Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Ruptur Uteri general_alomedika 2024-08-02T15:28:33+07:00 2024-08-02T15:28:33+07:00
Ruptur Uteri
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Ruptur Uteri

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Etiologi dari ruptur uteri mencakup trauma, riwayat genetik yang dapat menyebabkan lemahnya dinding uterus; induksi atau augmentasi berkepanjangan saat proses persalinan, dan overstretching dari dinding uterus.[1,5]

Faktor Risiko

Faktor risiko ruptur uteri dapat diklasifikasikan menjadi kondisi uterus, kondisi kehamilan, kondisi persalinan, penanganan obstetrik, dan trauma.[6-8]

Kondisi Uterus

Kondisi uterus yang dapat meningkatkan risiko ruptur uteri adalah kondisi scarred uterus. Uterus dianggap scarred bila terdapat riwayat perlukaan sebelumnya. Misalnya sebagai akibat sectio caesarea, miomektomi, atau tindakan kuretase.[6-8]

Kondisi Kehamilan

Kondisi kehamilan yang dapat meningkatkan risiko untuk terjadi ruptur uteri yaitu usia maternal >35 tahun, grande multipara, serta plasenta akreta, inkreta, dan perkreta. Kondisi kehamilan lain yang lebih berisiko mengalami ruptur uteri adalah kehamilan kornual, overdistention pregnancy (misalnya akibat gestasi multipel dan polihidramnion), dan mola hidatidosa atau koriokarsinoma.[6-8]

Kondisi Persalinan

Kondisi persalinan yang dapat meningkatkan risiko untuk terjadi ruptur uteri yaitu pasien yang akan dilakukan vaginal birth after caesarean section (VBAC), partus lama atau terhambat, dan penggunaan uterotonika seperti oxytocin dan misoprostol.[6-8]

Penanganan Obstetrik

Penanganan obstetrik menggunakan instrumen seperti forceps, manipulasi intrauterin seperti versi eksternal pada presentasi bokong, dan pemberian tekanan fundal yang berlebihan dapat meningkatkan risiko ruptur uteri.[6-8]

Trauma uteri

Trauma terhadap uteri secara langsung dapat menyebabkan terjadinya ruptur. Trauma uteri bisa disebabkan oleh pasien jatuh, kecelakaan lalu lintas, luka tembak, atau trauma tumpul abdomen.[6-8]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Ida Bagus Nugraha

Referensi

1. Togioka BM, Tonismae T. Uterine rupture. StatPearls. NCBI. 2023
5. Nahum GG. Uterine Rupture in Pregnancy. Medscape. 2022. https://reference.medscape.com/article/275854-overview#a1
6. Government of South Australia. South Australian Perinatal Practice Guidelines: Antepartum Hemorrhage (including Uterine Rupture). 2021. https://www.sahealth.sa.gov.au/wps/wcm/connect/0f2cb6004eee7d2f80a2a36a7ac0d6e4/Antepartum+Haemorrhage+%28incl+Uterine+Rupture%29_PPG_v7_0.pdf?MOD=AJPERES&CACHEID=ROOTWORKSPACE-0f2cb6004eee7d2f80a2a36a7ac0d6e4-obp0fRU
7. Russo ML, Sukhavasi N, Mathur V, Morris SA. Obstetric management of Loeys-Dietz Syndrome. Obstet Gynecol. 2018; 131(6): 1080-1084
8. University Hospital Wishaw. Guidelines for the Management of (Suspected) Rupture of the Uterus. 2021. https://nhslguidelines.scot.nhs.uk/media/1985/uterine-rupture-suspected-april-2021.pdf

Patofisiologi Ruptur Uteri
Epidemiologi Ruptur Uteri

Artikel Terkait

  • Red Flag Nyeri Abdomen pada Ibu Hamil
    Red Flag Nyeri Abdomen pada Ibu Hamil
Diskusi Terkait
dr.Irwan Kreshnamurti SpOG
Dibalas 21 Oktober 2024, 14:53
Amazing case - kaki bayi yang terjepit akibat ruptur uteri saat persalinan
Oleh: dr.Irwan Kreshnamurti SpOG
24 Balasan
Sebuah kasus unik yang baru saja saya dapatkan 2 hari yang lalu.Seorang wanita umur 28 tahun, G2P0A1 Hamil 35-36 minggu, Janin Tunggal Hidup Presentasi...
Anonymous
Dibalas 11 Juli 2022, 13:10
Pasien pasien P3A0 AH3 dengan Ruptur Serviks
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter. Saya memiliki pasien P3A0 AH3, saat persalinan pasien mengalami ruptur portio arah jam 6. Apakah ruptur Serviks bisa dijahit oleh dokter umur dan...
dr. Nurul Falah
Dibalas 25 Januari 2022, 11:15
Ruptur uteri apakah selalu diterminasi? - Obgyn Ask the Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
1 Balasan
Alo dr. Thomas, Sp.OG, izin bertanya dokter.Pada kasus ruptur uterine pada ibu hamil apakah selalu berakhir dengan terminasi kehamilan? Apakah bisa...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.