Etiologi Sindrom Cauda Equina
Etiologi sindrom cauda equina umumnya adalah kompresi pada regio saraf spinal yang disebut cauda equina. Kompresi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain akibat trauma, herniasi diskus, stenosis spinalis, neoplasma, infeksi, inflamasi, dan sebab iatrogenik. Kanalis spinalis yang sempit secara kongenital atau stenosis spinalis yang didapat merupakan beberapa faktor risiko sindrom cauda equina.
Etiologi
Sindrom Equina umumnya disebabkan oleh kompresi pada batang spinal dan saraf/akar saraf pada area L1-L5. Berikut merupakan faktor yang dapat menyebabkan kompresi pada cauda equina, yakni:
- Trauma: fraktur atau subluksasi pada vertebra, ruptur diskus intervertebralis lumbosakral, hematoma yang menekan thecal sac
- Herniasi diskus lumbaris : 90% terjadi pada L4-L5 atau L5-S1. Dari kasus herniasi diskus yang mengarah ke sindrom cauda equina, 70% terjadi pada pasien dengan riwayat nyeri punggung bawah kronik, sedangkan 30% sindrom cauda equina justru merupakan gejala awal herniasi diskus lumbaris
- Tumor pada daerah tulang belakang baik primer maupun metastasis: tumor primer dapat berupa myxopapillary ependymoma, schwannoma, paraganglioma, kista facet joint, kista perineural Tarlov, hemangioma, vena varix, dan kista hidatidosa. Metastasis dapat berasal dari kanker paru, kanker payudara, renal cell carcinoma, kanker limfatik, dan kanker kolorektal. Metastasis lebih sering menjadi penyebab sindroma cauda equina dibanding tumor primer
- Infeksi: abses yang melibatkan tulang belakang, tuberkulosis dan paralisis Pott, serta infeksi Staphylococcus aureus, Pseudomonas sp., Escherichia coli
- Iatrogenik: anestesi spinal, kesalahan penempatan pedikel screw dan laminar hook, komplikasi pasca tindakan seperti hematoma pada kanalis spinalis setelah injeksi steroid epidural[10-12]
Faktor Risiko
Faktor predisposisi sindrom cauda equina antara lain kanalis spinalis yang sempit secara kongenital atau stenosis spinalis yang didapat. Laki-laki usia muda lebih berisiko mengalami sindrom cauda equina, karena kelompok populasi ini lebih cenderung mengalami trauma torakolumbar.[6,11]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri