Epidemiologi Edema Otak
Epidemiologi edema otak tidak mudah untuk ditentukan karena kondisi ini bukan merupakan suatu diagnosis sederhana yang berdiri sendiri, melainkan suatu kontinum divergen yang disebabkan oleh banyak etiologi mendasar. Edema otak dapat terjadi pada semua kelompok usia, jenis kelamin, dan etnis. Frekuensi pasti dari kejadian edema otak tidak diketahui karena gejalanya yang bervariasi dan tidak spesifik.[3,4]
Global
Angka kejadian pasti dari edema otak belum diketahui. Dalam sebuah studi retrospektif yang melibatkan 114 pasien, telah dilaporkan bahwa 7,9% pasien dengan stroke iskemik mengalami edema serebri. Edema otak memiliki insiden yang lebih tinggi pada wanita, pasien dengan hipertensi dan peningkatan nilai kreatinin serum, serta pasien dengan diabetes. Dalam studi ini, edema otak tidak ditemukan berkaitan dengan kesintasan pasien stroke iskemik.[17]
Dalam studi lain yang melibatkan 693 pasien ketoasidosis diabetik, dilaporkan 1,44% mengalami edema serebri. Pasien dengan edema otak memiliki kadar urea serum yang lebih tinggi, tekanan karbon dioksida yang lebih rendah, dan kadar natrium serum yang lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak mengalami edema otak.[18]
Indonesia
Angka kejadian edema otak di Indonesia belum diketahui. Untuk dapat memahami epidemiologi dari edema otak, penting untuk memahami epidemiologi dari penyakit yang mendasarinya, seperti cedera otak traumatik, stroke, atau tumor otak.
Mortalitas
Edema otak dapat menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intrakranial dan memberikan prognosis yang buruk pada kondisi cedera otak traumatik, stroke, dan kelainan intrakranial lainnya. Edema otak maligna merupakan penyebab kematian dini terbanyak pada kasus stroke iskemik dengan angka kejadian antara 10% sampai 78%. Edema otak yang menyertai stroke infark atau perdarahan intraserebral dapat meningkatkan angka mortalitas hingga 80%, sedangkan edema otak pada trauma kepala diperkirakan menyebabkan hingga 50% kematian pasien.[5,8,10]