Edukasi dan Promosi Kesehatan Alzheimer
Edukasi dan promosi kesehatan pada pasien dengan penyakit Alzheimer dan keluarga ditekankan terkait deteksi dini gejala awal, prognosis, serta modifikasi faktor risiko. Ekspektasi pasien dan pengasuh harus dikelola. Sampaikan bahwa penyakit Alzheimer belum memiliki terapi definitif sehingga terapi yang diberikan sekarang hanya akan membantu mengurangi gejala.
Edukasi Pasien
Edukasi pada pasien Alzheimer dan keluarganya atau pengasuhnya untuk melakukan modifikasi gaya hidup melalui aktivitas fisik yang rutin, mengurangi konsumsi alkohol, stimulasi kognitif, menjaga asupan nutrisi yang baik, serta mengingatkan pentingnya bersosialisasi.
Keluarga ataupun pengasuh juga harus dilibatkan dalam terapi dan perlu diberikan dukungan karena pada suatu saat nanti pasien Alzheimer akan bergantung penuh dengan mereka.
Edukasi keluarga untuk membantu pasien membuat jadwal kegiatan rutin dan mendorong pasien untuk mengikuti jadwal yang telah dibuat. Pasien Alzheimer dapat berdiskusi dengan keluarga mengenai keinginan dan batasan bila nanti dirinya sampai pada kondisi tidak mampu membuat keputusan sendiri.[3,17,22]
Edukasi Rencana Tata Laksana
Pasien dan keluarga juga diberi informasi mengenai rencana penatalaksanaan jangka panjang dan edukasi untuk patuh mengonsumsi obat yang diberikan untuk menekan progresivitas gejala. Pada pasien dengan dementia , diskusi mengenai perawatan sepatutnya dimulai sebelum pasien kehilangan kapasitas pengambilan keputusan.
Sampaikan pada pasien bahwa seiring dengan perkembangan dementia, pasien tidak hanya mengalami kehilangan kognisi dan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas kehidupan sehari-hari, namun juga akan kehilangan fungsi dasar tubuh. Hal ini berkaitan dengan risiko komplikasi seperti disfagia dan peningkatan risiko infeksi. Sampaikan bahwa komplikasi ini adalah penyebab langsung kematian yang paling umum pada pasien dementia lanjut. Selain itu, rujukan untuk konsultasi perawatan paliatif dapat juga membantu keluarga dan pengasuh.[3,17,22]
Menjaga Keamanan Pasien
Keselamatan pasien adalah masalah utama bagi pengasuh. Karena penderita Alzheimer mungkin tidak menyadari bahwa fungsinya terganggu, mereka mencoba untuk melanjutkan aktivitas sehari-hari seperti biasa. Hal ini dapat menyebabkan bahaya fisik, tidak hanya bagi pasien tetapi rumah dan bahkan keluarga mereka.
Obat-obatan:
Pasien dengan penyakit Alzheimer mungkin mengalami kesulitan mengingat untuk minum obat, tetapi mereka juga mungkin lupa bahwa mereka telah minum obat dan mencoba meminumnya lagi. Oleh karena itu, perlu disusun suatu rencana untuk memantau keamanan obat, untuk memastikan pasien tidak overdosis pada obat yang berpotensi menimbulkan efek samping berbahaya.
Berkendara dan Penggunaan Mesin Berat:
Risiko kecelakaan lalu lintas saat mengemudi pada pasien penyakit Alzheimer meningkat secara signifikan. Banyak pasien akan bersikeras bahwa mereka dapat mengemudi dengan aman karena mereka tidak menyadari perubahan status mereka. Oleh karena itu, mengemudi atau penggunaan alat berat harus secara bertahap dibatasi.
Memasak:
Memasak adalah area umum yang dapat memiliki implikasi keamanan yang serius pada pasien dengan Alzheimer dan mungkin memerlukan bantuan dari pengasuh. Kompor gas atau memasak dengan api juga harus secara bertahap dibatasi atau diawasi secara ketat.
Mengembara dan Tersesat:
Pasien dengan penyakit Alzheimer mungkin mulai mengembara dan mudah tersesat saat mereka berjalan-jalan di luar rumah. Gelang pengenal atau jam tangan dengan GPS yang terhubung dari jarak jauh ke pengasuh dapat membantu memastikan bahwa pasien yang hilang kembali ke rumah.
Jatuh dan Keamanan Area Rumah:
Jatuh, cedera dan patah tulang adalah penyebab umum kecacatan tambahan pada pasien dengan semua jenis dementia, termasuk penyakit Alzheimer. Patah tulang pinggul, misalnya, dapat menyebabkan komplikasi serius hingga kematian. Oleh karena itu, pengasuh harus menilai rumah tempat tinggal pasien untuk memastikan tidak ada tempat, tali, atau karpet licin di mana pasien dapat tersandung dan jatuh.[23]
Modifikasi Tempat Tinggal untuk Penderita Alzheimer
Edukasi keluarga untuk dapat menciptakan lingkungan tempat tinggal yang mendukung bagi penderita Alzheimer.
Modifikasi tempat tinggal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
- Usahakan untuk tidak memindahkan barang-barang dan perabot di rumah pasien
- Letakkan benda-benda penting seperti kunci kamar di tempat yang mudah dilihat oleh pasien
- Tempelkan nomor telepon penting dengan tulisan yang besar di dekat telepon
- Berikan telepon genggam atau alat pendeteksi lokasi yang selalu dikenakan oleh pasien
- Letakkan foto-foto atau benda kenangan di rumah
- Modifikasi untuk menghindari jatuh
- Memasang pegangan di jalur pasien berjalan dan dinding kamar mandi
- Hindari menaruh barang-barang di jalur pasien berjalan
- Memasang karpet (hati-hati karena karpet yang dipasang dengan tidak baik justru dapat menyebabkan pasien jatuh)[3]
Edukasi untuk Pengasuh
Pengasuh pasien dengan dementia dapat menderita stres, terutama ketika pasien dalam tahap penurunan fungsi kognitif atau perburukan perilaku. Dorong pengasuh untuk melakukan konseling dan berpartisipasi dalam support group. Hal ini juga membantu untuk mendorong pengasuh untuk berbagi beban dengan anggota keluarga lain. Studi menunjukkan bahwa memberikan dukungan kepada pengasuh juga dapat mengurangi kunjungan gawat darurat.[3,17,22]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Masyarakat perlu diedukasi untuk mengetahui gejala awal penyakit Alzheimer sehingga dapat segera datang ke fasilitas kesehatan untuk memeriksakan diri ataupun membawa anggota keluarga yang memiliki gejala seperti ‘pikun’. Selain itu, perlu dilakukan pelatihan khusus bagi para pengasuh Alzheimer dan membangun komunitas bagi penderita Alzheimer.
Langkah-langkah pencegahan penyakit Alzheimer juga mencakup kontrol faktor risiko seperti obesitas dan dislipidemia, aktivitas fisik dan olahraga rutin, berhenti merokok, serta melakukan stimulasi kognitif secara rutin. Selain itu, interaksi sosial juga telah dilaporkan mampu menurunkan risiko dementia.[3,17,22]
Diet untuk Alzheimer
Konsumsi kopi berkafein, asam folat, dan vitamin E atau C berkaitan dengan penurunan risiko Alzheimer. Beberapa penelitian menunjukkan manfaat diet ketogenik dan diet Mediterranean-DASH (dietary approaches to stop hypertension) untuk menurunkan risiko terjadinya mild cognitive impairment serta Alzheimer. Aspek modifikasi diet lainnya adalah menghindari konsumsi lemak hewani dan memilih lemak nabati seperti dari minyak zaitun, kacang, atau alpukat. Namun, seluruh aspek modifikasi diet di atas masih memerlukan penelitian lebih lanjut mengenai manfaat dan keamanannya untuk Alzheimer.[3]
Brain-Gut Axis
Penelitian terakhir mengungkapkan hipotesis adanya brain-gut axis, di mana jaras tersebut menghubungkan mikrobiota usus terhadap kelainan di sistem saraf pusat, salah satunya penyakit Alzheimer. Ketidakseimbangan mikrobiota usus diduga berperan dalam patogenesis Alzheimer, melalui sekresi amiloid dan lipopolisakarida yang memodulasi sinyal produksi sitokin-sitokin proinflamasi, serta menimbulkan inflamasi yang meningkatkan risiko penyakit komorbid Alzheimer lain seperti diabetes mellitus dan obesitas.[24]
Penulisan pertama oleh: dr. Saphira Evani