Prognosis Servisitis
Servisitis umumnya memiliki prognosis yang baik dan dapat sembuh sempurna dengan terapi antimikroba. Meski begitu, komplikasi berupa reinfeksi dan penyebaran penyakit ke organ lain dapat terjadi, termasuk peritoniti atau pelvic inflammatory disease (PID).[2,6]
Komplikasi
Komplikasi servisitis meliputi penyebaran infeksi ke traktus genital atas seperti pelvic inflammatory disease (PID), dan kanker serviks yang berkaitan dengan infeksi Human papilloma virus (HPV).
PID dapat menyebabkan inflamasi dan perlukaan pada tuba falopii, kemudian lebih lanjut terjadi sekuel akut dan kronik yaitu pembentukan abses tubo-ovari, kehamilan ektopik, infertilitas, infeksi dan nyeri kronik.
Pada wanita hamil dengan servisitis, dapat terjadi komplikasi kehamilan seperti abortus spontan, ketuban pecah dini, dan kelahiran prematur.[2,6]
Prognosis
Prognosis servisitis umumnya baik, dengan pemulihan terjadi dalam 1-2 minggu. Resolusi gejala bervariasi tergantung etiologi dari servisitis. Namun demikian, dapat juga terjadi servisitis kronik, gagal terapi, ataupun reinfeksi.[2,6]
Servisitis kronik terjadi pada pasien dengan duh vagina yang menetap hingga 3 bulan meski telah terjadi resolusi atau eksklusi infeksi. Umumnya, servisitis kronik terjadi akibat penyebab non-infeksius dan tidak ada pendekatan standar untuk kasus ini. Servisitis dengan etiologi yang tidak diketahui dapat berespon terhadap antibiotik, silver nitrate, atau prosedur loop electrosurgical excision.
Pada kasus gagal terapi atau reinfeksi, perlu dilakukan tes ulang untuk konfirmasi eradikasi agen kausal, serta anamnesis ulang untuk menilai paparan berulang dan adanya kemungkinan penyebab non-infeksius. Jika tidak ditemukan bukti infeksi, tidak direkomendasikan pemberian antibiotik diperpanjang karena tidak memberikan manfaat dan dapat menimbulkan resistensi antibiotik.[1,2]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelvi Levani