Penatalaksanaan Prolaps Uterus
Penatalaksanaan berupa pembedahan pada prolaps uterus ringan yang asimtomatik biasanya tidak diperlukan. Namun, keputusan melakukan pembedahan dapat dipertimbangkan setelah diskusi dengan pasien. Secara umum, tata laksana prolaps uterus dapat dibagi menjadi dua, yaitu konservatif dan pembedahan.[1,6,7]
Observasi
Observasi dapat dilakukan pada kebanyakan kasus prolaps uterus, karena kebanyakan pasien asimptomatik atau derajat ringan-sedang. Namun, pasien dengan prolaps yang telah keluar melewati liang vagina, umumnya membutuhkan intervensi.
Kontraindikasi manajemen observasi pada prolaps uterus antara lain:
- Hidrouteronefrosis akibat gangguan pengosongan vesika urinaria
Infeksi saluran kemih rekuren atau refluks uretra akibat obstruksi vesika urinaria
- Erosi dan infeksi berat pada vagina atau serviks
Hal yang dilakukan pasien dalam tata laksana observasi adalah penghentian merokok, menghindari mengangkat benda berat, mencegah konstipasi, dan mengurangi berat badan.[9,12]
Latihan Otot Dasar Panggul
Latihan otot dasar panggul (senam Kegel) dilaporkan dapat menghambat progresivitas dan meringankan gejala prolaps uterus ringan dan inkontinensia urine. Walaupun demikian, perlu diketahui bahwa latihan ini tidak dapat mengembalikan uterus ke dalam rongga panggul.
Latihan yang disarankan adalah 45-60 kali latihan dalam sehari, dibagi dalam 2-3 set.[7,9]
Pessaries
Pessaries atau pesarium adalah alat berbentuk seperti donat yang terbuat dari plastik atau karet yang diletakkan di sekitar atau di bawah serviks. Alat ini akan menyokong uterus agar tetap berada pada tempatnya. Sebelum memasang pessaries, uterus perlu dikembalikan pada posisi semula terlebih dulu.
Komplikasi akibat penggunaan pessaries cukup jarang terjadi jika penggunaan dan perawatan dilakukan secara baik. Komplikasi yang bisa muncul mencakup infeksi, perdarahan, erosi vagina, ulserasi vagina, dan impaksi.[7]
Operasi
Tindakan operatif untuk prolaps uterus dapat dilakukan dengan atau tanpa histerektomi atau histeropeksi. Pemilihan pembedahan perlu dilakukan berdasarkan kondisi medis pasien dan preferensi pasien, termasuk keinginan dan harapan terkait fungsi seksual dan body image.
Colpocleisis
Colpocleisis dilaporkan memiliki angka kesembuhan paling tinggi dan morbiditas paling rendah dibandingkan pilihan terapi pembedahan lain. Tindakan ini dapat menjadi opsi yang baik bagi wanita yang tidak menginginkan hubungan seksual per vaginam lagi. Jika pasien masih mengharapkan fungsi vagina, tindakan rekonstruksi diperlukan.[9]
Histerektomi Vagina
Histerektomi vagina banyak dipilih untuk penanganan prolaps uterus. Pada tindakan ini, ligamen uterosakral dan kardinal dipertahankan sehingga dapat digunakan sebagai penyokong liang vagina. Ligamen uterosakral sebaiknya dijahit sehingga cul-de-sacmemendek atau dihilangkan. Walau demikian, histerektomi per vaginam telah dilaporkan memiliki tingkat komplikasi yang tinggi, termasuk kejadian eversi dari vagina.[5,7]
Histerektomi Abdominal
Pada kondisi tertentu, misalnya pada pasien dengan penyakit radang panggul atau riwayat operasi intraabdomen untuk penyebab inflamatorik, histerektomi per vaginam tidak disarankan. Pada kasus ini, histerektomi dilakukan per abdominal dan dapat diikuti dengan colporrhaphy vagina anterior dan posterior jika perlu.[7]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja