Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Retensio Plasenta general_alomedika 2022-08-24T14:42:25+07:00 2022-08-24T14:42:25+07:00
Retensio Plasenta
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Retensio Plasenta

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Data epidemiologi menunjukkan kejadian retensio plasenta adalah 2–3,3% dari seluruh persalinan per vaginam. Retensio plasenta merupakan salah satu penyebab utama perdarahan postpartum primer dan sekunder.

Global

Insidensi retensio plasenta ditemukan sekitar 2–3,3% dari seluruh persalinan per vaginam. Diperkirakan, 20% dari seluruh perdarahan postpartum disebabkan oleh retensio plasenta. Insidensi retensio plasenta ditemukan lebih tinggi pada negara berpenghasilan tinggi, dibandingkan negara berpenghasilan rendah, yaitu sebesar 2,7% dan 1,5%.

Pada persalinan per vaginam, sekitar 90% plasenta akan terkespulsi secara spontan dalam 15 menit setelah melahirkan bayi, atau bahkan dalam 9 menit jika dilakukan manajemen aktif. Namun, sekitar 2,2% plasenta belum dapat dilahirkan hingga 30 menit.[12,13]

Indonesia

Berdasarkan data riset kesehatan nasional (Riskesdas) tahun 2018, proporsi plasenta tertinggal pada komplikasi persalinan adalah 0,8% secara nasional. Kedepannya, angka ini mungkin dapat meningkat, sebab persentase kelahiran dengan metode sectio caesarea (SC) dilaporkan terus meningkat di Indonesia. Riwayat SC diketahui merupakan salah satu faktor risiko retensio plasenta.[14,15]

Mortalitas

Retensio plasenta merupakan salah satu penyebab utama perdarahan postpartum, yang meningkatkan risiko mortalitas dan morbiditas maternal. Kala 3 yang memanjang dalam persalinan meningkatkan risiko terjadinya perdarahan postpartum.[11,16]

Mortalitas dan morbiditas tidak hanya disebabkan langsung akibat retensio plasenta. Namun, dapat juga diakibatkan oleh tindakan untuk melepaskan plasenta yang dapat menyebabkan komplikasi, seperti infeksi, trauma pada traktus urogenitalis, masa rawat inap yang lama, dan risiko terkait pembiusan.[11,16]

Mortalitas akibat retensio plasenta ditemukan lebih tinggi pada negara yang kurang berkembang (underdeveloped) dan di rumah sakit dengan perlengkapan medis yang tidak adekuat untuk menangani kasus ini. Mortalitas diperkirakan sekitar 1%.[8,17]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

8. Weeks A, Berghella V, Barss VA. Retained placenta after vaginal birth. UpToDate. 2021. https://www.uptodate.com/contents/retained-placenta-after-vaginal-birth
11. Favilli A, Tosto V, Ceccobelli M, et al. Risk factors for non-adherent retained placenta after vaginal delivery: a systematic review. BMC Pregnancy Childbirth. 2021 Mar 31;21(1):268. doi: 10.1186/s12884-021-03721-9.
12. Patrick HS, Mitra A, Rosen T, et al. Pharmacologic intervention for the management of retained placenta: a systematic review and meta-analysis of randomized trials. Am J Obstet Gynecol. 2020 Sep;223(3):447.e1-447.e19. doi: 10.1016/j.ajog.2020.06.044.
13. Franke D, Zepf J, Burkhardt T, Stein P, Zimmermann R, Haslinger C. Retained placenta and postpartum hemorrhage: time is not everything. Arch Gynecol Obstet. 2021 Oct;304(4):903-911. doi: 10.1007/s00404-021-06027-5.
14. Kementerian Kesehatan RI. Laporan Nasional Riskesdas. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2018 http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf
15. Badan Pusat Statistik. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. BPS. 2017 https://simakip.uhamka.ac.id/download/?type=pengumuman&id=288
16. Anteby M, Many A, Ashwal E, et al. Risk factors and complications of manual placental removal after vaginal delivery - how common are additional invasive procedures? J Matern Fetal Neonatal Med. 2017;32(3):384–388. doi: 10.1080/14767058.2017.1379071.
17. Tchuinte Lekuikeu LS, Moreland C. Retained Placenta and Postpartum Hemorrhage: A Case Report and Review of Literature. Cureus. 2022 Apr 22;14(4):e24389. doi: 10.7759/cureus.24389.

Etiologi Retensio Plasenta
Diagnosis Retensio Plasenta
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
Dibalas 25 Januari 2022, 11:12
Tindakan yang dapat dilakukan pada retensio plasenta - Obgyn Ask the Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
1 Balasan
Alo dr. Thomas, Sp.OG, izin bertanya dokter.Tindakan apa saja yang dapat dilakukan pada retensio plasenta? Tahapan tindakan yang tepat...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.