Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Tetanus general_alomedika 2024-07-09T15:51:41+07:00 2024-07-09T15:51:41+07:00
Tetanus
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Tetanus

Oleh :
dr.Saphira Evani
Share To Social Media:

Penatalaksanaan tetanus bertujuan untuk mengeliminasi bakteri yang terdapat pada luka untuk mencegah pelepasan toksin lebih lanjut, menetralkan toksin yang belum terikat pada sel saraf. Penanganan tetanus juga harus meliputi manajemen jalur napas, pengendalian kejang, serta terapi suportif untuk meminimalkan efek dari toksin tetanus.[6]

Terapi Medikamentosa

Terapi farmakologis tetanus meliputi pemberian antitoksin, antibiotik, antiepilepsi, dan terapi lain untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan oleh toksin Bagaimanapun, belum ada terapi medikamentosa tertentu yang terbukti dapat menyembuhkan tetanus karena uji klinis acak yang masih sedikit.

Antitoksin

Antitoksin yang dianjurkan adalah human tetanus immunoglobulin (HTIG) dengan dosis 3000-6000 unit intramuskular dibagi dalam beberapa kali pemberian dengan dosis yang sama. Dosis bayi adalah 500 unit intramuskular tunggal.[7,8]

Bila tidak tersedia HTIG dapat digunakan anti tetanus serum  (ATS) dengan dosis 100.000-200.000 unit dibagi separuh dimasukkan intravena dan sisanya dimasukkan intramuskular pada hari pertama. Dosis untuk bayi adalah 10.000 unit intramuskular. Penggunaan ATS harus diawasi ketat karena risiko terjadi reaksi anafilaktik yang lebih tinggi.[7,8]

Antibiotik

Antibiotik digunakan untuk mengeradikasi bakteri. Antibiotik pilihan adalah metronidazole dengan dosis 500 mg intravena setiap 6 jam atau 1 gram setiap 12 jam untuk pasien dewasa dan 7,5 mg/kg BB tiap 8 jam. Antibiotik lain yang dapat digunakan adalah klindamisin, tetrasiklin, eritromisin, kloramfenikol, dan penisilin.

Perlu diingat bahwa pemberian antibiotik hanya efektif bila debridemen luka telah diberikan secara adekuat.[6-8,22]

Benzodiazepin

Untuk mengurangi spasme yang terjadi akibat efek toksin, dapat diberikan obat golongan benzodiazepin. Diazepam dapat diberikan secara berkelanjutan dengan dosis 0,5-15 mg/kg/hari atau diberikan intermiten dengan dosis 5 atau 10 mg maksimal 3 dosis setiap jam. Beberapa pasien dapat mentoleransi dosis diazepam hingga 600 mg per 24 jam.

Untuk mencegah spasme yang berlangsung lebih dari 5-10 detik, berikan diazepam secara intravena dengan dosis 10-40 mg tiap 1 hingga 8 jam per hari sesuai kondisi pasien.[2]

Lorazepam ataupun infus midazolam juga dapat dipergunakan untuk mengatasi spasme otot. Dosis midazolam yang dapat diberikan sebanyak 5-15 mg/ jam secara intravena.

Medikamentosa Lainnya

Terapi lain yang dapat digunakan antara lain propofol, dantrolen, magnesium sulfat, hingga terapi yang lebih invasif seperti pemberian baclofen yang disuntikkan secara intratekal.

Spasme yang mengganggu fungsi pernapasan ditangani dengan intubasi dan pemasangan ventilasi mekanik, diikuti dengan pemberian muscle relaxant dengan pilihan obat vecuronium.

Disfungsi otonom diatasi dengan pemberian labetalol, morfin, klonidin, ataupun fentanil tergantung dari kelainan yang muncul.[4,6,7]

Imunisasi

Tetanus adalah salah satu dari sedikit penyakit bakteri yang tidak memberikan kekebalan setelah pemulihan dari penyakit akut. Oleh karena itu, semua pasien dengan tetanus harus menerima imunisasi aktif dengan rangkaian lengkap vaksin tetanus, dimulai segera setelah diagnosis.[14]

Terapi Non Farmakologis

Pasien sebaiknya ditempatkan di ruangan perawatan terpisah yang sunyi dan sebisa mungkin terhindar dari stimulus cahaya (ruangan gelap) dan taktil (pengunjung dibatasi).

Pada kasus tetanus dengan gagal napas dan membutuhkan ventilasi mekanik pasien dirawat di intensive care unit (ICU). Tindakan trakeostomi terkadang harus dilakukan apabila intubasi endotrakeal merangsang terjadinya spasme saluran napas atas.

Diet pada pasien tetanus dianjurkan menggunakan pipa nasogastrik dan diberikan diet tinggi kalori. Terapi cairan juga harus adekuat akibat metabolisme tubuh yang meningkat.[6-8]

Manajemen Luka

Semua pasien dengan luka yang rawan terkena tetanus perlu dilakukan eksplorasi dan debridemen secara menyeluruh pada luka yang dicurigai sebagai port d’entree.

 

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

2. Hinfey PB, Brusch JL. Tetanus. Medscape. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/229594-overview#a6
4. Hassel B. Tetanus: pathophysiology, treatment, and the possibility of using botulinum toxin against tetanus-induced rigidity and spasms. Toxin(Basel). 2013;5(1):73-83. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3564069/
6. Bae C, Bourget D. Tetanus. Statpearls. 2022.
7. Roper MH, Wassilak SGF, Tiwari TSP, Orenstein WA. in Vaccines. ed. Plotkin SA, Orenstein WA, Offit PA. Elsevier Inc, Philadelphia, 2013, p.747-772
8. Tanto C. In Kapita Selekta Kedokteran. ed. Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA. Media Aesculapius Publisher, Jakarta, 2014, p.982-983
14. Havers FP, Moro PL, Hunter P, et al. Use of Tetanus Toxoid, Reduced Diphtheria Toxoid, and Acellular Pertussis Vaccines: Updated Recommendations of the Advisory Committee on Immunization Practices - United States, 2019. MMWR Morb Mortal Wkly Rep 2020; 69:77.
22. Laksmi NKS. Penatalaksanaan tetanus. CDK. 2014;41(11):823-827.http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/article/view/1073

Diagnosis Tetanus
Prognosis Tetanus

Artikel Terkait

  • Protokol Profilaksis Tetanus
    Protokol Profilaksis Tetanus
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 21 Maret 2025, 11:00
Kapan suntik ATS pada pasien tertusuk paku berkarat?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya. Sebenarnya pasien tertusuk paku berkarat, kapan golden time pemberian ATS Dok? Apakah dalam 6 jam atau dalam 24 jam dok? Sy konsul...
Anonymous
Dibalas 05 Maret 2025, 08:01
Apakah perlu diberikan anti tetanus pada pasien dengan vulnus punctum namun riwayat imunisasi tidak jelas?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter. Anak usia 6 th tertusuk paku 1 jam yg lalu.. luka kurg lbih 0.5cm, luka brsih.. paku berkarat atau tidak ,juga tidak jelas, riwayat imunisasi...
Anonymous
Dibalas 17 Januari 2025, 16:01
Explore luka pada luka tusuk paku yang dialami 3 hari lalu
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Selamat sore dokter teman-teman sejawat, saya izin bertanya apakah boleh dilakukan cross insisi atau explore luka terkena tusuk paku yg dialami 3 hari yang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.