/RPS). Sistem klasifikasi ini membagi LN menjadi 6 kelas berdasarkan gambaran histologis, manifestasi klinis, dan prognosis. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa hal yang tumpang tindih pada klasifikasi tersebut. Selain itu, pasien dapat pindah dari satu kelas ke kelas lainnya dengan sendirinya atau setelah terapi.[29-31]

  • Kelas I: Nefritis lupus mesangial minimal

Glomerulus terlihat normal pada mikroskop cahaya, namun terlihat deposit imun mesangial dengan imunofluoresen.

  • Kelas II: Nefritis lupus mesangial proliferatif

Gambaran patologi memperlihatkan hiperselularitas mesangial murni derajat berapapun atau ekspansi matriks mesangial dengan mikroskop cahaya disertai deposit imun mesangial. Pada pemeriksaan imunofluoresen tampak deposit subepitel atau subendotel isolated.

  • Kelas III: Nefritis lupus fokal

Glomerulonefritis endo- atau ekstrakapiler fokal, segmental, atau global aktif atau tidak aktif yang melibatkan <50% glomerulus, khususnya dengan deposit imun subendotel fokal dengan/tanpa perubahan mesangial

  • Kelas IV: Nefritis lupus difus

Glomerulonefritis endo- atau ekstrakapiler fokal, segmental, atau global aktif atau tidak aktif yang melibatkan ≥50% glomerulus, khususnya dengan deposit imun subendotel fokal dengan/ tanpa perubahan mesangial

  • Kelas V: Nefritis lupus membranosa

Deposit imun subepitel segmental atau global atau sequelae dengan gambaran morfologis pada mikroskop cahaya dan imunofluoresen atau mikroskop elektron, dengan/tanpa perubahan mesangial. Dapat terjadi bersama dengan nefritis lupus kelas III atau IV. Menunjukkan kelainan sclerosis melanjut

  • Kelas VI: Nefritis lupus sklerotik lanjut

Gambaran patologis melibatkan ≥90% sclerosis glomerulus aktif tanpa aktivitas residual.[29,30]

Referensi

1. Musa R, Brent LH, Qurie A. Lupus Nephritis. StatPearls. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499817/
2. Anders HJ, Saxena R, Zhao M hui, Parodis I, Salmon JE, Mohan C. Lupus nephritis. Nature Reviews Disease Primers. 2020;6(1). doi:10.1038/s41572-019-0141-9
4. Brent LH. Lupus Nephritis. Medscape. Published February 25, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/330369-overview#a7
10. Yap DYH, Tang CSO, Ma MKM, Lam MF, Chan TM. Survival analysis and causes of mortality in patients with lupus nephritis. Nephrology Dialysis Transplantation. 2012;27(8):3248-3254. doi:10.1093/ndt/gfs073
11. Stanton M, Tiwari V. Polyarteritis Nodosa. StatPearls. 2021.
12. Priyatha Garlapati, Ahmad Qurie. Granulomatosis with Polyangiitis. StatPearls. 2021.
19. Almaani S, Meara A, dan Rovin BH. Update on Lupus Nephritis. Glomerular Diseases: Update for the Clinician. CJASN May 2017, 12 (5) 825-835; DOI: https://doi.org/10.2215/CJN.05780616
20. Hoover, Paul J, and Karen H Costenbader. “Insights into the epidemiology and management of lupus nephritis from the US rheumatologist's perspective.” Kidney international vol. 90,3 (2016): 487-92. doi:10.1016/j.kint.2016.03.042
21. Kasjmir YI, Handono K, Wijaya LK, Hamijoyo L, Albar Z, et al. Rekomendasi Perhimpunan Reumatologi Indonesia untuk Diagnosis dan Pengelolaan Lupus Eritematosus Sistemik. 2011. ISBN 978-979-3730-16-5. https://reumatologi.or.id/wp-content/uploads/2020/10/Rekomendasi_Lupus_Eritematosus_Sistemik_2011.pdf
22. Pesickova SS, Rysava R, Lenicek M, et al. Prognostic value of anti-CRP antibodies in lupus nephritis in long-term follow-up. Arthritis Res Ther. 2015;17:371. Published 2015 Dec 24. doi:10.1186/s13075-015-0879-8
23. Enocsson H, Karlsson J, Li H.-Y, Wu Y, Kushner I, et al. The Complex Role of C-Reactive Protein in Systemic Lupus Erythematosus. J. Clin. Med. 2021, 10, 5837. https://doi.org/10.3390/jcm10245837
24. Yip TC, Saria S, Petri M, Magder LS. Predictors of the start of declining eGFR in patients with systemic lupus erythematosus. Lupus. 2021;30(1):15-24. doi:10.1177/0961203320966393
25. YH Aini, A Tjandrawati, N Suraya, L Hamijoyo. Correlation of Random Urine Protein Creatinine (P-C) Ratio with 24-Hour Protein Urine in Lupus Nephritis Patients. Indonesian Journal of Rheumatology 2016; Vol 8
26. Khairallah, M.K., Makarem, Y.S. & Dahpy, M.A. Vitamin D in active systemic lupus erythematosus and lupus nephritis: a forgotten player. Egypt J Intern Med 32, 16 (2020). https://doi.org/10.1186/s43162-020-00016-x
27. Rifa A, Kalim H, Kusworini, Wahono CS. Effect of vitamin D supplementation on disease activity (SLEDAI) and fatigue in Systemic Lupus Erythematosus patients with hipovitamin D: An Open Clinical Trial. Indonesian Journal of Rheumatology 2016; Vol 8 No.2
28. Falk RJ, Dall’Era M, Appel GB. Lupus nephritis: Initial and subsequent therapy for focal or diffuse lupus nephritis. Uptodate. 2022.
29. Weening JJ, D'Agati VD, Schwartz MM, Seshan SV, Alpers CE, Appel GB, Balow JE, Bruijn JA, Cook T, Ferrario F, Fogo AB, Ginzler EM, Hebert L, Hill G, Hill P, Jennette JC, Kong NC, Lesavre P, Lockshin M, Looi LM, Makino H, Moura LA, Nagata M. The classification of glomerulonephritis in systemic lupus erythematosus revisited. International Society of Nephrology Working Group on the Classification of Lupus Nephritis, Renal Pathology Society Working Group on the Classification of Lupus Nephritis. Kidney Int. 2004;65(2):521.
30. Bajema IM, Wilhelmus S, Alpers CE, Bruijn JA, Colvin RB, Cook HT, D'Agati VD, Ferrario F, Haas M, Jennette JC, Joh K, Nast CC, Noël LH, Rijnink EC, Roberts ISD, Seshan SV, Sethi S, Fogo AB. Revision of the International Society of Nephrology/Renal Pathology Society classification for lupus nephritis: clarification of definitions, and modified National Institutes of Health activity and chronicity indices. Kidney Int. 2018;93(4):789. Epub 2018 Feb 16.
31. Lu J, Tam LS, Lai FM, Kwan BC, Choi PC, Li EK, Chow KM, Li PK, Szeto CC. Repeat renal biopsy in lupus nephritis: a change in histological pattern is common. Am J Nephrol. 2011;34(3):220.

Epidemiologi Nefritis Lupus
Penatalaksanaan Nefritis Lupus

Artikel Terkait

  • Peran Mycophenolate Sodium pada Nefritis Lupus
    Peran Mycophenolate Sodium pada Nefritis Lupus
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 02 Juni 2024, 00:17
Gatal disertai kemerahan pada wajah dan leher
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter.Saya memiliki pasien perempuan, usia 15thn dengan keluhan gatal disertai kemerahan pada wajah dan leher yg sdh dialami >1bln. Untuk daerah wajah...
Anonymous
Dibalas 21 Februari 2024, 10:33
Ruam kemerahan di tangan dan badan setelah mandi atau berkeringat
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya,Saya mendapat px mengeluh muncul bercak kemerahan spt di gambar setelah mandi/setelah berkeringat. Pasien mengatakan beberapa saat...
dr. Nabilah salsabila
Dibalas 30 November 2023, 19:25
Bengkak pada kedua sendi pergelangan kaki dan tangan
Oleh: dr. Nabilah salsabila
5 Balasan
Alo dokter. Izin diskusi dok. Pasien laki-laki, usia 20 tahun, dengan keluhan bengkak pada kedua sendi pergelangan kaki dan sendi MCP, PIP kanan dan kiri...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.