Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Servisitis general_alomedika 2023-09-07T14:29:34+07:00 2023-09-07T14:29:34+07:00
Servisitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Servisitis

Oleh :
dr. Putri Kumala Sari
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan mengenai servisitis adalah pentingnya terapi antimikroba sesuai dengan patogen penyebab. Jika penyebab servisitis adalah etiologi non-infeksi, maka pasien perlu diedukasi untuk menghilangkan bahan iritan yang dicurigai menimbulkan servisitis.[1,6,15]

Edukasi Pasien

Pasien perlu diedukasi bahwa servisitis adalah penyakit yang dapat dicegah dengan menghindari aktivitas seksual dengan pasangan yang terinfeksi. Idealnya, kedua pasangan seksual melakukan pemeriksaan infeksi menular seksual, termasuk pemeriksaan HIV, sebelum melakukan hubungan seksual. Jika risiko infeksi tidak dapat diketahui dari pemeriksaan, kondom harus digunakan dalam praktik hubungan seksual.[1,6,15]

Pasien perlu diedukasi bahwa reinfeksi setelah sembuh bisa terjadi kembali jika pasangan seksual belum diterapi. Oleh karena itu, semua pasangan seksual pasien dalam 60 hari terakhir perlu dihimbau untuk melakukan evaluasi, tes, dan diberikan terapi presumptif dengan pilihan regimen yang sama dengan pasien.

Untuk mencegah transmisi dan reinfeksi, pasien yang telah diterapi dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual hingga pasien dan pasangan seksualnya selesai terapi dan sudah terjadi resolusi gejala.[1,2]

Pasien yang mendapatkan terapi metronidazole atau tinidazole perlu diedukasi untuk tidak minum alkohol selama terapi hingga 24 jam setelah selesai terapi metronidazole atau 72 jam setelah selesai terapi tinidazole. Jika pasien sedang menyusui, maka dihimbau untuk tidak menyusui selama terapi hingga 12-24 jam setelah terapi metronidazole selesai atau 3 hari setelah terapi tinidazole.[6,10]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit melibatkan berbagai sektor serta dukungan dari pemerintah, antara lain promosi kesehatan mengenai servisitis melalui iklan layanan masyarakat, kampanye penggunaan kondom pada setiap hubungan seks berisiko, serta edukasi kesehatan seksual bagi remaja dan dewasa muda, Skrining rutin tahunan terhadap infeksi gonorrhea dan chlamydia direkomendasikan pada populasi berisiko tinggi.

Masyarakat perlu berperan serta dalam berperilaku hidup sehat dengan menghindari perilaku seksual dan non-seksual berisiko, serta mengupayakan ketahanan keluarga. Secara umum, pencegahan dapat dilakukan dengan konsep “ABCDE”:

  • Abstinence: tidak melakukan hubungan seksual

  • Be faithful: setia dengan pasangan, hanya berhubungan seksual dengan pasangan tetap yang diketahui tidak menderita infeksi menular seksual

  • Condom use: menggunakan kondom sebagai perlindungan terhadap infeksi menular seksual

  • Don’t use Drug: menghindari penyalahgunaan obat atau zat adiktif, yang merupakan salah satu faktor risiko servisitis (populasi berisiko)

  • Education: meningkatkan kemampuan pencegahan melalui edukasi dan promosi kesehatan[1,6,15]

Vaksinasi

Hingga saat ini belum ada vaksin yang disetujui Food and Drug Administration (FDA) untuk infeksi gonorrhea, chlamydia, herpes simpleks, dan trichomoniasis. Di sisi lain, infeksi serviks oleh Human papilloma virus (HPV) dapat dicegah dengan vaksin HPV.

Vaksin HPV direkomendasikan pada usia 11-12 tahun sebanyak 2 dosis dengan selisih waktu pemberian 6-12 bulan. Pada individu usia ≥15 tahun yang belum pernah mendapat vaksin HPV, vaksin diberikan sebanyak 3 dosis, dengan dosis kedua diberikan 6-12 bulan setelah dosis pertama, dan dosis ketiga diberikan 6 bulan setelah dosis kedua.

Vaksinasi yang baru dilakukan setelah umur 26 tahun tidak banyak memberikan manfaat karena pasien kemungkinan sudah terpapar HPV.[1,9]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Yelvi Levani

Referensi

1. Centers For Disease Control And Prevention. Sexually Transmitted Infections Treatment Guidelines. 2021. https://www.cdc.gov/std/treatment-guidelines/STI-Guidelines-2021.pdf
2. Iqbal U, Wills C. Cervicitis. [Updated 2023 Mar 14]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562193/
6. Ollendorff AT. Cervicitis. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/253402-overview
9. Shetty S, Kouskouti C, Schoen U, Evangelatos N, Vishwanath S, Satyamoorthy K, Kainer F, Brand A. Diagnosis of Chlamydia trachomatis genital infections in the era of genomic medicine. Braz J Microbiol. 2021 Sep;52(3):1327-1339. doi: 10.1007/s42770-021-00533-z. Epub 2021 Jun 23. PMID: 34164797; PMCID: PMC8221097.
10. Gor HB. Vaginitis. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/257141-overview
15. Centers For Disease Control And Prevention. Sexually Transmitted Diseases (STDs). 2023. https://www.cdc.gov/std/prevention/default.htm

Prognosis Servisitis
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas kemarin, 18:49
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.