Pendahuluan Cedera Mata
Cedera mata atau trauma mata adalah kerusakan jaringan mata, akibat adanya benda tajam, benturan benda tumpul, atau zat kimia yang mengenai mata. Cedera mata atau trauma mata merupakan kasus yang paling sering ditemukan di Instalasi Gawat Darurat dan seringkali menyebabkan kehilangan penglihatan unilateral.[17]
Cedera mata bisa menyebabkan beragam gejala, mulai dari mata merah, mata perih atau sakit, penglihatan kabur, hingga perdarahan pada mata. Cedera mata yang tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan gangguan penglihatan permanen.[10,19]
Cedera mata dapat disebabkan oleh trauma mekanik dan trauma non mekanik. Trauma mekanik terdiri dari trauma akibat benda tumpul, trauma penetrasi dan benda asing pada bola mata.Trauma mekanik dapat menyebabkan terjadinya cedera mata terbuka (open globe injury), cedera mata tertutup (closed globe injury), dan cedera periokular.[11,17,38]
Trauma non mekanik terdiri dari trauma kimia, trauma radiasi, dan trauma termal. Trauma kimia dapat disebabkan oleh zat asam ataupun basa. Trauma kimia dapat menyebabkan kerusakan lapisan-lapisan kornea dan iskemi pada bagian tepi limbus, dari ringan, sampai bentuk yang paling berat, yaitu cooked fish eye.[16]
Pada trauma asam, molekul hidrogen pada larutan asam dapat merusak permukaan bola mata dengan mengubah pH, sementara anionnya merusak dengan cara denaturasi, presipitasi dan koagulasi protein. Trauma asam dapat membentuk neovaskularisasi pada kornea.[16]
Larutan basa atau alkali dapat menyebabkan kerusakan kornea karena perubahan pH (>7), ulserasi, proteolisis, dan sintesis kolagen. Trauma termal terjadi akibat sentuhan dengan permukaan benda yang menghasilkan suhu panas (pajanan suhu tinggi matahari, listrik, air). Trauma radiasi biasanya sering ditemukan pada pekerja yang banyak terkena sinar ultraviolet (pekerja las).[16]
Cedera mata merupakan salah satu kegawatdaruratan, dimana pemeriksaan hemodinamik diutamakan, setelah itu anamnesis dan pemeriksaan fisik mata dengan inspeksi bentuk struktural pada kedua mata, ketajaman visus, dan beberapa pemeriksaan penunjang lainnya untuk melihat adanya kelainan struktural. Pemeriksaan CT scan merupakan gold standard pada cedera mata.[1]
Penatalaksanaan cedera mata diawali dengan identifikasi adanya cedera yang mengancam nyawa serta stabilisasi hemodinamik, penatalaksanaan cedera mata dilakukan setelahnya. Tatalaksana mata dilakukan menurut jenis dan manifestasi klinis yang ditimbulkan akibat trauma mekanik maupun kimia pada mata. Pada keadaan tertentu, seperti hifema traumatik, tirah baring dan elevasi kepala 30 derajat diperlukan untuk mengurangi perdarahan.[5,6,39]
Penatalaksanaan medikamentosa pada cedera mata meliputi pemberian antibiotik, analgetik, antiemetik, dan penatalaksanaan manifestasi klinis sekunder, seperti glaukoma. Pada cedera mata, dapat dilakukan ekstraksi benda asing dan debridemen jaringan nekrotik pada mata yang mengalami cedera.[5,6,39]
Faktor prognosis yang menentukan keberhasilan terapi pada cedera mata, antara lain ketajaman visus saat datang, derajat manifestasi klinis, serta adanya keterlibatan bagian posterior mata akibat cedera mata.[5,6]