Edukasi dan Promosi Kesehatan Ruptur Uteri
Edukasi dan promosi kesehatan ruptur uteri difokuskan pada pencegahan, salah satunya adalah menghindari pijat urut tradisional pada perut ibu hamil. Di Indonesia, kepercayaan dan budaya tertentu meyakini bahwa dukun pijat selama hamil dapat membawa manfaat atau keselamatan bagi ibu dan janin selama kehamilan dan persalinan, tetapi trauma akibat pemijatan ini justru dapat menginduksi ruptur uteri.[1,5]
Edukasi Pasien
Edukasi bahwa pasien perlu menjalani stabilisasi dan tindakan operatif. Jelaskan bahwa ruptur uteri merupakan robekan yang terjadi pada rahim dan penanganan definitif dilakukan dengan menutup robekan tersebut.
Pada pasien dengan perdarahan yang banyak, sampaikan mengenai kemungkinan kebutuhan transfusi darah. Jelaskan juga risiko pada ibu dan janin, termasuk kemungkinan kematian apabila penanganan ditunda.
Dokter juga perlu menyampaikan mengenai kemungkinan perlunya histerektomi sebagai tindakan akhir apabila perdarahan tidak bisa dikendalikan dengan repair saja. Paparkan mengenai cara melakukan tindakan bedah, apa tujuannya, dan apa saja kemungkinan risikonya.[1,5]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Asuhan antenatal (Antenatal Care / ANC) merupakan salah satu upaya untuk mengidentifikasi penyakit atau kondisi penyulit lain yang berisiko menyebabkan ruptur uteri. Beberapa faktor yang perlu diwaspadai adalah multiparitas, gestasi multipel, usia ibu yang lebih tua saat mengandung, serta memiliki penyakit jaringan ikat seperti sindrom Ehlers-Danlos dan Loeys-Dietz.
Penggunaan uterotonika, seperti oxytocin dan misoprostol, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko ruptur uteri. Oleh sebab itu, uterotonika hanya digunakan jika memang benar-benar diperlukan.[1,17]
Antenatal Care
WHO merekomendasikan ANC segera dilakukan sejak ibu memasuki kehamilan trimester pertama. ANC dilakukan sebanyak 8 kali, yakni dalam 12 minggu pertama, kemudian pada minggu ke-20, 26, 30, 34, 36, 38, dan 40. Apabila kehamilan berisiko tinggi, maka jadwal kunjungan harus lebih sering dilakukan dan pemeriksaan lebih ketat.[17]
Perencanaan Kehamilan
Perencanaan kehamilan juga merupakan langkah pencegahan yang penting. Pada ibu dengan riwayat sectio caesarea, ruptur uteri bisa dicegah dengan memastikan jarak kehamilan tidak terlalu dekat. Vaginal birth after caesarean section (VBAC) dan Trial of Labor after Cesarean Section (TOLAC) dapat dipertimbangkan apabila manfaat dianggap lebih besar dibandingkan potensi risiko. Apabila tidak, maka sectio caesarea yang terencana merupakan pilihan terbaik.[1,18]
Penulisan pertama oleh: dr. Ida Bagus Nugraha