Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Sindrom Nyeri Miofasial monika-natalia 2023-02-01T15:18:36+07:00 2023-02-01T15:18:36+07:00
Sindrom Nyeri Miofasial
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Sindrom Nyeri Miofasial

Oleh :
dr. David Susanto, Sp.N, FINA
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan sindrom nyeri miofasial utamanya ditekankan pada pentingnya modifikasi gaya hidup seperti aktivitas fisik rutin dan mengupayakan posisi ergonomis. Sampaikan pada pasien bahwa obat-obatan dapat menghilangkan nyeri akut, tetapi nyeri dapat kembali dan menetap bertahun-tahun.[1-3]

Edukasi Pasien

Sampaikan pada pasien bahwa sindrom nyeri miofasial dapat disebabkan oleh penggunaan otot yang berlebihan yang menyebabkan pembentukan “taut band”. Inilah yang menjadi titik nyeri terlokalisir. Sindrom ini biasanya terjadi setelah otot berkontraksi berulang kali, misalnya akibat gerakan berulang yang digunakan dalam pekerjaan atau hobi. Sampaikan bahwa nyeri biasanya bersifat kronik dan dapat menetap bertahun-tahun, sehingga terapi adekuat sangat penting untuk mengurangi morbiditas.

Penanganan sindrom nyeri miofasial biasanya meliputi obat-obatan, injeksi trigger point, atau terapi fisik. Hingga kini belum ada bukti konklusif yang mendukung penggunaan satu terapi dibandingkan yang lain. Meski demikian, terapi fisik dipercaya sebagai komponen penting dari program perawatan.

Pasien dengan nyeri kronik, termasuk sindrom nyeri miofasial, rentan mengalami gangguan mood seperti depresi. Menjalani konseling atau mengikuti kelompok pendukung dapat membantu pasien coping terhadap kondisi medis yang dialami.[1-3]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Untuk mencegah dan mengendalikan sindrom nyeri miofasial, gaya hidup sehat dan mengupayakan posisi ergonomis saat bekerja sangat penting. Istirahat cukup 6–8 jam setiap hari, melakukan peregangan otot secara rutin, dan olahraga ringan seperti jogging dapat membantu meningkatkan kesehatan secara umum dan mencegah timbulnya sindrom nyeri miofasial.

Pasien juga perlu melakukan manajemen stres karena sindrom nyeri miofasial telah dikaitkan dengan ketegangan otot akibat tekanan mental. Peregangan berkala akan membantu mencegah timbulnya sindrom nyeri miofasial pada populasi berisiko, seperti mereka yang pekerjaannya melibatkan gaya statis yang terus-menerus, misalnya pegawai kantoran.[1-3]

Referensi

1. Galasso A, Urits I, An D, et al. A Comprehensive Review of the Treatment and Management of Myofascial Pain Syndrome. Curr Pain Headache Rep, 2020. 24, 43. https://doi.org/10.1007/s11916-020-00877-5
2. Urits I, Charipova K, Gress K, Schaaf AL, et al. Treatment and Management of Myofascial Pain Syndrome. Best Practical & Research Clinical Anaesthesiology. 2020. 34 : 427- 448.
3. Das R, Jhajharia B. Fascia and Myofascial Pain Syndrome – An Overview. Asian Pac. J. Health Sci. 2022. 9(4) : 228-232.

Prognosis Sindrom Nyeri Miofasial
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 04 Oktober 2023, 15:22
Nyeri paha tidak sembuh-sembuh
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Pasien usia 29 tahun. Pekerjaan mahasiswa.Keluhan utama, nyeri di paha bagian depan, kedua kaki, sudah 7 hari ini.Sebelumnya, pasien mengalami hemorroid...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.