Penatalaksanaan Degenerasi Makula
Penatalaksanaan degenerasi makula dibedakan tergantung progresivitas gejala, di mana penatalaksanaan degenerasi makula tahap awal adalah modifikasi faktor risiko dan pemeriksaan mata berkala setiap 6-24 bulan. Pasien dengan degenerasi makula intermediate atau lanjut diberikan suplemen antioksidan dan mineral untuk mengurangi progresivitas.
Penatalaksanaan lini pertama neovaskularisasi pada degenerasi makula eksudatif yang paling efektif adalah dengan injeksi anti vascular endothelial growth factor (VEGF) intravitreal.
Selain injeksi anti-VEGF, neovaskularisasi juga dapat diatasi dengan terapi laser fotokoagulasi. Pasien dengan degenerasi makula tahap lanjut memerlukan rehabilitasi penglihatan dan alat bantu low vision.[1,2]
Suplemen
Pada pasien dengan degenerasi makula intermediate atau lanjut, dapat mulai diberikan suplemen antioksidan dan mineral untuk mengurangi progresivitas gejala. Suplemen yang digunakan dalam penatalaksanaan degenerasi makula adalah suplementasi vitamin antioksidan dan mineral. Dosis harian yang direkomendasikan oleh Age Related Eye Disease Study-2 (AREDS2) adalah sebagai berikut :
- Vitamin C 500 mg
- Vitamin E 400 IU
- Zinc oxide 80 mg
- Tembaga atau cupric oxide 2 mg
Lutein 10 mg
- Zeaxanthin 2 mg[18]
Pada AREDS sebelumnya dianjurkan pemberian beta karoten (vitamin A), namun dari hasil AREDS2 didapatkan insidensi kanker paru yang meningkat pada mantan perokok yang diberikan beta karoten.
Penurunan risiko degenerasi makula lanjut terjadi pada kelompok yang diberikan lutein/zeaxanthin dibandingkan kelompok yang diberikan beta karoten.[1]
Terapi Neovaskularisasi pada Degenerasi Makula
Terapi neovaskularisasi pada degenerasi makula dilakukan melalui tindakan injeksi anti-vascular endothelial growth factor (VEGF), fotokoagulasi makula, dan terapi fotodinamik verteporfin. Dewasa ini, injeksi anti-VEGF merupakan terapi standar untuk neovaskularisasi degenerasi makula.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa injeksi anti-VEGF unilateral memberikan efek terapeutik pada kedua mata. Anti-VEGF yang diakui oleh FDA untuk terapi degenerasi makula adalah ranibizumab dan aflibercept. Brolucizumab juga telah disetujui untuk terapi degenerasi makula wet. Sementara itu, bevacizumab adalah anti-VEGF off label yang juga sering digunakan dan memiliki efektivitas dan keamanan yang sepadan dengan ranibizumab dan aflibercept.[1,19,20]
Pembedahan
Pembedahan submakula berupaya untuk melakukan translokasi makula melalui tindakan vitrektomi dan retinotomi atau vitrektomi dan sclerochoroidal foreshortening.
Translokasi makula bertujuan memindahkan makula ke bagian epitel pigmen retina yang sehat. Pada beberapa penelitian didapatkan perbaikan tajam penglihatan yang signifikan selama 1-5 tahun pasca tindakan. Tindakan pembedahan tersebut masih jarang sekali dilakukan dan tidak mencegah progresivitas penyakit.[1,21]
Perdarahan submakula yang terjadi di degenerasi makula dapat ditangani dengan pneumatic displacement dan injeksi gas intraokuler atau kombinasi vitrektomi, retinotomi, dan injeksi tissue plasminogen activator subretina untuk perdarahan submakula yang lebih luas.
Jenis pembedahan yang dilakukan dapat berbeda-beda tiap pasien, namun bertujuan untuk membuang membran neovaskular, sisa darah, dan jaringan parut.[1,13]
Rehabilitasi Penglihatan
Rehabilitasi penglihatan diberikan pada pasien-pasien yang mengalami kebutaan permanen atau gangguan penglihatan sentral akibat degenerasi makula. Gangguan penglihatan sentral ini bisa disertai dengan gangguan kontras warna, diplopia, dan kesulitan fiksasi objek. Gangguan penglihatan ini akan menimbulkan disabilitas pada pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari, pekerjaan, interaksi sosial yang berujung pada penurunan kualitas hidup pasien.[14]
Rehabilitasi penglihatan bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup pasien dengan mengoptimalkan kemampuan penglihatan yang tersisa. Pasien dapat diberikan alat bantu penglihatan low vision, koreksi refraksi low vision, menggunakan ukuran tulisan yang besar, penggunaan pencahayaan dan filter warna khusus, dan melatih postur pasien untuk memanfaatkan penglihatan perifer.[14]
Tabel 2. Rekomendasi Penatalaksanaan dan Follow-up Pasien Degenerasi Makula
Tipe Degenerasi Makula | Rekomendasi Terapi | Diagnosis yang Merupakan Syarat Terapi | Interval Pemeriksaan | Jenis Pemeriksaan |
Degenerasi Makula non-neovaskularisasi | Observasi | Degenerasi makula awal atau AREDS kategori 2 | Pemeriksaan ulang dalam jangka waktu 6-24 bulan bila asimtomatik atau pemeriksaan ulang bila ada gejala baru sugestif CNV | Foto fundus, FFA, OCT, OCT-A |
Degenerasi makula tahap lanjut dengan atrofi geografi subfovea atau jaringan parut disciform | ||||
Vitamin antioksidan dan suplementasi mineral sesuai AREDS dan AREDS2 | Degenerasi makula intermediate atau AREDS kategori 3 | Pemeriksaan ulang dalam jangka waktu 6-18 bulan bila asimtomatik atau pemeriksaan ulang bila muncul gejala baru sugestif CNV | Pemantauan tajam penglihatan dekat, yakni dengan Amsler grid, kartu baca dekat, juga pemeriksaan foto fundus, FFA, OCT | |
Degenerasi makula tahap lanjut pada salah satu mata atau AREDS kategori 4 | ||||
Degenerasi makula neovaskularisasi | Injeksi Aflibercept 2 mg intravitreal | CNV makula | Edukasi pasien mengenai gejala endoftalmitis: nyeri mata, mata merah, penglihatan kabur, fotopsia, dan floater yang bertambah banyak
Pemeriksaan ulang setelah 4 minggu pasca terapi, terapi maintenance setiap 4-8 minggu atau sesuai preferensi dokter spesialis mata
Pemantauan tajam penglihatan dekat (Amsler grid, kartu baca dekat) | |
Injeksi Ranibizumab 0,5 mg intravitreal | CNV makula | |||
Injeksi Bevacizumab 1,25 mg intravitreal + edukasi pasien mengenai kategori obat ini off-label | CNV makula | |||
Terapi fotodinamik dengan verteporfin | CNV makula baru atau rekuren dengan komponen klasik >50% lesi dan diameter lesi ≤5.400 µm, CNV occult dengan tajam penglihatan <20/50 atau CNV dengan ukuran <4 MPS area diskus dengan tajam penglihatan >20/50, CNV juxtafovea | Pemeriksaan ulang setiap 3 bulan, terapi ulang apabila diperlukan, pemantauan tajam penglihatan dekat | ||
Fotokoagulasi laser termal | CNV klasik ekstrafovea baru atau rekuren, CNV juxtapapilar | Pemeriksaan ulang dengan FFA 2–4 minggu setelah terapi dan 4–6 minggu kemudian tergantung hasil saat pemeriksaan ulang, terapi ulang apabila diperlukan, pemantauan tajam penglihatan dekat |
Sumber: dr. Saphira Evani, Alomedika, 2022
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri