Prognosis Kehamilan Postterm
Prognosis kehamilan postterm ditentukan oleh kondisi janin, volume cairan amnion, dan ada tidaknya penyulit seperti ketuban pecah dini atau infeksi intrauterin. Kondisi janin dapat ditentukan berdasarkan biophysical profile.[9,12]
Komplikasi
Komplikasi utama kehamilan postterm adalah kematian janin. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa penyebab dasar kematian bayi adalah sebagai berikut:
- Insufisiensi plasenta
- Aspirasi mekonium yang ditandai dengan takipneu, sianosis, dan penurunan fungsi paru-paru
- Infeksi intrauterin yang ditandai dengan adanya mekonium pada jalan lahir
Hipoglikemia, kejang, dan tanda insufisiensi pernapasan pada neonatus
- Asidemia pada neonatus
Skor Apgar rendah
- Makrosomia[9,12]
Kehamilan postterm juga berhubungan dengan peningkatan risiko pada ibu, yaitu:
- Distonia saat persalinan
- Laserasi berat perineum (robekan derajat 3 atau 4)
- Sectio caesarea
Endometriosis[9,12]
Prognosis
Pada penelitian retrospektif yang dilakukan oleh Caughey, et al., kehamilan postterm ditemukan berhubungan dengan komplikasi dan peningkatan risiko mortalitas dengan tingkat mortalitas sekitar 5%.[9,12]
Prognosis bayi pada kehamilan postterm ditentukan oleh ada tidaknya komplikasi, kondisi janin yang ditentukan berdasarkan biophysical profile, volume cairan amnion berdasarkan USG, serta ada tidaknya penyulit. Biophysical profile merupakan skor untuk menilai kesejahteraan janin berdasarkan hasil cardiotocography dan USG.[12]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur