Prognosis Korioamnionitis
Prognosis korioamnionitis sangat dipengaruhi oleh tata laksana yang adekuat. Korioamnionitis yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan komplikasi, baik pada janin dan ibu, seperti persalinan prematur dan sepsis neonatorum.
Komplikasi
Korioamnionitis dapat menimbulkan komplikasi pada janin dan ibu.
Komplikasi pada Janin
Komplikasi pada janin yang perlu diwaspadai terutama adalah cerebral palsy, sepsis neonatorum, enterokolitis nekrotikans, dan fetal inflammatory response syndrome (FIRS).
Cerebral Palsy:
Studi meta analisis yang menelaah 15 studi menemukan bahwa baik korioamnionitis yang didiagnosis secara klinis atau histologis, akan meningkatkan risiko cerebral palsy pada bayi. Peningkatan risiko ini sebesar 140% pada bayi dengan korioamnionitis secara klinis dan 80% pada korioamnionitis secara histologis. Meskipun demikian, risiko cerebral palsy masih cukup rendah (2 per 1.000 kelahiran hidup).[20]
Sepsis Neonatorum:
Anak yang lahir dari ibu dengan korioamnionitis memiliki risiko untuk mengalami sepsis awitan dini sebesar 2-10 kali lipat, dan risiko ini semakin tinggi bila terjadi funisitis.[2]
Enterokolitis Nekrotikans:
Enterokolitis nekrotikans merupakan salah satu komplikasi pada anak lahir prematur, dan memiliki tingkat mortalitas yang cukup tinggi, mencapai 20–30%. Salah satu penyebab kelahiran prematur pada anak adalah korioamnionitis.
Pada sebuah meta analisis oleh Been et al, didapatkan bahwa anak dari ibu dengan korioamnionitis klinis memiliki risiko 1,2 kali lipat untuk mengalami enterokolitis nekrotikans. Risiko ini juga ditemukan pada anak dari ibu dengan korioamnionitis histologis dengan keterlibatan fetus, yaitu sebesar 3,2 kali lipat.[23]
Fetal Inflammatory Response Syndrome (FIRS):
FIRS merupakan kondisi yang ditandai dengan inflamasi sistemik pada janin akibat aktivasi sistem imun. Pada FIRS, didapatkan peningkatan konsentrasi IL-6 pada plasma janin dari ibu dengan persalinan prematur dan ketuban pecah dini. FIRS dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas, serta menyebabkan sekuela jangka panjang seperti displasia bronkopulmoner dan kerusakan otak.
Komplikasi Lainnya:
Komplikasi lain pada janin yang dapat terjadi akibat korioamnionitis adalah sebagai berikut displasia bronkopulmonar pada bayi prematur, kelainan neurologis, acute respiratory distress syndrome, pneumonia, perdarahan intraventrikular, dan kematian[2]
Komplikasi Maternal
Komplikasi pada ibu yang perlu diwaspadai terutama adalah penyebaran infeksi yang dapat menyebabkan terjadinya peritonitis, endometritis, sepsis, hingga kematian.
Korioamnionitis juga dapat menginduksi terjadinya persalinan prematur. Infeksi bakteri melalui endotoksin dan eksotoksin akan menstimulasi pelepasan sitokin dari desidua dan membran fetal, yang dapat menginduksi kontraksi uterus dan/ruptur membran fetal.[19]
Korioamnionitis juga dapat berdampak pada gangguan persalinan sehingga meningkatkan risiko sectio caesaria, atoni uterus, dan perdarahan postpartum, serta meningkatkan risiko akan perlunya transfusi darah. Komplikasi maternal lainnya yang dapat terjadi di antaranya adalah abses pelvis dan acute respiratory distress syndrome.[4,6,17]
Prognosis
Penanganan yang adekuat sangat menentukan prognosis pasien. Pasien dengan korioamnionitis yang ditangani dengan baik tanpa disertai adanya komplikasi akan memiliki prognosis yang baik.
Walau demikian, perlu diingat bahwa bayi yang lahir dengan riwayat korioamnionitis memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami sepsis neonatorum. Untuk itu, bayi harus diobservasi untuk memantau ada tidaknya tanda infeksi, bahkan walau bayi lahir dengan kondisi baik.[4,17]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja