Etiologi Edema Otak
Etiologi edema otak dapat disebabkan oleh berbagai kondisi dan penyakit.
Etiologi
Etiologi edema otak dapat dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu penyebab neurologis dan penyebab non-neurologis.
Beberapa kondisi neurologis yang dapat menyebabkan terjadinya edema otak adalah:
- Cedera otak traumatik
- Stroke iskemik
- Perdarahan subarachnoid
- Perdarahan intraserebral
- Tumor otak
- Meningitis
- Hipertensi maligna akut
Hidrosefalus[2,4,5]
Edema otak akibat kondisi non-neurologis dapat disebabkan oleh:
- Gagal hati
- Sindrom Reye
- Keracunan karbon monoksida
- Hyperosmolar Hyperglycemic State
- Ketoasidosis diabetik
Syndrome of Inappropriate Antidiuretic Hormone (SIADH)
- Pendakian ke dataran tinggi yang terlalu cepat (High Altitude Cerebral Edema)[1,2,4,9]
Faktor Risiko
Pada kondisi ketoasidosis diabetik pada anak-anak, beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya edema otak adalah tekanan parsial karbon dioksida yang rendah, kadar urea nitrogen serum yang tinggi, kondisi hiponatremia, serta pemberian terapi bikarbonat.[18,24]
Faktor risiko terjadinya edema otak pada pasien dengan gagal hati adalah progresivitas penyakit yang cepat (kondisi hiperakut), ensefalopati hepatikum derajat berat (derajat III atau IV), kadar amonia serum yang tinggi (>150 µmol/L), kondisi yang disertai infeksi atau systemic inflammatory response syndrome (SIRS), skor SOFA (Sequential Organ Failure Assessment) yang tinggi, serta adanya kebutuhan penggunaan vasopresor atau renal replacement therapy (RRT). Berdasarkan demografik, usia di bawah 35 tahun serta jenis kelamin perempuan memiliki risiko yang lebih tinggi.[25,26]
Pada edema otak yang disebabkan oleh pendakian ke dataran tinggi atau High Altitude Cerebral Edema (HACE), penderita biasanya mengalami gejala-gejala Acute Mountain Sickness (AMS) terlebih dahulu. HACE dan AMS tergolong ke dalam altitude illness, yaitu sekelompok penyakit yang diakibatkan kondisi hipoksia saat melakukan pendakian. Beberapa faktor risiko terjadinya HACE adalah laki-laki usia muda, riwayat altitude illness sebelumnya, pendakian yang terlalu cepat atau mendadak, aktivitas fisik yang berat, serta kurangnya penyesuaian diri dengan kondisi lingkungan yang baru.[27,28]