Prognosis Sindrom Cauda Equina
Prognosis sindrom cauda equina tergantung pada penyebab yang mendasari timbulnya gangguan ini di mana pemulihan yang lebih baik dibanding medula spinalis telah dilaporkan karena ketahanan akar saraf terhadap cedera dan regenerasi akar yang lebih baik.
Setengah dari kasus sindrom cauda equina datang dengan keluhan tipe retensi saat masuk ke rumah sakit. Sekitar 20% dari seluruh pasien membutuhkan penatalaksanaan yang berkelanjutan terkait manajemen disfungsi seksual, perawatan kateter secara mandiri, kolostomi, pembedahan urologi dan ginekologi, rehabilitasi cedera tulang belakang, dan dukungan psikososial.[2]
Komplikasi
Komplikasi berupa sekuele neurologi pada sindrom cauda equina meliputi defisit motorik dan sensorik permanen dan neurogenic bladder. Defisit neurologi persisten ditemukan pada 36% kasus, sedangkan neurogenic bladder ditemukan pada 64% kasus yang akan menjalani tindakan dekompresi.[3]
Prognosis
Sindrom cauda equina umumnya memiliki pemulihan yang lebih baik karena ketahanan akar saraf terhadap cedera dan regenerasi akar yang lebih baik dibanding medula spinalis. Akan tetapi, sacral root sangat rentan dan cedera pada bagian tersebut dapat bersifat permanen.[1]
Tindakan pembedahan segera berkaitan erat dengan hasil akhir sindrom cauda equina yang lebih baik. Namun, pasien usia tua cenderung memiliki gejala sisa yang lebih buruk setelah operasi.[20]
Pasien yang dapat melakukan ambulasi pada saat munculnya gejala umumnya akan tetap dapat melakukan hal tersebut. Sementara pasien yang datang dengan paresis tapi dapat melakukan ambulasi dengan bantuan memiliki kesempatan untuk dapat kembali berjalan sebesar 50%. Selain itu, 70% pasien yang mengalami retensi urin akan tetap memerlukan penggunaan kateter setelah masa rawatan.[15]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri