Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Vulvitis general_alomedika 2023-07-26T10:16:57+07:00 2023-07-26T10:16:57+07:00
Vulvitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Vulvitis

Oleh :
dr.Saphira Evani
Share To Social Media:

Penatalaksanaan vulvitis meliputi modifikasi kebiasaan, menjaga kebersihan daerah vulva, serta pemberian medikamentosa sesuai dengan etiologinya.[3]

Medikamentosa

Kortikosteroid topikal merupakan medikamentosa utama yang diberikan pada kasus vulvitis dermatitis dan vulvitis lichen sclerosus. Jika vulvitis disebabkan oleh suatu infeksi maka perlu penambahan medikamentosa sesuai patogen penyebab infeksi. Pada vulvitis sel plasma, belum ada medikamentosa standar dan hasil pengobatan sangat bervariasi dengan medikamentosa yang ada.

Vulvitis Dermatitis

Pada kasus vulvitis dermatitis yang ringan, pemberian salep hydrocortisone  1% umumnya cukup untuk memperbaiki gejala klinis pasien. Kortikosteroid potensi sedang–tinggi dapat diberikan untuk durasi pemakaian yang singkat pada kasus vulvitis dermatitis yang lebih berat. Contoh obat yang dapat diberikan adalah salep betamethasone valerate 0,025%, mometasone furoate, atau methylprednisolone aceponate yang diberikan hingga gejala klinis membaik.

Setelah itu, perlu dilakukan tapering off dengan kortikosteroid potensi rendah, misalnya hydrocortisone 1%, sebelum akhirnya pengobatan dihentikan.[3,8,18]

Pengobatan dengan durasi yang lebih panjang dapat menggunakan salep tacrolimus atau krim pimecrolimus untuk mencegah atrofi kulit. Untuk mengurangi rasa gatal, pasien dapat diberikan antihistamin yang memiliki sifat sedasi untuk malam hari dan salep hydrocortisone 2,5% 2 kali sehari selama 1 minggu.[4,8]

Vulvitis Infeksi

Vulvitis infeksi akibat Candida dapat diterapi menggunakan antifungal topikal misalnya miconazole atau clotrimazole yang dioleskan 2 kali sehari selama 10-14 hari.

Pada kasus infeksi Candida kronis, terapi percobaan menggunakan antifungal oral misalnya itraconazole, fluconazole, atau ketoconazole yang diberikan 1 kali sehari hingga gejala klinis menghilang. Durasi pemberian antifungal oral tersebut bervariasi dari mingguan hingga bulanan, disesuaikan dengan toleransi pasien.[3,4]

Terapi vulvitis infeksi sama dengan terapi terhadap organisme etiologinya secara umum. Misalnya kasus vulvitis akibat Streptococcus beta hemolytic group A dapat diberikan obat oral golongan penicillin atau sefalosporin atau antibiotik yang sesuai selama 10 hari tergantung hasil kultur. Vulvitis oleh karena Enterobius dapat diberikan albendazol oral 200-400 mg dosis tunggal.[4]

Rasa gatal dapat diatasi dengan medikamentosa tambahan berupa salep hydrocortisone 1% selama beberapa hari.[3]

Vulvitis Lichen Sclerosus

Pemberian medikamentosa pada vulvitis lichen sclerosus bertujuan untuk meredakan gejala klinis dan mencegah progresi penyakit dan komplikasi.[3]

Lini Pertama:

Kasus ringan vulvitis lichen sclerosus dapat diberikan kortikosteroid topikal potensi rendah, misalnya salep hydrocortisone 2,5% setiap malam selama 6 minggu. Apabila terjadi perbaikan klinis, dosis dapat diturunkan menjadi hydrocortisone 1% selama 4-6 minggu. Setelah itu, pasien dapat menggunakan pelembab berbahan dasar petroleum atau berbahan dasar air yang tidak mengandung pewangi.[3,4,13]

Kasus berat vulvitis lichen sclerosus bisa diberikan kortikosteroid topikal dengan potensi lebih tinggi, pilihan utamanya adalah clobetasol propionate 0,05% yang diberikan 2 kali sehari selama 2 minggu.

Dosis pengobatan disesuaikan dengan keparahan lesi kulit. Dosis kemudian diturunkan hingga 1 kali seminggu sesuai dengan respons pengobatan. Terapi dengan kortikosteroid topikal potensi sedang-tinggi, dilanjutkan dengan kortikosteroid topikal potensi rendah digunakan untuk terapi rumatan.[4,6,13]

Lini Kedua:

Terapi lini kedua yang dapat diberikan adalah inhibitor calcineurin topikal (tacrolimus, pimecrolimus). Beberapa medikamentosa lain yang digunakan dalam terapi vulvitis lichen sclerosus adalah retinoid topikal, analog vitamin D, transient receptor potential cation channel subfamily M (melastatin) topikal (icilin), dan oxatomide topikal.

Injeksi intralesi plakat hipertrofi dengan triamcinolone acetonide 20 mg sebanyak 1 kali sebulan selama 3 bulan dapat menjadi terapi tambahan selain pemberian medikamentosa topikal.[5,6]

Terapi Hormon:

Terapi hormonal berupa estrogen dapat diberikan sebagai terapi tambahan pada pasien vulvitis lichen sclerosus usia pasca menopause. Pemberian estrogen dapat mengurangi gejala atrofi kulit. Testosteron dan progesteron topikal dapat mengurangi inflamasi dan memicu terjadinya remisi.[5]

Terapi Sistemik:

Medikamentosa sistemik dipertimbangkan untuk kasus berat vulvitis lichen sclerosus. Beberapa obat yang digunakan antara lain retinoid, hydroxycarbamide, siklosporin, cycloferon, dan hydroxychloroquine.[5]

Vulvitis Sel Plasma

Belum ada medikamentosa baku yang terbukti efektif untuk terapi vulvitis sel plasma. Kebanyakan laporan kasus menggunakan kortikosteroid topikal potensi rendah-tinggi dan inhibitor kalsineurin dengan hasil pengobatan yang bervariasi.

Terapi lain yang digunakan adalah krim estrogen, kombinasi asam fusidat, etretinate, imunomodulator topikal, antifungal, antibiotik, interferon, laser, cryotherapy, dan bedah eksisi.[9,15]

Fototerapi dan Terapi Laser

Fototerapi dengan ultraviolet A1 atau terapi fotodinamik dengan photosensitizer pernah digunakan untuk kasus vulvitis lichen sclerosus dan memberikan perbaikan gejala klinis, terutama rasa gatal dan nyeri.

Terapi laser menggunakan laser karbon dioksida tissue-vaporizing atau laser nonablasi juga dapat mengurangi gejala klinis vulvitis lichen sclerosus.[5]

Pembedahan

Pembedahan eksisi dilakukan untuk kasus vulvitis lichen sclerosus apabila respons terhadap medikamentosa buruk, timbul komplikasi stenosis vagina, dan untuk mencegah terbentuknya karsinoma invasif pada vulva.[5]

Terapi Suportif

Terapi suportif untuk vulvitis dermatitis yang utama adalah menghindari iritan atau alergen sesuai dengan hasil tes alergi. Pasien dapat dianjurkan melakukan sitz bath 1-2 kali sehari menggunakan 2 sendok baking soda yang dicampurkan ke dalam bak air, lalu duduk berendam selama 20 menit.[4]

Modifikasi kebiasaan dan perbaikan higienitas daerah vulva merupakan bagian dari penatalaksanaan vulvitis. Pasien dianjurkan untuk mengganti sabun dan pelembab yang digunakan di daerah vulva.[5]

Rujukan

Rujukan ke dokter spesialis kulit dan kelamin atau dokter spesialis kandungan diperlukan apabila tidak ada perbaikan terhadap pengobatan kortikosteroid topikal yang diberikan. Pemeriksaan dan penanganan vulvitis dapat bersifat multidisiplin melibatkan bagian dermatovenerologi, ginekologi, urologi, dan patologi anatomi.[6,19]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

3. Fischer G. Treatment of vaginitis and vulvitis. Australian Prescriber. 2001;24(3):59-61.
4. Hoffman BL, Schorge JO, Halvorson LM, Hamid CA, Corton MM, Schaffer JI. Williams Gynecology 4th Ed. New York: McGraw-Hill Education; 2020.
5. Nair PA. Vulvar lichen sclerosus et atrophicus. J Midlife Health. 2017;8(2):55-62.
6. Barchino-Ortiz L, Suarez-Fernandez R, Lazaro-Ochaita P. Vulvar inflammatory dermatoses. Actas Dermosifiliogr. 2012;103(4):260-275.
8. Sand FL, Thomsen SF. Skin disease of the vulva: eczematous diseases and contact urticaria. Journal of Obstetrics and Gynaecology. 2018;38(3):295-300.
9. Simonetta C, Burns EK, Guo MA. Vulvar dermatoses: A review and update. Mo Med. 2015;112(4):301-307.
13. Brander EPA, McQuillan SK. Prepubertal vulvovaginitis. CMAJ. 2018;190(26):E800.
15. Virgili A, Borghi A, Minghetti S, Corazza M. Comparative study on topical immunomodulatory and anti-inflammatory treatments for plasma cell vulvitis: long-term efficacy and safety. JEADV. 2015;29:507-514.
18. van der Meijden WI, Boffa MJ, ter Harmsel WA, Kirtschig G, Lewis FM, Moyal-Barracco M. 2016 European guideline for the management of vulval conditions. J Eur Acad Dermatol Venereol. 2017;31(6):925-941.
19. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. http://www.idionline.org/wp-content/uploads/2015/01/Buku-Panduan-Praktik-Klinis-Bagi-Dokter-di-Fasilitas-Pelayanan-Kesehatan-Primer.edit-min.pdf

Diagnosis Vulvitis
Prognosis Vulvitis

Artikel Terkait

  • Pendekatan Diagnosis pada Kasus Pruritus Vulva
    Pendekatan Diagnosis pada Kasus Pruritus Vulva
Diskusi Terkait
dr. Aud Prima Pribadi
Dibalas 20 Oktober 2023, 07:56
Nyeri di kemaluan anak perempuan usia 3 tahun
Oleh: dr. Aud Prima Pribadi
5 Balasan
Alo Medika, izin konsul, anak perempuan, usia 3 tahun, demam 2 hari, mengeluh nyeri di area kemaluan, saat diceboki ibunya dia menghindar & rewel....
Anonymous
Dibalas 21 September 2023, 11:55
Terapi dermatitis vulva saat hamil
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Pasien sedang hamil, gatal pada vulvaTampak seperti lichen sclerosusPernah diterapi antifungal tidak membaikApakah clobetason topical dapat diberikan pada...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.