Edukasi dan Promosi Kesehatan Vulvitis
Edukasi dan promosi kesehatan vulvitis dilakukan terkait sifat penyakit ini yang dapat dialami semua wanita pada berbagai usia. Edukasi dilakukan mengenai pentingnya menjaga kebersihan vulva dan langkah-langkah pencegahan vulvitis.
Edukasi Pasien
Edukasi pasien mengenai gejala-gejala vulvitis dan bahwa ada sebagian yang sifatnya asimtomatik. Edukasi pasien mengenai kebersihan vulva dan penatalaksanaan suportif yang perlu dilakukan selain menggunakan medikamentosa secara teratur.[5]
Jelaskan bahwa ada beberapa kasus vulvitis yang sifatnya kronis, sehingga pengobatannya pun panjang dan dapat terjadi kekambuhan. Pengobatan menggunakan kortikosteroid topikal dalam waktu panjang dapat memberikan efek samping berupa terjadinya atrofi kulit, pembentukan striae, dan infeksi jamur. Namun, kortikosteroid topikal merupakan pengobatan yang efektif dan aman untuk kasus vulvitis dermatitis dan lichen sclerosus.[5,18]
Pasien perlu diedukasi untuk melakukan kontrol sesuai jadwal, sehingga respons dan efek samping pengobatan dapat dipantau. Terutama untuk kasus vulvitis lichen sclerosus, apabila terjadi perubahan berupa terbentuknya ulkus, muncul benjolan, atau kulit vulva menebal dan keras, pasien perlu memeriksakan diri kembali karena adanya risiko perubahan menjadi malignansi, seperti karsinoma sel skuamosa.[18]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit vulvitis dapat dilakukan dengan perawatan area vulva, menjaga daerah tersebut tetap bersih, kering, terhindar dari zat iritan dan alergen.[4]
Berbagai langkah pencegahan vulvitis di bawah ini perlu dijelaskan pada pasien:
- Menghindari paparan iritan, seperti mandi busa, sabun mandi atau detergen pakaian yang mengandung alkohol atau pewangi, celana ketat atau celana dari bahan yang tidak breathable (misalnya bahan nylon), celana dalam atau tisu dengan bahan pewarna, tisu basah yang mengandung alkohol atau pewangi, pantyliner, dan pembalut
- Membersihkan area vulva dengan cara membasahi daerah tersebut dengan air hangat selama 10-15 menit per hari. Usap dengan sabun hipoalergenik dari arah depan ke belakang, bilas, kemudian biarkan kering atau gunakan tisu atau handuk bersih untuk mengeringkannya
- Menghentikan kebiasaan menggaruk daerah vulva
- Selalu membasuh area vulva dari arah depan ke belakang setelah berkemih
- Abstinensi seksual atau penggunaan kondom apabila pasangan menderita penyakit menular seksual[3,5,13]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja