Penatalaksanaan Polip Serviks
Penatalaksanaan tidak diperlukan pada kasus polip serviks asimtomatik. Sementara itu, polip simtomatik, ukuran besar, atau atipikal umumnya memerlukan pembedahan. Setiap polip yang dieksisi harus diikuti pemeriksaan histologi untuk menyingkirkan keganasan.[1,4]
Pembedahan
Polip serviks dengan skrining sitologi normal dapat diperlakukan sebagai varian normal, sehingga polipektomi tidak harus dilakukan pada setiap kasus. Ini kecuali jika terdapat gejala klinis seperti perdarahan abnormal. Pada wanita dengan polip rekuren dan wanita pascamenopause, penting untuk dilakukan pemeriksaan histologi dan histeroskopi eksplorasi kanal serviks dan uterus untuk menyingkirkan patologi endometrium.[1,4]
Cara Pengangkatan Polip Serviks
Terapi definitif polip serviks adalah pengangkatan polip dengan polipektomi dan reseksi. Jika ukuran polip kecil, dokter dapat melakukan pelepasan secara manual atau menggunakan forceps dengan memutar polip hingga terlepas. Jika ukuran polip cukup besar, maka diperlukan histeroskopi dengan elektrokauterisasi yang diikuti dengan pemeriksaan histopatologi.
Pada kasus tertentu dimana ukuran polip sangat besar dan dasar polip ekstensif hingga ke dinding uterus, mungkin diperlukan histerektomi.[1,4]
Polip Serviks pada Kehamilan
Polip serviks pada kehamilan jarang dijumpai. Jika ada, polip biasanya berukuran kecil dan asimtomatik.
Polip serviks pada awal kehamilan dapat salah didiagnosis sebagai abortus, sehingga disarankan untuk melakukan USG pada wanita hamil dengan perdarahan rekuren yang tidak jelas penyebabnya untuk mengetahui atau menyingkirkan diagnosis polip endoserviks atau diagnosis banding lain.[1,14]
Masih terdapat kontroversi dalam penatalaksanaan polip serviks pada kehamilan. Beberapa studi merekomendasikan pembedahan dengan cryosurgery, tetapi studi lain merekomendasikan terapi konservatif untuk menghindari perdarahan hebat, persalinan preterm, atau abortus.[1]
Penulisan pertama oleh: dr. Nicholas Pratama