Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Vulvitis general_alomedika 2023-07-26T10:01:53+07:00 2023-07-26T10:01:53+07:00
Vulvitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Vulvitis

Oleh :
dr.Saphira Evani
Share To Social Media:

Patofisiologi vulvitis tergantung dari penyebab yang mendasari, contohnya, reaksi alergi, infeksi, atau luka. Vulva merupakan pertahanan pertama untuk melindungi daerah genitalia dari infeksi. Area vulva dibatasi di bagian anterior oleh mons pubis, di bagian posterior oleh perineum, di bagian lateral oleh lipatan inguinal, dan di bagian medial oleh cincin hymen.[6]

Daerah vulva memiliki banyak kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan juga folikel rambut di beberapa area. Hal tersebut membuat vulva memiliki kondisi yang lebih lembab dan koloni bakteri lebih tinggi dibandingkan area kulit lainnya.

Daerah vulva juga lebih rentan mengalami gesekan dan oklusi. Interaksi antara perubahan hormon, paparan kontaminan, dan infeksi dapat mengubah keseimbangan bakteri normal vulva dan meningkatkan risiko peradangan di area tersebut.[1,6]

Vulvitis Akibat Dermatitis

Patofisiologi dermatitis kontak pada vulva sama dengan dermatitis kontak di bagian kulit lain. Pada dermatitis kontak iritan, vulvitis dapat timbul akibat paparan akut terhadap suatu iritan yang poten atau paparan kronis terhadap iritan yang ringan.

Dermatitis kontak alergi melibatkan reaksi hipersensitivitas tipe IV yang dapat terjadi pada orang yang sudah mengalami sensitisasi sebelumnya. Pasien yang menderita dermatitis atopik memiliki risiko mengalami vulvitis lebih tinggi karena fungsi skin barrier yang kurang dan lapisan epidermis vulva yang lebih tipis.[7,8]

Vulvitis Lichen Sclerosus

Patofisiologi vulvitis lichen sclerosus belum diketahui pasti, namun diduga berkaitan dengan penyakit autoimun, selain pengaruh faktor genetik dan lingkungan. Pada 74% pasien vulvitis lichen sklerosus ditemukan antibodi terhadap protein matriks ekstraselular 1.[9]

Vulvitis Sel Plasma

Vulvitis sel plasma disebut juga vulvitis Zoon atau vulvitis plasmaselular sirkumskripta memiliki patofisiologi yang juga belum diketahui pasti. Beberapa faktor yang diduga mencetuskan timbulnya vulvitis tersebut adalah perubahan hormon, autoimun, trauma, dan infeksi virus.[9-11]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. El-Menim SOA, Moursi HA, Sarhan AEM. Effect of educational program on vulvitis prevention among nursing students. American Journal of Nursing Science. 2018;7(6):254-267.
6. Barchino-Ortiz L, Suarez-Fernandez R, Lazaro-Ochaita P. Vulvar inflammatory dermatoses. Actas Dermosifiliogr. 2012;103(4):260-275.
7. Krapf JM. Vulvovaginitis. Medscape. 2022, https://emedicine.medscape.com/article/2188931-overview#a6
8. Sand FL, Thomsen SF. Skin disease of the vulva: eczematous diseases and contact urticaria. Journal of Obstetrics and Gynaecology. 2018;38(3):295-300.
9. Simonetta C, Burns EK, Guo MA. Vulvar dermatoses: A review and update. Mo Med. 2015;112(4):301-307.
10. Damiani L, de Quadros M, Posser V, Minotto R, Boff AL. Zoon vulvitis. An Bras Dermatol. 2017;92(5 Suppl 1):166-168.
11. Bharatia PR, Pradhan AM, Zawar VP. Plasma cell vulvitis. Indian J Sex Transm Dis AIDS. 2015;36(2):185-187.

Pendahuluan Vulvitis
Etiologi Vulvitis

Artikel Terkait

  • Pendekatan Diagnosis pada Kasus Pruritus Vulva
    Pendekatan Diagnosis pada Kasus Pruritus Vulva
Diskusi Terkait
dr. Aud Prima Pribadi
Dibalas 20 Oktober 2023, 07:56
Nyeri di kemaluan anak perempuan usia 3 tahun
Oleh: dr. Aud Prima Pribadi
5 Balasan
Alo Medika, izin konsul, anak perempuan, usia 3 tahun, demam 2 hari, mengeluh nyeri di area kemaluan, saat diceboki ibunya dia menghindar & rewel....
Anonymous
Dibalas 21 September 2023, 11:55
Terapi dermatitis vulva saat hamil
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Pasien sedang hamil, gatal pada vulvaTampak seperti lichen sclerosusPernah diterapi antifungal tidak membaikApakah clobetason topical dapat diberikan pada...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.