Patofisiologi Kehamilan Postterm
Patofisiologi kehamilan postterm belum jelas diketahui tetapi diduga berkaitan dengan perubahan regulasi corticotropin-releasing hormone atau CRH. Perubahan ini kemudian memengaruhi durasi kehamilan, tetapi mekanismenya belum dipahami dengan pasti.[1]
Perubahan Regulasi Corticotropin-Releasing Hormone (CRH)
Saat hamil, plasenta akan memproduksi corticotropin-releasing hormone (CRH) yang berkaitan dengan durasi kehamilan. Peningkatan sintesis CRH terjadi seiring dengan bertambahnya usia kehamilan dan akan mencapai puncak saat persalinan.[1,3]
Pada wanita yang mengalami persalinan preterm, CRH ditemukan meningkat lebih cepat bila dibandingkan dengan wanita yang mengalami persalinan aterm. Sementara itu, pada wanita yang mengalami persalinan postterm, studi menunjukkan perlambatan peningkatan CRH.[1,3]
Berdasarkan uraian di atas, persalinan postterm diperkirakan terjadi karena perubahan regulasi CRH yang memengaruhi durasi kehamilan. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor keturunan (akibat polimorfisme gen pada CRH) atau perubahan pada fenotip ibu dengan obesitas yang mengubah sinyal hormonal pada kelahiran. Namun, mekanisme di balik hubungan CRH dan kehamilan postterm sendiri masih belum diketahui.[1,3]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur