Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Korioamnionitis general_alomedika 2023-02-02T13:33:06+07:00 2023-02-02T13:33:06+07:00
Korioamnionitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Korioamnionitis

Oleh :
dr. Virly Isella
Share To Social Media:

Patofisiologi korioamnionitis terutama terjadi melalui invasi asendens flora vaginal dan servikal melalui kanal serviks, tetapi dapat juga terjadi melalui penyebaran hematogen akibat bakteremia maternal, dan kontaminasi kavitas amnion akibat tindakan invasif.

Infeksi Asendens

Mekanisme utama pada patofisiologi korioamnionitis yaitu terjadinya infeksi asendens. Pada umumnya, infeksi terjadi setelah ketuban pecah dini, namun proses ini juga dapat terjadi saat membran masih intak.

Terdapat 4 tahap dalam infeksi asendens, yang dimulai dari munculnya bakteri patogen atau terjadi perubahan mikroba flora normal yang ada pada vagina dan serviks, misalnya akibat infeksi saluran kemih.

Kemudian, mikroorganisme mencapai kavitas amnion dan akan menetap pada bagian polus bawah uterus (di antara membran dan korion). Mikroorganisme dapat menginvasi pembuluh darah janin (koriovaskulitis) atau melalui amnion (amnionitis) kemudian menuju kavitas amnion dan menyebabkan korioamnionitis.

Keadaan ini akan menstimulasi produksi mediator inflamasi berupa prostaglandin dan radikal oksigen reaktif. Pada tahap ini, mikroorganisme dapat mencapai janin melalui saluran pernapasan, pencernaan, atau membran mukosa seperti membran timpani atau konjungtiva.[1,3,7]

Penyebaran Hematogen

Pada beberapa kasus, korioamnionitis dapat terjadi melalui mekanisme penyebaran hematogen akibat bakteremia maternal. Patogen yang dapat menyebabkan korioamnionitis ini di antaranya adalah Listeria monocytogenes, bakteri streptococcus grup A, dan Campylobacter spp.[3,9]

Korioamnionitis Iatrogenik

Korioamnionitis dapat terjadi secara iatrogenik akibat prosedur invasif yang dilakukan untuk diagnosis prenatal atau terapi janin, misalnya akibat amniocentesis, fetoskopi, cerclage servikal, atau transfusi intrauteri.[3,9]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. Intrapartum Management of Intramniotic Infection. ACOG Committee Opinion. The American College of Obstetric and Gynecologist. 2017. https://www.acog.org/Clinical-Guidance-and-Publications/Committee-Opinions/Committee-on-Obstetric-Practice/Intrapartum-Management-of-Intraamniotic-Infection
3. Henriquez G, Rodrigo GM. Chorioamnionitis and neonatal morbidity : current perspective.Research and Report in Neonatology. 2017;7:41 – 52
7. Kim CJ, Romero R, Chaemsaithong P, Chaiyasit N, Yoon BH, Kim YM. Acute chorioamnionitis and funisitis: definition, pathologic features, and clinical significance. Am J Obstet Gynecol. 2015 Oct;213(4 Suppl):S29-52.
9. Fried M, Barak O, Brezinov Y, Ayalon MY, Flidel O, Levy R, et al. 650:The impact of the new ACOG 2017 classification on the incidence of suspected intraamniotic infection. American Journal of Obstetrics and Gynecology. 2019;220(1):431 – 432.

Pendahuluan Korioamnionitis
Etiologi Korioamnionitis
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 10 jam yang lalu
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 10 jam yang lalu
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 4 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.