Epidemiologi Polip Serviks
Secara epidemiologi, polip serviks merupakan polip tersering kedua yang ditemukan pada pemeriksaan ginekologi, dengan prevalensi diperkirakan sekitar 2-5%. Mayoritas kasus bersifat jika, tetapi keganasan telah dilaporkan pada 0,2-1,5% kasus.[1]
Global
Polip serviks merupakan polip tersering kedua yang ditemukan pada pemeriksaan ginekologi, setelah polip endometrium. Prevalensi polip serviks diperkirakan sekitar 2-5%. Wanita multigravida lebih berisiko memiliki polip serviks dibandingkan wanita nullipara, dan 1 dari 8 wanita memiliki polip serviks rekuren pascabedah.[1,2]
Indonesia
Saat ini, belum ada data nasional mengenai epidemiologi polip serviks di Indonesia. Studi lokal yang meneliti gambaran histopatologis kelainan jinak uterus pada wanita usia reproduksi di sebuah laboratorium di Semarang menunjukkan bahwa 21 dari 103 sampel dalam kurun waktu Januari 2019-Desember 2020 adalah polip serviks.[6]
Mortalitas
Polip serviks umumnya jinak dan tidak menimbulkan mortalitas. Hanya 0,2-1,5% kasus polip serviks yang bersifat ganas. Meski demikian, polip serviks dapat menyebabkan perdarahan dan leukorrhea yang mengganggu pasien. Polip serviks yang besar juga bisa memblokade os eksternum dari serviks dan menyebabkan infertilitas.[1,3]
Penulisan pertama oleh: dr. Nicholas Pratama