Etiologi Cedera Mata
Etiologi cedera mata atau trauma mata dibagi menjadi trauma mekanik maupun non mekanik yang mengenai mata dan menyebabkan gangguan struktural serta fungsional mata. Trauma akibat mekanik biasanya disebabkan karena trauma tumpul maupun penetrasi, sedangkan trauma non mekanik biasanya disebabkan oleh bahan kimia.
Etiologi
Etiologi cedera mata meliputi berbagai jenis trauma yang dapat menyebabkan gangguan struktural dan fungsional mata. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, etiologi cedera mata dibagi menjadi trauma mekanik dan non mekanik.
Trauma Mekanik
Trauma Mekanik pada cedera mata meliputi trauma akibat benda tumpul dan benda tajam.
Trauma akibat Benda Tumpul:
Trauma akibat benda tumpul antara lain meliputi, hantaman benda, seperti bola, dan pukulan keras yang mengenai mata. Trauma tumpul dapat menyebabkan kerusakan pada bagian dalam mata. Ruptur bola mata, hematoma retrobulbar, perdarahan subkonjungtiva, dan dislokasi lensa adalah manifestasi klinis yang sering muncul. Gejala khas ruptur bola mata, antara lain kelainan bentuk mata, nyeri, dan kehilangan penglihatan.[11]
Trauma akibat Benda Tajam atau Trauma Tembus:
Trauma tembus pada mata dapat berupa trauma akibat benda tajam, seperti peralatan rumah tangga seperti pisau, gunting, dan jarum, yang menembus mata. Selain benda tajam, dapat juga disebabkan oleh senjata api, materi logam, dan benda lain berkecepatan tinggi yang membentuk tubrukan berenergi tinggi pada bola mata.[6,11]
Trauma Non Mekanik
Trauma non mekanik yang dimaksud pada cedera mata adalah trauma akibat substansi kimia yang mengenai mata. Substansi kimia menyebabkan trauma pada mata digolongkan menjadi 2 kelompok, yaitu trauma akibat larutan basa (Alkali) dan larutan asam.[4]
Trauma Basa (Alkali):
Larutan basa (Alkali) yang sering ditemukan pada cedera mata, antara lain ammonia (NH3), natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida (KOH), magnesium hidroksida (Mg(OH)2), dan kalsium hidroksida (Ca(OH)2). Ammonia (NH3) sering ditemukan pada bahan pembersih rumah tangga, zat pendingin, dan pupuk.[4]
Larutan alkali lainnya, seperti natrium hidroksida (NaOH) sering ditemukan pada pembersih pipa. Kalium hidroksida (KOH), sering ditemukan pada sabun dan detergen. Kalsium hidroksida (Ca(OH)2) sering ditemukan pada perekat, mortar, semen, dan kapur. Trauma kimia yang paling sering ditemukan di rumah tangga disebabkan oleh desinfektan dan larutan pembersih.[4,8]
Trauma Asam:
Larutan asam yang sering ditemukan pada cedera kimia mata, antara lain asam sulfat (H2SO4), asam sulfit (H2SO3), hidrogen fluorida atau asam flourida (HF), asam asetat (CH3COOH), dan asam klorida (HCl) 31-38%. Asam sulfat (H2SO4) sering ditemukan pada aki mobil dan bahan pembersih (deterjen, pembersih toilet, pembasmi serangga). Asam sulfit (H2SO3) sering ditemukan pada pengawet sayur dan buah, pemutih pakaian dan sepatu, pendingin (refrigerant).[3]
Hidrogen fluorida atau asam florida (HF) memberikan efek yang mirip dengan trauma alkali dan sering ditemukan pada pembersih karat, pengilat aluminium, dan penggosok kaca. Asam asetat (CH3COOH) sering ditemukan pada cuka, sedangkan asam klorida (HCl) dengan konsentrasi 31-38% sering ditemukan pada zat pembersih noda keramik, zat pengontrol pH di kolam renang dan pengawet baja.[3]
Faktor Risiko
Faktor risiko yang paling berperan dalam terjadinya cedera atau trauma mata adalah lingkungan pekerjaan, karena trauma mata lebih sering terjadi pada pekerja outdoor, seperti buruh, petani, nelayan, tukang las, dibandingkan pekerja indoor, seperti ibu rumah tangga, guru, pelajar dan lain-lain.
Menurut jenis pekerjaanya, yang paling berisiko mengalami trauma tembus adalah pegawai industri logam, pekerja pertanian misalnya karena tusukan duri ranting. Berdasarkan jenis kelamin, trauma mata lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan.[11]