Prognosis Polip Serviks
Prognosis polip serviks umumnya baik karena mayoritas bersifat jinak. Pengangkatan polip dengan histeroskopi seringkali efektif dalam mengatasi gejala dan mencegah rekurensi. Komplikasi yang mungkin terjadi termasuk perdarahan yang berlebihan selama atau setelah pengangkatan, infeksi, atau retensi polip. Meskipun sangat jarang, terdapat potensi transformasi menjadi kanker, terutama pada polip berukuran besar atau mengalami perubahan sel atipikal.[1,4]
Komplikasi
Polip serviks, meskipun umumnya bersifat jinak, dapat menyebabkan beberapa komplikasi potensial. Salah satu komplikasi utama adalah perdarahan, terutama selama atau setelah pengangkatan polip.[1,4]
Perdarahan
Perdarahan merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada polip serviks selama atau setelah prosedur pengangkatan. Ini dapat disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah selama ekstirpasi polip. Perdarahan yang berkepanjangan dapat memerlukan intervensi tambahan. Nyeri panggul juga dapat terjadi sebagai akibat dari peradangan atau iritasi yang timbul akibat pengangkatan polip.[1,4]
Infeksi
Infeksi merupakan komplikasi potensial yang dapat timbul setelah pengangkatan polip serviks. Luka atau iritasi di daerah serviks dapat menjadi pintu masuk bagi mikroorganisme patogen, menyebabkan infeksi. Gejala infeksi termasuk demam, nyeri panggul, dan keputihan berbau.[1,4]
Retensi Polip
Retensi polip adalah kondisi di mana sebagian atau seluruh polip tetap tertinggal di dalam kanal serviks setelah prosedur pengangkatan. Hal ini dapat menyebabkan keluhan yang persisten dan memerlukan intervensi tambahan untuk menghilangkan sisa polip.[1,4]
Transformasi Keganasan
Meskipun jarang, potensi transformasi polip serviks menjadi kanker serviks tetap ada, terutama pada polip yang berukuran besar atau mengalami perubahan sel atipikal. Oleh karena itu, analisis histologi dari sampel jaringan yang diambil selama pengangkatan polip penting untuk mengonfirmasi sifat polip dan memastikan tidak ada tanda transformasi maligna.[1,4]
Infertilitas
Polip serviks umumnya tidak dianggap sebagai penyebab utama infertilitas. Namun, jika polip tersebut menyebabkan obstruksi pada serviks, hal ini dapat menghambat pergerakan sperma menuju rahim dan tuba fallopi sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya pembuahan.[1]
Prognosis
Mayoritas kasus polip serviks bersifat jinak dan asimtomatik. Polip serviks yang berkaitan dengan keganasan dapat terjadi pada 0,2% hingga 1,5% kasus.
Transformasi keganasan cenderung terjadi pada polip yang berukuran lebih besar dan bergejala. Studi menunjukkan bahwa hingga 5% pasien polip serviks simtomatik memiliki gambaran histologis prekanker atau kanker.
Selain itu, perlu diketahui bahwa hingga 25% wanita dengan polip serviks juga mempunyai polip endometrium. Polip serviks juga telah dilaporkan terdapat pada 10,9% wanita pascamenopause dan 7,8% wanita pramenopause dengan kelainan endometrium.[1,4]
Penulisan pertama oleh: dr. Nicholas Pratama