Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Tetanus general_alomedika 2023-04-12T15:20:45+07:00 2023-04-12T15:20:45+07:00
Tetanus
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Tetanus

Oleh :
dr.Saphira Evani
Share To Social Media:

Etiologi tetanus adalah bakteri anaerob Clostridium Tetani yang masuk melalui luka sebagai port d’entree. Tetanus berisiko tinggi menginfeksi orang-orang tanpa riwayat vaksinasi atau tidak lengkap vaksinasi tetanus selama hidupnya.

Luka kronis dengan kerusakan jaringan yang dalam dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri tetanus. Bayi yang lahir melalui persalinan yang tidak steril berisiko tinggi untuk terkena tetanus neonatorum.

Etiologi

Etiologi tetanus adalah bakteri anaerob obligat Clostridium Tetani yang dapat membentuk spora. Bakteri ini berbentuk basil Gram positif dan selalu bergerak. Bakteri Clostridium Tetani berukuran lebar 0.3-0.5 µm dan panjang 2-2.5 µm.

Bakteri Clostridium Tetani dapat ditemukan di tanah, debu, usus hewan (domba, sapi, anjing, kuda), serta pada feses manusia dan hewan. Bentuk spora Clostridium Tetani dapat bertahan dalam bentuk dorman selama bertahun-tahun, spora tersebut tahan terhadap sinar matahari, pemanasan hingga ±20 menit, serta desinfektan.[5,6]

Saat masuk ke dalam luka, spora Clostridium Tetani akan berubah menjadi bentuk vegetatif yang akan menghasilkan toksin. Bakteri akan bermultiplikasi pada luka dengan kondisi anaerob dan suhu optimal antara 33-37oC.[7,8]

Inaktivasi bentuk spora dari bakteri ini membutuhkan waktu 15-24 jam menggunakan larutan phenol 5%, formalin 3%, chloramine 1%, atau hidrogen peroksida 6%.  Tetanus juga dapat terjadi pada bayi yakni tetanus neonatorum yang terjadi pada persalinan dan pemotongan tali pusat yang tidak steril. Tetanus tidak menular dari satu manusia ke manusia lain.[6,7]

Faktor Risiko

Faktor risiko yang dapat meningkatkan kejadian tetanus adalah tidak pernah mendapatkan vaksin tetanus atau orang-orang yang menurun imunitas tubuhnya akibat usia lanjut. Orang-orang yang tidak mendapatkan vaksin tetanus sama sekali dalam hidupnya atau dengan riwayat vaksinasi yang kurang, sangat berisiko untuk terkena tetanus, terutama anak-anak dan lansia. [6,7]

Para injection drug user (IDU) juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena tetanus akibat kontaminasi spora Clostridium Tetani saat menyuntikkan obat, membuat irisan luka di kulit, dan bekas luka yang tidak dirawat.[9]

Risiko terjadinya tetanus meningkat pada jenis luka yang menimbulkan kerusakan jaringan yang dalam seperti misalnya luka tusuk. Jaringan rusak di bagian dalam minim terpapar udara luar dan mudah terbentuk kondisi anaerob.

Pada penelitian di Amerika Serikat, 73% kasus tetanus disebabkan oleh luka baru, 50% di antaranya adalah luka tusuk dan 32% dari luka tusuk tersebut disebabkan oleh tusukan paku.

Luka kronis dengan jaringan nekrotik dan luka yang terinfeksi juga merupakan jenis luka yang berisiko tinggi sebagai tempat berkembangnya bakteri penyebab tetanus. Kasus tetanus juga ditemukan pada pasien sehabis tindakan pencabutan gigi, perawatan saluran akar, serta trauma pada jaringan lunak di daerah mulut.[10]

Bayi yang lahir melalui persalinan yang tidak steril dan menggunakan alat-alat untuk memotong tali pusat yang terdapat spora Clostridium Tetani, sangatlah berisiko untuk terkena tetanus neonatorum.

Faktor lain yang meningkatkan risiko tetanus neonatorum antara lain persalinan yang dilakukan di rumah atau tempat dengan permukaan yang kotor, persalinan yang tidak dibantu oleh tenaga medis terlatih, penolong persalinan tidak mencuci tangan sebelum melakukan tindakan, serta penggunaan alat dan bahan tradisional untuk mengikat dan merawat tali pusat bayi.

Di beberapa daerah di Asia dan Afrika masih ada kepercayaan untuk mengoleskan kotoran hewan pada tali pusat bayi sebagai simbol kekuatan dan pemurnian. Hal tersebut tentunya sangat berisiko untuk menimbulkan tetanus pada bayi.[7]

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

5. George EK, De Jesus O, Vivekanandan R. Clostridium Tetani. Statpearls. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482484/
6. Bae C, Bourget D. Tetanus. Statpearls. 2022.
7. Roper MH, Wassilak SGF, Tiwari TSP, Orenstein WA. in Vaccines. ed. Plotkin SA, Orenstein WA, Offit PA. Elsevier Inc, Philadelphia, 2013, p.747-772
8. Tanto C. In Kapita Selekta Kedokteran. ed. Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA. Media Aesculapius Publisher, Jakarta, 2014, p.982-983
9. Hope VD, Palmateer N, Wiessing L, Marongiu A, White J, Ncube F, Goldberg D. A decade of spore-forming bacterial infections among European injecting drug users: pronounced regional variation. Am J Public Health. 2012 Jan;102(1):122-5. doi: 10.2105/AJPH.2011.300314. Epub 2011 Nov 28. PMID: 22095355; PMCID: PMC3490555. https://www.eurosurveillance.org/content/10.2807/esw.08.04.02371-en
10. Hinfey PB, Brusch JL. What are the risk factors for tetanus (lockjaw)? Medscape. 2019. https://www.medscape.com/answers/229594-5915/what-are-the-risk-factors-for-tetanus-lockjaw

Patofisiologi Tetanus
Epidemiologi Tetanus

Artikel Terkait

  • Protokol Profilaksis Tetanus
    Protokol Profilaksis Tetanus
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 21 Maret 2025, 11:00
Kapan suntik ATS pada pasien tertusuk paku berkarat?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya. Sebenarnya pasien tertusuk paku berkarat, kapan golden time pemberian ATS Dok? Apakah dalam 6 jam atau dalam 24 jam dok? Sy konsul...
Anonymous
Dibalas 05 Maret 2025, 08:01
Apakah perlu diberikan anti tetanus pada pasien dengan vulnus punctum namun riwayat imunisasi tidak jelas?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter. Anak usia 6 th tertusuk paku 1 jam yg lalu.. luka kurg lbih 0.5cm, luka brsih.. paku berkarat atau tidak ,juga tidak jelas, riwayat imunisasi...
Anonymous
Dibalas 17 Januari 2025, 16:01
Explore luka pada luka tusuk paku yang dialami 3 hari lalu
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Selamat sore dokter teman-teman sejawat, saya izin bertanya apakah boleh dilakukan cross insisi atau explore luka terkena tusuk paku yg dialami 3 hari yang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.