Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Servisitis general_alomedika 2023-09-07T14:26:29+07:00 2023-09-07T14:26:29+07:00
Servisitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Servisitis

Oleh :
dr. Putri Kumala Sari
Share To Social Media:

Penatalaksanaan utama servisitis adalah pemberian terapi antimikroba. Terapi antimikroba diberikan sebagai terapi empirik presumtif atau sebagai terapi spesifik sesuai dengan agen infeksius yang telah teridentifikasi.[1,2]

Terapi Empirik Presumtif

Terapi empirik presumtif direkomendasikan pada pasien servisitis dengan risiko tinggi infeksi menular seksual, termasuk wanita usia <25 tahun yang aktif secara seksual, wanita dengan pasangan seksual baru, pasangan multipel, atau berganti-berganti, dan pasangan seksual yang menderita infeksi menular seksual. Terapi empirik juga direkomendasikan pada pasien servisitis dengan etiologi yang tidak teridentifikasi.

Pada pasien servisitis dengan risiko infeksi menular seksual yang rendah, terapi dapat ditunda hingga ada hasil pemeriksaan diagnosis pasti, yakni organisme patogen teridentifikasi dengan pemeriksaan laboratorium.[1,2]

Pilihan Terapi Empirik Presumtif

Pilihan terapi empirik presumtif yang direkomendasikan yaitu azithromycin 1 gr dosis tunggal per oral atau doxycycline 100 mg 2 kali sehari per oral selama 7 hari. Terapi gonore perlu ditambahkan jika pasien memiliki risiko gonore atau tinggal di daerah dengan prevalensi gonore yang tinggi. Terapi yang ditambahkan yaitu cefixime 800 mg dosis tunggal per oral atau injeksi ceftriaxone intramuskular 250 mg dosis tunggal.[1,2]

Terapi Sesuai Agen Kausal

Jika agen kausal telah teridentifikasi, terapi dapat diberikan sebagai berikut.[1,6]

Chlamydia

Pada kasus servisitis terkait Chlamydia trachomatis, diberikan azithromycin 1 gr dosis tunggal per oral atau doxycycline 100 mg 2 kali sehari selama 7 hari.

Terapi alternatif lain yaitu erythromycin base 500 mg 4 kali sehari per oral selama 7 hari, atau erythromycin ethylsuccinate 800 mg 4 kali sehari per oral selama 7 hari. Pilihan lain adalah levofloxacin 500 mg 1 kali sehari per oral selama 7 hari, atau ofloxacin 300 mg 2 kali sehari selama 7 hari.[1,2]

Gonorrhea

Pada kasus infeksi Neisseria gonorrhoea, dapat diberikan injeksi ceftriaxone intramuskular 250 mg ditambah azithromycin 1 gr dosis tunggal per oral atau doxycycline 100 mg 2 kali sehari per oral selama 7 hari.

Pada pasien dengan alergi berat terhadap sefalosporin, dapat diberikan azithromycin 2 gr dosis tunggal per oral dan dilakukan tes konfirmasi kesembuhan 1 minggu kemudian.[1,2]

Trikomoniasis

Pada kasus trichomoniasis, diberikan tinidazole atau metronidazole 2 gr dosis tunggal per oral. Terapi alternatif dapat diberikan metronidazole 500 mg 2 kali sehari per oral selama 7 hari.[1,2]

Infeksi Herpes Simplex Virus

Pada infeksi herpes simplex virus (HSV), diberikan acyclovir 400 mg 3 kali sehari per oral selama 7-10 hari.[1,2]

Mycoplasma genitalium

Pada infeksi M. genitalium, diberikan azithromycin 1 gr dosis tunggal per oral. Terapi alternatif jika gagal dengan azithromycin adalah moxifloxacin 400 mg dosis tunggal.[1,2]

Vaginosis Bakterial

Pada kasus yang berkaitan dengan vaginosis bakterial, diberikan metronidazole 500 mg 2 kali sehari selama 7 hari, atau metronidazole gel 0,75% intravagina sekali sehari selama 5 hari.[1,2]

Rawat Inap

Rawat inap diindikasikan pada pasien dengan pelvic inflammatory disease (PID), abses tubo-ovari, tidak dapat minum obat oral, gagal terapi rawat jalan, sedang hamil, status immunocompromise, atau diagnosis tidak dapat dipastikan dimana appendicitis dan kehamilan ektopik terganggu tidak dapat dieksklusi. Perawatan dan monitor intensif serta medikasi parenteral diperlukan jika terjadi penyebaran infeksi.[1,6]

Follow Up

Tes konfirmasi kesembuhan umumnya tidak diperlukan. Namun pada ibu hamil, gejala yang menetap, curiga reinfeksi, dan kepatuhan pasien terhadap terapi yang tidak terjamin, tes ulang perlu dilakukan 3-4 minggu setelah selesai terapi.

Pada pasien servisitis chlamydia atau servisitis gonokokus dengan gejala menetap, tes ulang dilakukan 3-6 bulan setelah terapi awal tanpa melihat status terapi pada pasangan seksual pasien. Pada pasien servisitis yang disebabkan T. vaginalis, tes ulang perlu dilakukan 3 bulan setelah terapi karena tingginya risiko reinfeksi.

Pada kasus gagal terapi, perlu dilakukan pemeriksaan kultur dan uji kepekaan antimikroba.[1,6]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Yelvi Levani

Referensi

1. Centers For Disease Control And Prevention. Sexually Transmitted Infections Treatment Guidelines. 2021. https://www.cdc.gov/std/treatment-guidelines/STI-Guidelines-2021.pdf
2. Iqbal U, Wills C. Cervicitis. [Updated 2023 Mar 14]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562193/
6. Ollendorff AT. Cervicitis. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/253402-overview

Diagnosis Servisitis
Prognosis Servisitis
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 24 Desember 2022, 08:56
Pasien dengan kemerahan pada mulut serviks - Obgyn Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter Thomas, Sp.OG, pasien datang dengan keluhan panas dan nyeri pada vagina, terdapat keputihan tidak berbau, berwarna putih, sedikit gatal namun...
dr.Feni nur cahyaning
Dibalas 12 Desember 2019, 09:10
Obat untuk mengatasi keputihan berwarna putih, encer, dan tidak berbau
Oleh: dr.Feni nur cahyaning
2 Balasan
Dok mau tanya , pasien saya ada yang keputihan berwarna putih dan encer dan itu berbau tdak disertai nyeri Kira kira itu obatnya apa ya dok
dr. Nurul Falah
Dibalas 15 November 2019, 17:43
Pemberian obat vaginal suppository pada wanita yang belum pernah aktif secara seksual
Oleh: dr. Nurul Falah
5 Balasan
Alodok, izin menanyakan, apakah boleh meresepkan obat vaginal supp pada wanita yang belum pernah aktif secara seksual?

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.