Diagnosis Sindrom Cauda Equina
Diagnosis sindrom cauda equina dicurigai pada pasien dengan gejala gangguan lower motor neuron (LMN) seperti nyeri punggung bawah, saddle anesthesia, kelemahan motorik dan perubahan sensorik ekstremitas bawah.
Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik yang menyeluruh disertai pemeriksaan penunjang radiologis seperti MRI dan CT scan untuk mengkonfirmasi diagnosis dan menggambarkan sifat dan lokasi lesi.[9]
Anamnesis
Anamnesis awal pada sindrom cauda equina bertujuan untuk menetapkan sifat, kronisitas gejala, kemungkinan etiologi, dan disfungsi organ ekskretori. Anamnesis dilakukan dengan menyeluruh meliputi riwayat jatuh, trauma, penggunaan antikoagulan, penggunaan obat-obatan intravena, riwayat keganasan, dan gejala konstitusional seperti demam.[9]
Gejala sindrom cauda equina dapat berupa nyeri punggung bawah, saddle anesthesia atau penurunan sensasi pada perineum, sciatica bilateral, kelemahan motorik, perubahan sensorik ekstremitas bawah, paraplegia, bowel dysfunction, dan bladder dysfunction atau disfungsi seksual.[6,10,14]
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik sindrom cauda equina dapat ditemukan:
- Defisit motorik atau sensorik pada tungkai, biasanya bersifat bilateral dapat juga unilateral dan asimetris
- Gejala lower motor neuron pada tungkai: arefleksia, hipotonia, atrofi (pada kasus sindrom cauda equina akibat kompresi kronis medula spinalis)
Saddle anesthesia: hilangnya sensasi pada daerah yang diduduki pelana
- Berkurang atau hilangnya tonus rektal
- Berkurang atau hilangnya refleks bulbokavernosus
Palpable bladder sebagai tanda retensi urin[6,15,16,19]
Klasifikasi Sindrom Cauda Equina
Sindrom cauda equina dapat diklasifikasikan menjadi suspek sindrom cauda equina (cauda equina syndrome suspected/CESS), sindrom cauda equina inkomplit (incomplete cauda equina syndrome /CESI), dan sindrom cauda equina dengan retensi (cauda equina syndrome with retention/CESR).
- Suspek sindrom cauda equina: kompresi thecal sac dengan radikulopati bilateral dan atau masalah sfingter subjektif dan atau perubahan sensorik subjektif pada daerah perianal, tanpa bukti objektif sindrom cauda equina
- Sindrom cauda equina inkomplit: kompresi thecal sac dengan gejala subjektif disertai tanda objektif sindrom cauda equina. Gejala yang ditimbulkan berupa perubahan sensasi berkemih, hilangnya keinginan untuk berkemih, pancaran urin terganggu, mengejan saat berkemih, dan berkurangnya tonus sfingter anal
- Sindrom cauda equina dengan retensi: kompresi thecal sac dengan retensi urin neurogenik. Pada tipe ini ditemukan retensi urin yang tidak disertai rasa nyeri (painless retention). Kandung kemih tidak lagi berada di bawah kendali eksekutif, serta ditemukan complete saddle anesthesia dan defisit sensorik daerah genitalia yang dapat disertai inkontinensia fekal[8,12,19]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding sindrom cauda equina berupa sindrom conus medullaris, myelitis transversa akut, dan sindrom Guillain-Barré.[1,5,17]
Sindrom Conus Medullaris
Sindrom conus medullaris merupakan gejala yang ditimbulkan akibat kompresi pada medula spinalis setinggi T12-L2. Manifestasi yang ditimbulkan berupa kelemahan tungkai bawah, hilangnya refleks tungkai bawah, dan saddle anesthesia. Kondisi ini biasanya melibatkan upper motor neuron dan lower motor neuron. Hilangnya refleks bulbokavernosus dan refleks anal pada keadaan ini bersifat permanen. Terjadi tumpang-tindih anatomi dan presentasi klinis antara sindrom conus medullaris dan sindrom cauda equina (Tabel 1).[1]
Tabel 1. Perbandingan Sindrom Conus Medullaris dengan Sindrom Cauda Equina
Sindrom Conus Medullaris | Sindrom Cauda Equina |
Melibatkan upper dan lower motor neuron | Melibatkan lower motor neuron |
Gangguan motorik simetris | Gangguan motorik asimetris |
Cedera kolum vertebra antara T12 dan L2 | Cedera kolum vertebra pada distal L2 |
Hilangnya deep tendon reflex | Hilangnya deep tendon reflex |
Areflexic bladder permanen | Areflexic bladder permanen |
Hilangnya refleks bulbokavernosus | Hilangnya refleks bulbokavernosus |
Sumber: dr. Bunga Saridewi, ALOMEDIKA, 2019
Myelitis transversa
Myelitis transversa adalah kelainan neurologis yang disebabkan oleh peradangan di kedua sisi dari satu tingkat atau segmen medula spinalis. Gejala yang ditimbulkan dapat berupa nyeri lokal punggung bawah, paresthesia tiba-tiba di kaki, hilangnya fungsi sensorik, dan kelumpuhan parsial kaki.[1]
Sindrom Guillain-Barré
Sindrom Guillain-Barré merupakan penyakit autoimun dengan gejala kelemahan motorik, arefleksia dengan atau tanpa gangguan sensorik, dalam keadaan berat dapat menimbulkan kelumpuhan termasuk otot-otot pernapasan.[1]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menunjang diagnosis sindrom cauda equina dan menentukan penyebab yang mendasari timbulnya sindrom ini.[3]
Radiologi
Rontgen vertebra biasanya digunakan pada pemeriksaan awal pasien dengan keluhan tulang belakang untuk mengidentifikasi adanya trauma, listhesis, scoliosis, dan degenerasi diskus, akan tetapi tidak dapat mendeteksi herniasi diskus intervertebralis dan kompresi medula spinalis yang merupakan penyebab tersering sindrom cauda equina.[9]
Pemeriksaan CT scan saja tidak direkomendasikan dalam mendiagnosis sindrom cauda equina. Meskipun begitu, jika MRI tidak tersedia, CT scan dapat menjadi alternatif. CT myelography lebih disarankan karena dapat memberikan informasi yang lebih baik.[12]
MRI adalah pemeriksaan pilihan pada pasien dengan dugaan sindrom cauda equina. Modalitas ini dapat digunakan untuk mengevaluasi jaringan lunak seperti diskus intervertebralis, ligamentum flavum, dural sac, dan akar saraf. Hanya saja, pemeriksaan ini tidak dapat digunakan pada pasien dengan alat pacu jantung, aneurysm clip, dan fragmen logam pada mata atau struktur vital lainnya.[9,11]
Elektromiografi
Elektromiografi (EMG) memiliki spesifisitas yang baik. Pemeriksaan harus meliputi miotom S2-3, yang mengindikasikan penurunan tonus anal. Akan tetapi, pada sebagian besar kasus sindrom cauda equina, onset gejala terjadi secara tiba-tiba. Sementara itu, studi melaporkan bahwa EMG baru sensitif setelah 2-3 minggu setelah onset.[12]
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk membantu menyingkirkan diagnosis banding dan menentukan kemungkinan penyebab dan kondisi patologi yang berhubungan dengan lesi medula spinalis bagian bawah:
- Hitung darah lengkap, glukosa darah, blood urea nitrogen (BUN), dan kreatinin; untuk menyingkirkan diagnosis anemia, infeksi dan disfungsi ginjal, terutama yang berhubungan dengan massa retroperitoneal.
- Serologi sifilis untuk menyingkirkan sifilis meningovaskular
- Pemeriksaan cairan serebrospinal melalui lumbal pungsi untuk menyingkirkan penyakit infeksi atau inflamasi pada meningen atau medula spinalis[8,10]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri