Penatalaksanaan Meningitis
Penatalaksanaan meningitis diawali dengan stabilisasi hemodinamik dan pengambilan sampel untuk diagnosis pasti. Penatalaksanaan medikamentosa seperti antiviral dan antibiotik diberikan sesuai dengan etiologi meningitis. Pasien juga dapat diberikan terapi simptomatik seperti antipiretik, analgesik, serta antiemetik sesuai keluhan pasien.
Penanganan Awal
Pada pasien dengan keadaan syok atau hipotensif, pemberian infus kristaloid harus segera diberikan sampai euvolemia. Pada pasien dengan gangguan status mental, perlu dilakukan proteksi jalan napas dan kontrol agar tidak terjadi kejang. Pada pasien yang memiliki kondisi cenderung stabil, dilakukan pemberian oksigen, akses intravena, dan pungsi lumbal.
Apabila diperlukan, dapat dilakukan pemeriksaan CT Scan sebelum pungsi lumbal. Kultur darah segera dilakukan jika dianggap perlu dan dilanjutkan dengan pemberian antimikroba empiris.[3,8]
Terapi Definitif
Terapi definitif tergantung pada penyebab meningitis.
Meningitis Bakteri
Pemberian terapi empiris dari meningitis bakteri biasanya dilakukan berdasarkan usia pasien, faktor risiko, dan manifestasi klinis. Terapi empiris sebaiknya diberikan tidak lebih dari 1 jam setelah pemeriksaan diagnostik dilakukan.[3,8,9]
Pilihan terapi empiris pada meningitis berdasarkan usia adalah sebagai berikut :
- Neonatus dengan onset dini (usia < 1 minggu) : Ampicillin 150 mg/kgBB/hari setiap 8 jam + Gentamisin 5 mg/kgBB/hari setiap 12 jam atau Cefotaxime 100-150 mg/kgBB/hari setiap 8-12 jam
- Neonatus dengan onset lambat (usia 1-6 minggu) : Ampicillin 200 mg/kgBB/hari setiap 6-8 jam + Gentamisin 7,5 mg/kgBB/hari setiap 8 jam atau Cefotaxime 150-200 mg/kgBB/jam setiap 6-8 jam
- Infant dan anak-anak : Cefotaxime 225-300 mg mg/kgBB/hari setiap 6-8 jam + Vankomisin 60 mg/kgBB/hari setiap 6 jam
- Dewasa : Cefotaxime 225-300 mg mg/kgBB/hari setiap 6-8 jam + Vankomisin 30-60 mg/kgBB/hari setiap 8-12 jam
- Geriatri : Cefotaxime 8-12 g/hari setiap 4-6 jam + Ampisilin 12 g/hari setiap 4 jam + Vankomisin 30-60 mg/kgBB/hari setiap 8-12 jam[14]
Pada infeksi S. pneumoniae, antibiotik pilihan yang diberikan adalah penicillin G atau cefotaxime selama 10-14 hari. Pada infeksi Pseudomonas aeruginosa antibiotik yang direkomendasikan adalah cefepime, ceftazidime, atau meropenem. Pada infeksi Haemophilus influenzae antibiotik yang direkomendasikan adalah ampisilin, cefotaxime, atau ceftriaxone. Berikut adalah dosis yang direkomendasikan :
- Penicillin G dosis anak 300.000 IU/kgBB/hari setiap 4-6 jam, dosis dewasa 24 juta/hari IU setiap 4 jam
- Cefotaxime dosis anak 300 mg/kgBB/hari setiap 6-8 jam, dosis dewasa 8-12 gram/hari 4-6 jam
- Cefepime dosis anak 150 mg/kgBB/hari setiap 8 jam, dosis dewasa 6 gram/hari setiap 8 jam
- Ceftazidime dosis anak 200 mg/kgBB/hari setiap 8 jam, dosis dewasa 6 gram/hari setiap 8 jam
Meropenem dosis anak 120 mg/kgBB/hari setiap 8 jam, dosis dewasa 6 gram/hari setiap 8 jam
Ampisilin dosis anak 300-400 mg/kgBB/hari setiap 6 jam, dosis dewasa 12 gram per hari setiap 4 jam
- Ceftriaxone dosis anak 100 mg/kgBB/hari setiap 12-24 jam, dosis dewasa 4 gram/hari setiap 12 jam[15]
Meningitis Virus
Kebanyakan kasus meningitis virus bersifat lebih ringan dan self-limited. Pasien biasanya hanya memerlukan terapi suportif dan tidak memerlukan terapi spesifik tertentu. Tatalaksana antivirus pada meningitis Herpes Simplex Virus (HSV) masih kontroversial, namun beberapa dokter akan memberikan acyclovir 10 mg/kg IV setiap 8 jam. Pada meningitis akibat cytomegalovirus antivirus yang direkomendasikan adalah ganciclovir selama 21 hari.[8]
Meningitis Tuberkulosis (TB)
Tatalaksana meningitis tuberkulosis adalah menggunakan kombinasi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) kategori I yakni isoniazid, rifampisin, pirazinamid, ethambutol diberikan setiap hari selama 2 bulan, dilanjutkan dengan rifampisin dan isoniazid dengan durasi pemberian obat selama 9-12 bulan.[8,17]
Kortikosteroid
Kortikosteroid berperan untuk membatasi produksi mediator inflamasi, seperti IL-1, IL-6, dan TNF, dan eksudat. Selain itu, steroid dapat membantu menurunkan edema sehingga tidak mengganggu aliran cairan serebrospinal dan tekanan serebral bisa kembali turun. Beberapa penelitian juga melaporkan bahwa deksametason dapat membantu menurunkan risiko komplikasi meningitis, seperti kehilangan pendengaran atau kecacatan akibat meningitis.
Berdasarkan bukti klinis yang ada, penggunaan kortikosteroid pada meningitis bakterial dapat menurunkan risiko sekuele gangguan pendengaran dan sekuele neurologis jangka pendek secara signifikan. Namun, kortikosteroid dilaporkan tidak menurunkan risiko mortalitas dan sekuele neurologis jangka panjang. Perlu dicatat pula bahwa studi yang ada dilakukan di negara maju, sehingga penggunaan steroid di negara berkembang masih memerlukan tinjauan lebih lanjut.[10,11]
Terapi Simptomatik
Nyeri kepala hebat biasanya membutuhkan analgesik, seperti opioid. Pada pasien dengan demam dapat diberikan paracetamol. Pada pasien dengan keluhan mual muntah dapat diberikan antiemetik, seperti ondansentron. Tatalaksana antiepileptik diberikan apabila terjadi kejang. Pemberian antiepileptik profilaksis tidak dianjurkan.[3,9]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri