Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini general_alomedika 2024-04-26T12:56:41+07:00 2024-04-26T12:56:41+07:00
Ketuban Pecah Dini
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini

Oleh :
dr.Krisandryka
Share To Social Media:

Untuk pasien aterm yang mengalami ketuban pecah dini (KPD) atau premature rupture of membrane, penatalaksanaan yang direkomendasikan adalah induksi persalinan segera karena dapat mengurangi risiko korioamnionitis. Di lain pihak, pada pasien yang belum aterm, penatalaksanaan bergantung pada klinis masing-masing pasien. Penatalaksanaan umum berdasarkan usia kehamilan tercantum di Tabel 1.[1,2]

Tabel 1. Penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini Sesuai Usia Kehamilan

Usia Kehamilan Penatalaksanaan
Cukup bulan (37 minggu atau lebih) Lahirkan bayi: induksi atau sectio caesarea sesuai indikasi
Obati infeksi intraamniotik jika ada
Profilaksis infeksi sesuai indikasi

Late preterm (34-36 minggu 6 hari)

Konservatif atau lahirkan bayi (induksi atau sectio caesarea sesuai indikasi)
Obati infeksi intraamniotik jika ada
Kortikosteroid: Jika belum diberikan sebelumnya dan bayi akan dilahirkan dalam waktu lebih dari 24 jam dan kurang dari 7 hari, serta tidak ada korioamnionitis
Skrining dan profilaksis infeksi sesuai indikasi
Preterm (24-33 minggu 6 hari) Konservatif
Obati infeksi intraamniotik jika ada
Antibiotik jika tidak ada kontraindikasi
Kortikosteroid
Lakukan swab vagina dan rektum untuk kultur patogen infeksi, lalu profilaksis infeksi sesuai indikasi
Magnesium sulfat untuk neuroproteksi pada usia kehamilan <32 minggu, jika tak ada kontraindikasi

Periviabel (<24 minggu)

 

 

Konseling
Konservatif atau induksi persalinan
Antibiotik dapat mulai diberikan mulai dari usia kehamilan 20 minggu
Profilaksis terhadap infeksi, kortikosteroid, tokolitik, dan magnesium sulfat tidak direkomendasikan sebelum bayi viabel

Sumber: dr. Krisandryka Wijaya, Alomedika, 2023.[1,2]

Manajemen Persalinan

Selain dari usia kehamilan, keputusan untuk melahirkan bayi juga ditentukan oleh status janin, banyaknya perdarahan pervaginam, dan kondisi umum ibu. Status janin yang meragukan dan korioamnionitis merupakan indikasi persalinan.

Perlu dipertimbangkan abrupsio plasenta pada pasien ketuban pecah dini yang disertai perdarahan pervaginam, dan persalinan mungkin menjadi salah satu pilihan pada kondisi tersebut. Pada pasien hamil cukup bulan yang belum mengalami persalinan spontan saat datang, perlu dilakukan induksi.

Umumnya, pasien dengan KPD preterm perlu dirawat inap di rumah sakit dengan pemantauan berkala untuk menilai tanda-tanda infeksi, abruptio plasenta, kompresi tali pusat, kondisi janin, dan tanda persalinan.

Terdapat kontroversi seputar penggunaan tokolitik pada pasien KPD preterm. Tokolitik profilaksis dihubungkan dengan periode laten yang lebih panjang dan berkurangnya risiko kelahiran dalam 48 jam. Namun, tokolitik juga dihubungkan dengan peningkatan risiko korioamnionitis pada usia kehamilan di bawah 34 minggu.[1,2,10]

Pemberian Kortikosteroid

Kortikosteroid antenatal pada KPD preterm bermanfaat mengurangi mortalitas neonatal, distres pernapasan, necrotizing enterocolitis, dan perdarahan intraventrikular. Kortikosteroid direkomendasikan pada semua kehamilan usia 24 hingga 34 minggu jika ada risiko terjadinya persalinan pada 7 hari berikutnya.[1,2,10]

Magnesium Sulfat

Magnesium sulfat digunakan untuk mengantisipasi kelahiran sebelum usia kehamilan 32 minggu untuk mengurangi risiko cerebral palsy. Pada KPD preterm usia 24 hingga 29 minggu 6 hari yang sudah memasuki persalinan atau persalinan direncanakan dalam 24 jam, magnesium sulfat dapat diberikan.[1,2,10]

Antibiotik

Antibiotik pada kasus ketuban pecah dini terbukti memperpanjang masa kehamilan, mengurangi infeksi maternal dan neonatal, serta mengurangi morbiditas janin. Pada KPD preterm (<34 minggu), direkomendasikan terapi antibiotik selama 7 hari.

Regimen yang direkomendasikan adalah 2 gram ampicillin intravena (IV) per 6 jam dan 250 mg erythromycin IV per 6 jam selama 48 jam. Kemudian, diikuti 250 mg amoxicillin oral per 8 jam dan 333 erythromycin oral per 8 jam selama 5 hari berikutnya. Amoxicillin-klavulanat tidak direkomendasikan karena meningkatkan risiko necrotizing enterocolitis.[1,2,10,11]

Usia Kehamilan Aterm

Pada prinsipnya, untuk pasien dengan usia kehamilan ≥ 37 minggu, penatalaksanaan ketuban pecah dini (KPD) difokuskan pada induksi persalinan dengan oxytocin. Manajemen aktif berkaitan dengan penurunan risiko infeksi maternal, penurunan kebutuhan rawat intensif neonatus, dan antibiotik postnatal. Pada pasien tertentu, induksi persalinan dengan manajemen aktif secara langsung bisa saja tidak memungkinkan. Expectant management dapat dipertimbangkan jika:

  • KPD aterm dengan presentasi sefalik menetap
  • Group B Streptococcus negatif

  • Tidak ada tanda infeksi
  • Cardiotocography normal
  • Tidak ada riwayat pemeriksaan bimanual dan sutura servikal
  • Pemantauan suhu maternal, hilangnya cairan ketuban, dan status janin setiap 4 jam memungkinkan

Antibiotik profilaksis diberikan pada pasien dengan infeksi Group B Streptococcus.[1,2,10,11,13]

Usia Kehamilan Preterm

Ketuban pecah dini yang terjadi pada usia gestasi < 37 minggu disebut sebagai ketuban pecah dini preterm atau preterm premature rupture of membrane (PPROM). Tata laksana bergantung pada usia kehamilan.[1,2,10,11,16]

Kehamilan 34-36 Minggu

Bukti ilmiah yang ada menunjukkan bahwa induksi persalinan dan expectant management dapat dipertimbangkan pada pasien dengan KPD preterm usia kehamilan 34-36 minggu. Berikan kortikosteroid jika syarat yang disebutkan dalam Tabel 1 terpenuhi. Lakukan skrining infeksi Group B Streptococcus dan berikan profilaksis sesuai indikasi.[1,2,10,11,16]

Kehamilan 24-33 Minggu

Pada pasien dengan usia kehamilan 24-33 minggu, tata laksana yang direkomendasikan adalah expectant management dengan pemantauan infeksi, perdarahan, kompresi tali pusat, kesejahteraan janin, dan tanda persalinan. Jika expectant management tidak memungkinkan karena kontraindikasi ibu dan janin, maka bayi sebaiknya dilahirkan.

Kortikosteroid antenatal dosis tunggal sebaiknya diberikan. Jika usia kehamilan kurang dari 32 minggu, maka berikan magnesium sulfat. Lakukan pemeriksaan swab vagina untuk skrining infeksi Group B Streptococcus, dan berikan profilaksis sesuai indikasi.

Jika pasien memiliki infeksi herpes simpleks aktif, direkomendasikan untuk expectant management dan dilakukan terapi virus herpes simpleks. Jika ibu mengidap HIV, maka terapi HIV mengikuti rekomendasi tata laksana HIV selama kehamilan.[1,2,10,11,16]

Usia Gestasi <24 Minggu

Pada kelompok usia gestasi ini, risiko morbiditas dan mortalitas pada ibu dan janin lebih tinggi dibandingkan usia gestasi yang lebih tua. Angka kesintasan bayi akan lebih tinggi jika lahir pada usia kehamilan di atas 22 minggu dibandingkan di bawah 22 minggu.

Lakukan konseling mengenai risiko dan manfaat dari expectant management. Jika pasien memilih menjalani expectant management, rawat jalan dapat dilakukan setelah pemantauan rawat inap. Pasien yang rawat jalan harus diberikan informasi agar segera kembali ke perawatan jika mengalami perdarahan, gejala infeksi, ataupun tanda persalinan.

Profilaksis infeksi Group B Streptococcus tidak direkomendasikan, tetapi dapat dipertimbangkan saat usia kehamilan 23 minggu. Kortikosteroid dosis tunggal dan magnesium sulfat untuk neuroproteksi juga dapat diberikan pada usia kehamilan 23 minggu.[1,2,10,11,16]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Giovanni Gilberta

Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta

Referensi

1. Siegler Y, Weiner Z, Solt I. ACOG Practice Bulletin No. 217: Prelabor Rupture of Membranes. Obstet Gynecol. 2020;136(5):1061. doi:10.1097/AOG.0000000000004142 https://sci-hub.hkvisa.net/10.1097/AOG.0000000000003700
2. Dayal S, Hong PL. Premature Rupture Of Membranes. [Updated 2022 Jul 18]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532888/
10. Thomson AJ; Royal College of Obstetricians and Gynaecologists. Care of Women Presenting with Suspected Preterm Prelabour Rupture of Membranes from 24+0 Weeks of Gestation: Green-top Guideline No. 73. BJOG. 2019;126(9):e152-e166. doi:10.1111/1471-0528.15803
11. National Institute for Health and Care Excellence (NICE). Preterm labour and birth. 2022.
12. Sorano S, Fukuoka M, Kawakami K, Momohara Y. Prognosis of preterm premature rupture of membranes between 20 and 24 weeks of gestation: A retrospective cohort study. Eur J Obstet Gynecol Reprod Biol X. 2019;5:100102. Published 2019 Nov 15. doi:10.1016/j.eurox.2019.100102
16. Ronzoni S, Boucoiran I, Yudin MH, Coolen J, Pylypjuk C, Melamed N, Holden AC, Smith G, Barrett J. Guideline No. 430: Diagnosis and management of preterm prelabour rupture of membranes. J Obstet Gynaecol Can. 2022 Nov;44(11):1193-1208.e1. doi: 10.1016/j.jogc.2022.08.014. Epub 2022 Oct 2. PMID: 36410937.

Diagnosis Ketuban Pecah Dini
Prognosis Ketuban Pecah Dini
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 08 Oktober 2024, 23:02
Tindakan lanjut terapi ibu hamil G1P0 28-29 minggu dengan ketuban pecah dini
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Ibu hamil usia 29 thnG1p0 29 - 30 mingguKeluhan awal rembes dari kemaluan sudah 5 hari. Demam - , mual muntah - .Sebelum rembes pasien mengaku ada putihan....
dr. Mona
Dibalas 21 April 2021, 21:26
Antara ketuban pecah dini (KPD) dan ketuban pecah normal, apakah terdapat kriteria tertentu yang dapat membedakannya dengan mudah
Oleh: dr. Mona
6 Balasan
Alo dokter. Dok, saya ijin bertanya bagaimana ya dok membedakan ketuban pecah yg bukan KPD? Secara definisi KPD kan ketuban pecah sebelum waktu persalinan...
dr. Ica Trianjani S.
Dibalas 23 Mei 2023, 23:38
Berapa lama kah waktu yang tepat untuk dapat rujuk pasien ketuban pecah dini
Oleh: dr. Ica Trianjani S.
4 Balasan
Selamat pagi dok, ijin bertanya. Kapan si kita harus rujuk pasien dengan KPD? Apa harus menunggu 24 jam baru bisa di rujuk ke RS? Klo yang saya tau 8 jam...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.