Prognosis Vulvitis
Secara umum, prognosis vulvitis dermatitis dan vulvitis infeksi memberikan respons pengobatan yang baik setelah beberapa hari pengobatan. Sekitar 2-5% kasus vulvitis lichen sclerosus dapat berubah menjadi karsinoma sel skuamosa.[7]
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi akibat vulvitis mencakup:
- Infeksi sekunder
- Vulvitis infeksi dapat menyebabkan infeksi organ reproduksi lainnya melalui vagina
- Vulvitis lichen sclerosus dapat menimbulkan komplikasi atrofi dan pembentukan jaringan parut pada vulva sehingga merusak struktur labia dan klitoris atau stenosis introitus vagina dan uretra.
- Disfungsi seksual akibat dispareunia
- Infertilitas[1,2,5,19]
Prognosis
Prognosis vulvitis lichen sclerosus pada anak belum jelas. Beberapa kasus mengalami resolusi saat pubertas, namun pada sebuah seri kasus sebanyak 75% pasien anak tetap mengalaminya atau rekuren setelah pubertas.[4]
Vulvitis infeksi Candida dapat terjadi berulang (rekuren) terutama pada wanita dengan diabetes mellitus atau yang mendapatkan terapi imunosupresan.[7,16]
Vulvitis lichen sclerosus merupakan penyakit yang bersifat kronis dan terapi yang tersedia tidak bersifat menyembuhkan, melainkan mengurangi gejala sehingga mengalami remisi. Pasien vulvitis lichen sclerosus memiliki risiko untuk mengalami perubahan lesi menjadi malignansi.[4,5]
Vulvitis sel plasma merupakan inflamasi kronis yang bersifat jinak. Belum pernah ada laporan perubahan vulvitis sel plasma menjadi malignansi. Namun ada beberapa kasus dengan gambaran histologi displasia sedang. Pasien dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ginekologi berkala untuk mengeksklusi keadaan yang berkaitan dengan malignansi seperti displasia atau infeksi human papilloma virus (HPV).[9]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja