Epidemiologi Retensio Plasenta
Data epidemiologi menunjukkan kejadian retensio plasenta adalah 2–3,3% dari seluruh persalinan per vaginam. Retensio plasenta merupakan salah satu penyebab utama perdarahan postpartum primer dan sekunder.
Global
Insidensi retensio plasenta ditemukan sekitar 2–3,3% dari seluruh persalinan per vaginam. Diperkirakan, 20% dari seluruh perdarahan postpartum disebabkan oleh retensio plasenta. Insidensi retensio plasenta ditemukan lebih tinggi pada negara berpenghasilan tinggi, dibandingkan negara berpenghasilan rendah, yaitu sebesar 2,7% dan 1,5%.
Pada persalinan per vaginam, sekitar 90% plasenta akan terkespulsi secara spontan dalam 15 menit setelah melahirkan bayi, atau bahkan dalam 9 menit jika dilakukan manajemen aktif. Namun, sekitar 2,2% plasenta belum dapat dilahirkan hingga 30 menit.[12,13]
Indonesia
Berdasarkan data riset kesehatan nasional (Riskesdas) tahun 2018, proporsi plasenta tertinggal pada komplikasi persalinan adalah 0,8% secara nasional. Kedepannya, angka ini mungkin dapat meningkat, sebab persentase kelahiran dengan metode sectio caesarea (SC) dilaporkan terus meningkat di Indonesia. Riwayat SC diketahui merupakan salah satu faktor risiko retensio plasenta.[14,15]
Mortalitas
Retensio plasenta merupakan salah satu penyebab utama perdarahan postpartum, yang meningkatkan risiko mortalitas dan morbiditas maternal. Kala 3 yang memanjang dalam persalinan meningkatkan risiko terjadinya perdarahan postpartum.[11,16]
Mortalitas dan morbiditas tidak hanya disebabkan langsung akibat retensio plasenta. Namun, dapat juga diakibatkan oleh tindakan untuk melepaskan plasenta yang dapat menyebabkan komplikasi, seperti infeksi, trauma pada traktus urogenitalis, masa rawat inap yang lama, dan risiko terkait pembiusan.[11,16]
Mortalitas akibat retensio plasenta ditemukan lebih tinggi pada negara yang kurang berkembang (underdeveloped) dan di rumah sakit dengan perlengkapan medis yang tidak adekuat untuk menangani kasus ini. Mortalitas diperkirakan sekitar 1%.[8,17]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra