Prognosis Prolaps Uterus
Prognosis prolaps uterus sebenarnya baik, secara kondisi ini tidak mengancam nyawa. Namun, pasien dapat saja merasa rendah diri, depresi, tidak nyaman karena kondisi ini. Hal ini juga tergantung pada derajat prolaps yang terjadi.
Komplikasi
Komplikasi prolaps uterus yang dapat timbul adalah ulserasi, inkarserata, dan prolaps organ panggul lainnya.
Ulserasi
Pada kasus prolaps uterus yang berat, vagina bisa mengalami ulserasi yang bisa berujung pada infeksi.
Inkarserata
Pada pasien hamil dan berusia muda, tata laksana perlu dilakukan segera sebelum uterus membesar dan terperangkap di panggul bagian bawah atau vagina. Jika hal ini terjadi, edema bisa menyebabkan inkarserata dan terputusnya suplai darah ke uterus.
Prolaps Organ Panggul Lain
Prolaps uterus dapat menyebabkan prolaps organ panggul lain, termasuk vesika urinaria dan rektum. Prolaps vesika urinaria umumnya menonjol ke bagian depan vagina, menyebabkan cystocele yang bisa berujung pada gangguan berkemih dan peningkatan risiko infeksi saluran kemih. Sementara itu, kelemahan pada jaringan ikat sekitar rektum bisa menyebabkan rectocele yang mengganggu peristaltik usus.[7]
Penggunaan Pessary
Penggunaan pessary dapat menyebabkan komplikasi berupa iritasi, ulserasi, perdarahan, dan bau pada vagina. Komplikasi lain dari penggunaan pessary adalah pembentukan fistula, bakterial vaginosis, ataupun herniasi usus.[1]
Prognosis
Pasien dengan prolaps uterus ringan jarang memerlukan intervensi apapun. Pada kondisi lebih berat, dapat terjadi morbiditas seperti gangguan berkemih, buang air, atau fungsi seksual.
Secara umum, prolaps uterus tidak mengancam nyawa. Kebanyakan pasien asimptomatik. Pasien yang mengalami gejala tonjolan pada vagina lebih berisiko tinggi mengalami regresi jika diterapi dengan pessary dan terapi noninvasif. Tindakan operatif telah dilaporkan memiliki angka keberhasilan hingga 95% dan morbiditas yang minimal.[1]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja