Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Ablatio Retina general_alomedika 2023-01-19T08:51:50+07:00 2023-01-19T08:51:50+07:00
Ablatio Retina
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Ablatio Retina

Oleh :
dr.Saphira Evani
Share To Social Media:

Patofisiologi ablatio retina (retinal detachment) adalah terjadinya pemisahan antara lapisan neurosensori retina dengan lapisan terluarnya, yakni lapisan epitel pigmen retina dan juga koroid.  Ruangan potensial terisi cairan pada kasus ablatio retina ini disebut subretina.[4,6]

Koroid adalah lapisan kaya pembuluh darah antara retina dan sklera, yang bertanggung jawab memberikan asupan nutrisi dan oksigen ke lapisan retina outer segment fotoreseptor. Terpisahnya lapisan neurosensori dengan lapisan epitel pigmen menyebabkan sirkulasi nutrisi ke retina terganggu.

Retina merupakan lapisan tipis yang terdiri dari jaringan saraf (fotoreseptor) yang berperan penting dalam proses penglihatan. Retina melapisi permukaan dalam 2/3 bagian posterior bola mata dan berakhir secara sirkumferensial di bagian anterior  ora serata.

Retina terdiri dari 10 lapisan, dengan lapisan terluar yakni lapisan epitel pigmen retina dan lapisan bagian yang dalam terdiri dari lapisan-lapisan sel neurosensori. Lapisan epitel pigmen retina melekat pada koroid.[4,6]

Pada daerah makula yang tidak memiliki cabang pembuluh darah dari retina dan tergantung sepenuhnya pada pembuluh darah koroid, ablatio yang terjadi akan menyebabkan penurunan tajam penglihatan yang drastis, dan dapat menyebabkan kerusakan permanen pada fotoreseptor (sel batang dan kerucut).

Sedangkan gangguan metabolisme pada lapisan neurosensori selain makula, apabila berlangsung lama, juga dapat menyebabkan kerusakan fotoreseptor yang permanen dan tidak bisa diperbaiki, walaupun tindakan pembedahan sudah memperbaiki letak lapisan tersebut secara anatomi.[4,6]

Ablatio retina terjadi melalui 3 mekanisme, yang membedakan ablatio retina menjadi tipe regmatogen, traksional, dan eksudatif.[4,6]

Ablatio Retina Regmatogen

Pada ablatio retina regmatogen terjadi break (robekan) atau hole (lubang) pada lapisan retina neurosensori. Akibatnya cairan dari vitreous masuk melalui robekan tersebut dan mengumpul di ruang subretina, sehingga menyebabkan lapisan tersebut terpisah dengan lapisan epitel pigmen retina. Ablatio retina rhegma ini paling banyak ditemukan.[4,6]

Ablatio Retina Traksional

Ablatio retina traksional terjadi karena suatu proses pembentukan membran fibrosa pembuluh darah pada permukaan retina, atau pembentukan jaringan parut yang menyebabkan penarikan retina ke arah vitreous.[4,5]

Ablatio Retina Eksudatif/Serosa

Mekanisme terjadinya ablatio retina adalah akumulasi cairan akumulasi cairan di ruangan subretina, cairan bisa berupa eksudat, serosa, ataupun darah/hemoragik), sehingga terjadi pemisahan lapisan epitel pigmen retina dengan lapisan retina neurosensori tanpa terjadi break di retina. Ablatio retina eksudatif dapat terjadi akibat kelainan vaskulitis, hipertensi berat, oklusi vena sentral, uveitis, neoplasma, atau idiopatik.[2,4]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

2. Gariano RF, Kim CH. Evaluation and management of suspected retinal detachment. Am Fam Physician. 2004;69(7):1691-1699. https://www.aafp.org/afp/2004/0401/p1691.html
4. Pandya HK. Retinal detachment. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/798501-overview#showall
5. Wu L. Tractional retinal detachment. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/1224891-overview#a3
6. Jalali S. Retinal detachment. Community Eye Health. 2003;16(46):25-26. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1705859/

Pendahuluan Ablatio Retina
Etiologi Ablatio Retina

Artikel Terkait

  • Red Flag Penglihatan Kabur
    Red Flag Penglihatan Kabur
  • Membedakan Penyebab Emergensi dan Nonemergensi dari Flashes dan Floaters
    Membedakan Penyebab Emergensi dan Nonemergensi dari Flashes dan Floaters
  • Point-of-Care Ultrasonography untuk Diagnosis Ablatio Retina
    Point-of-Care Ultrasonography untuk Diagnosis Ablatio Retina
  • Mata Buram Sebelah Secara Mendadak
    Mata Buram Sebelah Secara Mendadak
  • Manfaat Vitrektomi Dini untuk Perdarahan Vitreus
    Manfaat Vitrektomi Dini untuk Perdarahan Vitreus

Lebih Lanjut

Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas kemarin, 18:49
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.