Diagnosis Edema Otak
Diagnosis edema otak utamanya membutuhkan pemeriksaan penunjang karena secara klinis tidak ada tanda dan gejala yang spesifik. Pasien bisa saja asimtomatik atau tanpa gejala, tetapi terdapat tanda-tanda bahaya yang perlu dikenali agar bisa segera mengidentifikasi terjadinya edema otak dan mencegah progresivitas penyakit. Modalitas penunjang yang dapat digunakan adalah CT scan kepala atau MRI otak.[2,4]
Anamnesis
Beberapa manifestasi klinis dari edema otak meliputi nyeri kepala, muntah proyektil, letargis, penurunan kesadaran, kelemahan anggota gerak, perubahan fungsi sensoris, gangguan penglihatan, hingga kejang. Gejala klinis pada edema otak baru muncul ketika otak gagal melakukan mekanisme kompensasi dan terjadi peningkatan tekanan intrakranial. Keluhan yang muncul merupakan dampak dari kenaikan tekanan intrakranial, efek massa, dan iskemia jaringan otak.[2,4]
Aspek penting yang perlu digali dari anamnesis adalah penyebab edema otak yang diderita pasien. Tanyakan riwayat trauma, kondisi yang menyebabkan hipoksia otak, kanker, atau penyakit metabolik lainnya yang dapat menyebabkan edema otak. Beberapa contoh kondisi medis yang dapat menyebabkan edema otak adalah cedera otak traumatik, stroke, tumor otak, infeksi, dan hidrosefalus.[4]
Untuk menegakkan diagnosis High Altitude Cerebral Edema (HACE), riwayat pendakian ke dataran tinggi (ketinggian di atas 3000 hingga 3500 m) perlu ditanyakan. Pada umumnya, pasien dengan HACE mengalami gejala Acute Mountain Sickness (AMS) terlebih dahulu, seperti nyeri kepala, insomnia, mual, serta anorexia. Selain itu, kondisi ini juga bisa disertai adanya High Altitude Pulmonary Edema (HAPE). Pada HACE sendiri, gejala yang ditunjukkan adalah ataxia dan perubahan kesadaran.[19,28]
Red Flags pada Edema Otak
Pada edema otak yang disebabkan oleh etiologi non-neurologis, dibutuhkan kewaspadaan untuk mengenali tanda-tanda yang meningkatkan kecurigaan adanya cedera pada otak.
Gagal Hati:
Pada pasien dengan gagal hati, adanya edema otak perlu dicurigai pada pasien dengan hipertensi onset baru, bradikardi, ensefalopati dan hiperventilasi yang progresif, gangguan refleks okulovestibuler dan refleks pupil, adanya myoklonus, atau postur decerebrate.[26]
Pendakian:
Pada pendakian ke dataran tinggi, gejala yang menunjukkan transisi dari AMS menuju HACE adalah ataksia serta perubahan status mental.[28]
Ketoasidosis Diabetik:
Pada pasien ketoasidosis diabetik, terdapat kriteria klinis untuk mengenali adanya cedera pada otak, yaitu kriteria minor:
- Adanya perburukan atau kekambuhan nyeri kepala selama masa perawatan;
- Keluhan muntah yang baru muncul atau berulang selama masa perawatan;
- Letargis, irritable, dan tidak mudah dibangunkan;
- Peningkatan tekanan darah
Sementara kriteria mayor mencakup:
- Status mental yang abnormal atau memburuk setelah terapi diberikan, agitasi, atau kesadaran yang berfluktuasi;
- Penurunan denyut jantung yang abnormal;
- Terjadinya inkontinensia yang sudah tidak sesuai dengan usianya[20,21]
Pemeriksaan Fisik
Hasil pemeriksaan fisik dapat bervariasi tergantung lokasi dan derajat keparahan edema. Pemeriksaan tanda vital penting untuk dilakukan seperti pengukuran tekanan darah, nadi, serta nafas. Selain itu, pemeriksaan neurologis lengkap juga perlu dilakukan untuk menemukan defisit neurologis sesuai lokasi lesi pasien.
Pada pasien dengan edema otak, dapat ditemukan kondisi hipertensi, bradikardia, perubahan status mental, perubahan pola nafas, penurunan kekuatan otot, defisit sensorik, serta gangguan pada nervus kranialis.[2,4]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari edema otak meliputi shaken baby syndrome, ensefalitis, dan gangguan neurologi lain.
Shaken Baby Syndrome (SBS) atau Abusive Head Trauma (AHT)
Shaken baby syndrome atau Abusive Head Trauma merupakan cedera otak pada bayi yang biasanya diakibatkan oleh tindakan mengguncang bayi terlalu keras. Kondisi ini ditandai dengan adanya subdural hematoma, perdarahan retina, dan ensefalopati hipoksik-iskemik. Manifestasi klinisnya menunjukkan adanya peningkatan tekanan intrakranial, kejang, tampak mengantuk, penurunan tonus otot, anemia, syok, hingga apnea.[29,30]
Ensefalitis
Ensefalitis merupakan radang yang terjadi pada parenkim otak, biasanya ditandai dengan gejala perubahan kepribadian, penurunan kesadaran, serta gangguan neurologis fokal maupun difus.[31]
Gangguan Neurologis Lain
Gejala edema otak yang tidak spesifik juga dapat ditemukan pada kelainan neurologis lain seperti stroke atau tumor otak. Kondisi neurologis tersebut dapat terjadi dengan atau tanpa edema otak sehingga perlu diidentifikasi ada tidaknya edema otak pada penyakit mendasarnya.[4]
Pemeriksaan Penunjang
Kondisi edema otak dapat terlihat pada pemeriksaan radiologis seperti CT scan kepala dan MRI otak.[2,4]
CT Scan Kepala
CT scan kepala merupakan pemeriksaan awal yang perlu dilakukan jika pasien dicurigai mengalami edema otak. Pada hasil pemindaian, kondisi edema otak akan tampak sebagai area hipodens dibandingkan dengan jaringan parenkim di sekitarnya. Selain itu, dapat ditemukan midline shift, penyempitan ventrikel dan sulkus otak, serta herniasi otak. Jika terdapat kelainan neurologi yang mendasari, kondisi tersebut juga dapat ditemukan pada pemeriksaan CT scan kepala.[2,4,11]
Magnetic Resonance Imaging (MRI) Otak
Pemeriksaan MRI otak dapat memberikan gambaran soft tissue yang lebih baik. Pada pemeriksaan MRI, edema otak ditunjukkan dengan adanya peningkatan intensitas sinyal pada pemeriksaan sekuens T2-weighted dan sinyal dengan intensitas rendah pada pemeriksaan sekuens T1-weighted.
Pemeriksaan T1 dengan kontras dapat membantu menggambarkan batasan antara lesi dengan edema yang mengitarinya karena edema tidak mengalami perbaikan kontras. Pemeriksaan dengan sekuens lainnya dapat membantu membedakan jenis edema otak yang terjadi. Pemeriksaan sekuens fluid attenuated inverse ratio (FLAIR) dapat menunjukkan edema interstitial dengan menekan sinyal dari cairan serebrospinal. Sedangkan, pemeriksaan diffusion-weighted imaging (DWI) dan apparent diffusion coefficient (ADC), dapat membedakan antara edema sitotoksik dengan edema vasogenik atau interstitial.[2,3,11,12]