Patofisiologi Vaginitis
Patofisiologi vaginitis dipengaruhi oleh flora normal vagina. Faktor yang dapat mengubah komposisi flora normal vagina misalnya umur, aktivitas seksual termasuk pelecehan seksual, status hormon, kebersihan vagina, status imunologi, dan penyakit kulit yang mendasari.[4,5]
Keseimbangan Mikroorganisme pada Vagina
Keseimbangaan mikroorganisme secara komplek dan rumit menjaga flora normal vagina. Beberapa mikroorganisme yang berperan penting adalah lactobacillus, corynebacterium, dan jamur.
Lactobacillus spp mendominasi flora vagina wanita sehat usia reproduksi, di mana organisme ini memetabolisme glikogen yang tergantung pada estrogen yang disimpan di epitel skuamosa. Glikogen dimetabolisme menjadi asam laktat, yang berkontribusi untuk menciptakan pH vagina normal sebesar < 4,5.
Selain itu, Lactobacillus spp bersama dengan sejumlah faktor lain memproduksi H2O2 yang bersama pH asam bertanggung jawab untuk memastikan jumlah bakteri lain di flora komensal vagina tetap di bawah ambang kritis.[4,5]
Perubahan Mikroorganisme pada Vagina
Menurut penelitian, kolonisasi Lactobacillus pada wanita sehat biasanya terdiri dari L. crispatus dan L. iners, yang lebih jarang ditemukan adalah L. jensenii dan L. gasseri. Asal-usul genetik dan geografis individu perempuan akan mempengaruhi jenis kolonisasi tersebut.[4,5]
pH Vagina Mempengaruhi Perubahan Mikroorganisme pada Vagina
pH normal vagina usia reproduktif adalah 4,0–4,5. Meningkatnya pH vagina normal dapat mengubah flora vagina, dan menyebabkan pertumbuhan mikroorganisme patogen. Faktor-faktor yang dapat mengubah lingkungan vagina termasuk produk-produk pembersih/pewangi vagina, kontrasepsi, obat-obatan vagina, antibiotik, penyakit menular seksual (PMS), hubungan seksual, dan stress.[4,6]
pH vagina normal wanita premenopause dan pascamenopause antara 3,8–4,2. Pada pH ini, pertumbuhan organisme patogen biasanya terhambat karena jumlah estrogen yang berkurang. Sehingga pada usia ini sering ditemukan vaginitis atrofi.[4-7]