Diagnosis Polip Serviks
Diagnosis polip serviks perlu dicurigai pada pasien yang mengeluhkan perdarahan vagina abnormal, leukorrhea, dan perdarahan setelah berhubungan seksual. Pada pemeriksaan dengan spekulum, polip bisa terlihat. USG dan histeroskopi dapat bermanfaat untuk mengonfirmasi diagnosis.[1-3]
Anamnesis
Sekitar dua pertiga pasien dengan polip serviks asimtomatik dan polip ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan rutin ginekologi. Pada kasus simtomatik, pasien umumnya datang dengan keluhan perdarahan abnormal, seperti perdarahan di luar waktu menstruasi, atau perdarahan pascamenopause. Pasien juga bisa mengeluhkan leukorrhea.
Anamnesis juga perlu mencakup informasi tentang riwayat hormonal, termasuk kehamilan, persalinan, serta perubahan siklus menstruasi. Pasien harus diwawancarai mengenai riwayat seksual, termasuk perilaku seksual yang mungkin berkontribusi pada iritasi atau trauma di daerah serviks. Anamnesis yang baik juga mencakup pemeriksaan riwayat penyakit menular seksual dan faktor risiko lain seperti obesitas. Meskipun jarang, polip yang berukuran besar dapat memblokade kanal serviks, menyebabkan infertilitas.[1,3]
Pemeriksaan Fisik
Polip serviks dapat terlihat sebagai massa yang menonjol di dalam saluran serviks. Warna polip bervariasi, mulai dari merah muda hingga keunguan, tergantung pada vaskularisasi dan karakteristik jaringan. Polip dapat memiliki ukuran yang bervariasi, dari beberapa milimeter hingga beberapa sentimeter. Bentuk polip umumnya bulat atau oval.
Konsistensi polip umumnya lembut, tetapi dapat menjadi lebih padat tergantung pada jumlah jaringan ikat dan vaskularisasi di dalamnya. Dapat terlihat adanya tanda perdarahan, seperti jejak darah pada polip atau perdarahan yang timbul saat kontak dengan alat pemeriksa. Pemeriksaan kolposkopi dapat memberikan gambaran lebih rinci tentang karakteristik polip, termasuk adanya pembuluh darah, ulserasi, atau perubahan jaringan epitel.[1,8]
Diagnosis Banding
Gejala polip serviks bersifat non-spesifik, sehingga diagnosis banding cukup luas. Pada pasien dengan perdarahan pervaginam abnormal, perlu dipikirkan endometriosis dan keganasan.
Endometriosis
Endometriosis didefinisikan sebagai keberadaan mukosa endometrium normal di lokasi selain uterus. Gejala endometriosis bervariasi, salah satunya perdarahan uterus abnormal. Gejala lain meliputi dismenore, nyeri panggul, dan dispareunia. Pemeriksaan spekulum dan visualisasi jaringan endometrium di lokasi yang abnormal melalui laparoskopi dapat membedakan dengan polip serviks.[9]
Kanker Serviks
Kanker serviks adalah keganasan tersering ketiga pada wanita di seluruh dunia. Selain perdarahan abnormal, gejala kanker serviks lain meliputi dispareunia, discharge yang berbau, dan disuria. Untuk membedakan dengan polip serviks, dapat dilakukan biopsi.[10,11]
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis definitif polip serviks ditegakkan dari pemeriksaan histologi. Pemeriksaan penunjang lain dapat dilakukan untuk mengonfirmasi diagnosis sekaligus menyingkirkan diagnosis banding.[1]
USG
USG dapat membantu menentukan rencana tata laksana dengan menilai tipe dan letak polip. Dengan USG, dokter dapat membedakan apakah polip berasal dari endoservikal atau desidual.
Pada kasus perdarahan dalam kehamilan, USG juga dapat membantu menentukan sumber perdarahan, apakah polip atau etiologi lain seperti kelainan plasenta. Polip umumnya tampak hiperekoik pada USG, dan dapat dijumpai struktur vaskular pada bagian tangkai pada USG Doppler.[14,15]
Pemeriksaan Histopatologi
Karakteristik histologi polip serviks berupa jaringan ikat vaskular, sel stroma, dan proliferasi sel papiler yang merupakan epitel kolumnar, skuamosa, atau skuamokolumnar. Polip serviks timbul akibat hiperplasia epitel glandular, sedangkan ujung polip umumnya berupa metaplasia sel skuamosa.
Polip endoservikal secara mikroskopik menunjukkan stroma edematosa dengan struktur vaskuler bervariasi. Dapat ditemukan inflamasi kronis, akut, atau campuran, erosi, dan hiperplasia jinak pada sel-sel stroma.
Polip desidua timbul dari desidua dan mempunyai stroma desidua pada gambaran histologi. Beberapa polip endoserviks menunjukkan perubahan pseudodesidual stroma fokal yang menyerupai polip desidua.[1,16]
Histeroskopi
Histeroskopi memungkinkan visualisasi langsung dari kanal serviks dan rongga uterus. Prosedur ini memungkinkan identifikasi langsung dan evaluasi karakteristik polip, seperti ukuran, bentuk, lokasi, dan konsistensi jaringan. Dengan bantuan histeroskopi, polip serviks dapat dibedakan dari kondisi lain, seperti mioma atau polip endometrium, yang memiliki presentasi klinis serupa.
Selain itu, histeroskopi dapat memberikan kesempatan untuk melakukan tindakan terapeutik sekaligus, seperti pengangkatan polip atau pengambilan sampel jaringan untuk biopsi.[18]
Pap Smear
Pap smear dapat dilakukan jika ada kecurigaan ke arah keganasan. Pap smear dapat menjadi pemeriksaan inisial dan skrining kanker serviks. Pada prosedur Pap smear, dilakukan eksfoliasi sel dari zona transformasi di serviks, kemudian sel-sel tersebut diperiksa di bawah mikroskop untuk mendeteksi ada-tidaknya lesi kanker atau prekanker.[12,13]
Penulisan pertama oleh: dr. Nicholas Pratama