Patofisiologi Meningitis
Patofisiologi meningitis disebabkan oleh infeksi yang berawal dari aliran subarachnoid yang kemudian menyebabkan reaksi imun, gangguan aliran cairan serebrospinal, dan kerusakan neuron.
Meningitis merupakan inflamasi pada daerah meninges yang disebabkan oleh infeksi. Agen infeksius yang dapat menyebabkan terjadinya meningitis bisa berupa bakteri, virus, fungsi, ataupun parasit.[1]
Invasi Patogen
Patogen penyebab meningitis dapat masuk dan menginvasi aliran subarachnoid dalam berbagai cara, yaitu melalui penyebaran hematogen atau secara langsung dari struktur sekitar otak, seperti contohnya pada kasus otitis media dan sinusitis.
Penyebaran juga bisa terjadi melalui invasi kuman pada nervus perifer dan kranial, atau secara iatrogenik yakni operasi pada daerah cranium atau spinal.
Adanya invasi patogen ke subarachnoid akan mengaktivasi sistem imun. Sel darah putih, komplemen, dan immunoglobulin akan bereaksi dan menyebabkan produksi sitokin.[1,2]
Pengaruh Sitokin pada Meningitis
Adanya peningkatan produksi sitokin dapat menyebabkan beberapa perubahan fisiologis, yaitu peningkatan permeabilitas blood brain barrier (BBB), perubahan aliran darah serebral, peningkatan perlekatan leukosit ke endotelium kapiler, serta peningkatan Reactive Oxygen Species (ROS).
Adanya peningkatan permeabilitas BBB serta perubahan aliran darah serebral dapat menyebabkan tekanan perfusi aliran darah turun dan terjadi iskemia. Hal ini dapat membuat perubahan pada komposisi serta aliran cairan serebrospinal. Terjadi peningkatan protein pada cairan serebrospinal sehingga mengganggu aliran dan absorpsi cairan serebrospinal.
Gangguan pada serebrospinal, perlekatan leukosit ke endotelium kapiler, serta peningkatan ROS dapat menyebabkan kerusakan neuron, peningkatan tekanan intrakranial (penyebab utama terjadinya stroke), dan edema.
Kerusakan neuronal terutama disebabkan oleh metabolit yang bersifat sitotoksik dan adanya iskemia neuronal. Akibatnya, terjadi manifestasi klinis berupa demam, kaku kuduk, perubahan status mental, kejang, atau defisit neurologis fokal.[1,2]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri