Epidemiologi Ablatio Retina
Epidemiologi ablatio retina atau retinal detachment yang paling sering ditemukan adalah tipe ablatio retina regmatogen, di mana insidensinya di dunia adalah 1 per 10.000 orang, per tahun. Sekitar 15% dari pasien ablatio retina unilateral akan mengalami ablatio retina pada mata satunya di kemudian hari.[4,8]
Global
Secara global insidensi ablatio retina regmatogen adalah 1 per 10.000 orang per tahun. Ablatio retina lebih sering ditemukan pada kelompok usia 40-70 tahun. Ablatio retina akibat penyebab trauma lebih sering ditemukan pada pasien usia 25–45 tahun.
Secara epidemiologi, ablatio retina ditemukan sama banyak di perempuan maupun laki-laki. Tidak ada kecenderungan ras tertentu yang mengalami ablatio retina. Ablatio retina pada usia anak-anak hanya 0,5-8% dari keseluruhan kasus ablatio retina.[4,7,8]
Data epidemiologi menunjukkan faktor penyebab yang berkaitan dengan ablatio retina adalah myopia, afakia, pseudofakia (operasi katarak dengan pemasangan implan lensa intraokular), dan cedera mata.[4]
Indonesia
Belum ada data epidemiologi nasional mengenai ablatio retina di Indonesia.
Mortalitas
Ablatio retina tidak menyebabkan mortalitas secara langsung. Pada pasien-pasien yang mengalami ablatio retina unilateral, sekitar 15% mengalami ablatio retina mata sisi kontralateral di kemudian hari. Mortalitas dilaporkan tinggi pada kondisi ablatio retina traksional, terutama yang berkaitan dengan gagal ginjal.[4,5]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri