Edukasi dan Promosi Kesehatan Korioamnionitis
Edukasi dan promosi kesehatan terhadap korioamnionitis yang utama adalah pentingnya antenatal care.
Edukasi Pasien
Ibu perlu diedukasi mengenai tanda dan gejala terjadinya infeksi selama masa kehamilan. Anjurkan pasien untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika ditemui gejala pecah ketuban, keputihan, demam, atau nyeri perut saat hamil. Ibu hamil dihimbau untuk tidak sembarang mengonsumsi obat steroid atau antibiotik tanpa sepengetahuan dokter apabila mengalami keluhan-keluhan tersebut.
Ibu yang mengeluhkan keluhan yang sama pada saat persalinan diedukasi bahwa hal tersebut tidak selalu mengarah pada diagnosis korioamnionitis dan terdapat penyakit-penyakit lain yang juga dapat menyebabkan keluhan tersebut, seperti appendicitis, infeksi saluran kemih, pielonefritis, dan pneumonia.[4,6]
Ibu yang mengalami korioamnionitis juga perlu diedukasi mengenai pentingnya kepatuhan berobat untuk memastikan korioamnionitis dapat diatasi dengan baik tanpa menyebabkan komplikasi. Jelaskan kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dan janin.
Dokter juga harus memberikan edukasi mengenai penanganan neonatus yang lahir dengan riwayat korioamnionitis. Jelaskan bahwa risiko terjadinya infeksi meningkat sehingga walau kondisi baik, bayi tetap harus dirawat inap untuk observasi ada tidaknya tanda infeksi.[4,17]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit korioamnionitis berfokus pada pentingnya antenatal care. Dengan antenatal care, selain dapat mendeteksi dan menerapi sedini mungkin korioamnionitis, pasien dan dokter juga dapat melakukan pengawasan terhadap ibu dan janin.
Pengawasan terhadap janin dapat meliputi pemeriksaan ultrasonografi (USG) dan perencanaan terkait pemberian antibiotik untuk janin.
Selain itu, dengan melakukan antenatal care, perencanaan untuk persalinan seperti perlu/tidaknya induksi, persalinan sectio caesarea, juga dapat dipikirkan lebih matang.[4]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja