Penatalaksaan Edema Otak
Penatalaksanaan edema otak perlu dilakukan untuk mencegah kerusakan otak lebih lanjut dan akan disesuaikan dengan etiologi yang mendasarinya. Pasien dapat diberikan agen osmotik, seperti mannitol, untuk mengurangi edema otak.[5,6]
Agen Osmotik
Agen osmotik berperan menurunkan edema otak dengan menarik akumulasi cairan ke dalam kompartemen intravaskuler melalui perbedaan gradien osmotik. Agen osmotik yang biasa digunakan pada penanganan edema otak adalah mannitol dan cairan salin hipertonik. Pemilihan obat didasarkan pada status volume pasien dan konsentrasi natrium dalam serum.
Pada pasien dengan kondisi overload cairan atau hipernatremia berat, mannitol merupakan pilihan yang aman dan efektif karena memiliki efek diuretik. Sementara pada pasien dengan kondisi syok hipovolemik yang membutuhkan tambahan cairan, salin hipertonik menjadi pilihan.[2,5,6]
Salah satu salin hipertonik yang biasa diberikan adalah NaCl 3%. Pemberian NaCl 3% dapat diberikan secara bolus dengan dosis 3-5 ml/kg dalam 10-20 menit atau secara kontinu dalam infus dengan dosis 1 ml/kg/jam.[13,14]
Mannitol dapat diberikan dengan dosis 0,5–2 g/kgBB intravena dalam 30-60 menit.[6,15]
Penggunaan agen osmotik diketahui dapat membantu menurunkan tekanan intrakranial dan edema otak pada cedera otak traumatik, stroke, perdarahan intraserebral, perdarahan subarachnoid, serta ensefalopati hepatik.[5]
Rebound Edema Otak
Pemberian mannitol secara kontinu tidak disarankan karena mannitol dapat menembus sawar darah otak yang rusak dan justru memperparah edema otak.
Masuknya mannitol ke dalam jaringan otak melalui rusaknya sawar darah otak dapat menyebabkan pembalikan gradien osmosis sehingga terjadi rebound edema otak. Karena itu, pemberian mannitol perlu dilakukan secara bijaksana sesuai indikasi, seperti pada kasus dengan peningkatan tekanan intrakranial. Hal ini untuk meminimalkan risiko terjadinya rebound edema otak.
Rebound edema otak yang parah juga dapat terjadi ketika kadar natrium darah dan osmolaritas serum diturunkan dengan terlalu cepat, seperti pada penanganan hipernatremia. Pada penanganan cedera otak, jika kondisi hipernatremia perlu mendapatkan koreksi, terapi harus diberikan secara bertahap [6,15,21-23]
Kortikosteroid
Dexamethasone menjadi terapi utama untuk mengatasi edema vasogenik pada tumor otak. Dosis yang digunakan dimulai dari 4 mg setiap 6 jam dan selanjutnya dapat disesuaikan dengan kondisi klinis pasien. Pasien dengan tumor otak yang akan mendapatkan terapi radiasi atau pembedahan, dosis dexamethasone dapat diturunkan perlahan dalam beberapa minggu. Sedangkan pada pasien tumor otak yang tidak dapat disembuhkan, dosis dexamethasone dapat dinaikkan sebagai terapi paliatif.[4,6]
Kortikosteroid juga dapat diberikan pada edema otak yang disebabkan oleh meningitis bakterial, yaitu dexamethasone intravena 10 mg tiap 6 jam selama 4 hari untuk mengurangi sekuele neurologis. Pada meningitis tuberkulosis, pemberian kortikosteroid membutuhkan waktu yang lebih lama, yaitu 2 minggu atau lebih.[5]
Penggunaan kortikosteroid pada edema sitotoksik tidak disarankan. Pada trauma kepala dan perdarahan intraserebral yang mengalami edema dengan mekanisme campuran, penggunaan kortikosteroid juga tidak direkomendasikan karena dapat meningkatkan mortalitas dan risiko terjadinya komplikasi seperti infeksi.[5-6]
Terapi Nonfarmakologis
Beberapa tata laksana nonfarmakologis dapat dilakukan untuk membantu mengurangi tekanan intrakranial dan edema otak, yaitu:
- Menjaga posisi leher tetap lurus dan melakukan elevasi kepala setinggi 30o
- Memberikan oksigenasi yang adekuat
- Menjaga tekanan darah berada dalam rentang yang normal
- Pemasangan drainase pada kondisi hidrosefalus obstruktif
- Pembedahan dekompresi sesuai indikasi[2,4-6]