Penatalaksanaan Kehamilan Postterm
Penatalaksanaan kehamilan postterm dimulai dengan antenatal surveillance untuk menentukan opsi terapi, yaitu antara terapi konservatif, induksi persalinan, atau sectio caesarea.[8]
Antenatal Surveillance atau Pengawasan Janin Sebelum Kelahiran
Wanita dengan usia kehamilan >41 minggu harus menjalani pengawasan janin sebelum kelahiran. Saat antenatal surveillance, dokter melakukan non-stress test menggunakan cardiotocography dan ultrasonografi untuk menentukan biophysical profile.[4,12]
Biophysical profile merupakan skor yang ditentukan berdasarkan parameter USG dan cardiotocography. Parameter yang dinilai mencakup volume cairan amnion, tonus, gerakan fetus, pernapasan fetus, dan reaktivitas fetus. Pada kehamilan postterm, anjurkan ibu untuk menjalani pemeriksaan biophysical profile 2 kali dalam seminggu setelah usia gestasi >41 minggu.[4,12]
Keputusan Terapi
Keputusan terapi pada kehamilan postterm didasarkan pada hasil biophysical profile. Jika hasil skornya rendah, pertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan atau sectio caesarea.[10]
Pada kondisi di mana hasil biophysical profile janin baik, keputusan terapi selanjutnya perlu juga mempertimbangkan hasil pemeriksaan dalam, perkiraan berat janin, riwayat kehamilan sebelumnya, dan preferensi pasien. Dokter perlu menjelaskan risiko setiap pilihan terapi untuk membantu pasien menentukan preferensi terapinya.[10]
Terapi Konservatif vs. Induksi Persalinan
Terapi konservatif dulunya lebih disarankan karena ada kekhawatiran bahwa risiko sectio caesarea akan meningkat jika induksi persalinan gagal. Namun, bukti klinis yang ada menunjukkan bahwa induksi persalinan tidak meningkatkan risiko sectio caesarea. Sebaliknya, saat terapi konservatif dipilih, risiko sectio caesarea akan meningkat.[10]
Berdasarkan bukti tersebut, The Royal College of Obstetricians and Gynaecologists (RCOG) dan National Institute for Health and Care Excellence (NICE) menyarankan induksi persalinan pada kehamilan dengan usia gestasi 41+0 hingga 42+0 minggu guna mencegah kehamilan postterm. Induksi persalinan selambatnya dilakukan pada usia 42 6/7 minggu.[1,4,6]
Jika induksi persalinan dilakukan, dokter harus memantau janin intrapartum untuk melihat ada tidaknya intoleransi janin terhadap persalinan. Jika terdapat kecurigaan intoleransi, hentikan persalinan dan lakukan sectio caesarea.[1,4,6]
Sectio Caesarea
Operasi ini segera diindikasikan pada kehamilan postterm dengan oligohidramnion, gawat janin, atau skor biophysical profile 0. Sectio caesarea juga diindikasikan jika terjadi kegagalan induksi atau intoleransi janin terhadap persalinan.[10]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur